Selasa, 27 September 2016
Bacaan
Alkitab: 1 Timotius 5:11-15
Karena itu aku mau supaya janda-janda yang muda kawin lagi, beroleh anak,
memimpin rumah tangganya dan jangan memberi alasan kepada lawan untuk
memburuk-burukkan nama kita. (1 Tim 5:11-15)
Menyikapi Janda Muda dalam Gereja menurut Alkitab
Apa yang kita pikirkan ketika kita
mendengar istilah “Janda Muda”? Meskipun istilah itu sebenarnya istilah yang
“netral”, tetapi mungkin bagi sebagian masyarakat Indonesia yang mendengarnya
akan berpikiran negatif. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kata “janda”
dapat diartikan sebagai “wanita yang tidak bersuami lagi karena bercerai
ataupun karena ditinggal mati suaminya”. Jadi seorang wanita dapat disebut
janda jika suaminya telah meninggal atau jika sudah bercerai dengan suaminya.
Kata “muda” merujuk pada proses terjadinya proses penjandaan yang terjadi di
usia yang cukup muda (biasanya di bawah 40 tahun, atau di bawah 30 tahun).
Tentu ada sejumlah alasan mengapa seorang wanita menjadi janda. Bisa jadi
suaminya telah meninggal terlebih dahulu sehingga menjadi janda, atau karena
wanita itu kurang hati-hati ketika memilih suami, sehingga pernikahannya tidak
bahagia dan akhirnya mereka bercerai (walau tidak jelas juga siapa yang
menceraikan dan alasan perceraiannya apa).
Dalam kekristenan yang benar, tidak ada
kata cerai. Oleh karena itu ketika Paulus menulis surat 1 Timotius, definisi
janda ini tidak berlaku bagi mereka yang telah menikah dalam posisi telah
menjadi orang Kristen. Janda di sini adalah para wanita yang memang ditinggal
mati suaminya atau para wanita yang diceraikan suaminya sebelum mereka mengenal
kebenaran Injil. Dalam konteks inilah, jemaat Tuhan diminta untuk memperhatikan
para janda, tetapi Paulus menegaskan bahwa janda-janda muda harus ditolak dari
daftar, karena mereka masih sangat mungkin untuk ingin kawin kembali (ay. 11).
Padahal pada masa itu janda mendapatkan semacam perhatian dan “santunan” dari
jemaat mengingat ia tidak memiliki suami. Diharapkan dengan mendapatkan
perhatian dan santunan tersebut, para janda dapat lebih giat lagi melayani
dalam pekerjaan Tuhan.
Namun janda-janda yang lebih muda yang
ingin kawin lagi, itu sama saja memungkiri kesetiaan awal kepada Tuhan, karena
bisa jadi mereka menikah dengan orang non Kristen, yang artinya sama saja
mengkhianati Tuhan (ay. 12). Hal ini cukup mengkhawatirkan Paulus karena dapat
merusak iman orang Kristen lainnya. Janda-janda muda ini juga ternyata cukup
sering keluar masuk rumah orang, bermalas-malasan, bahkan mencampuri soal orang
lain (ay. 13). Adalah sangat berbahaya jika janda muda ini bertemu dengan
pemuda yang masih polos, yang masih belum mengerti apa-apa sementara janda muda
ini sudah pernah merasakan kenikmatan hubungan seksual (apalagi mereka yang
menjadi janda karena diceraikan). Akibatnya, cukup banyak pemuda-pemuda yang
polos yang akhirnya tergoda oleh rayuan janda muda.
Oleh karena itu, nasehat Paulus
sangatlah singkat namun jelas, yaitu agar para janda muda menikah kembali,
beroleh anak, memimpin rumah tangganya, sehingga tidak ada alasan untuk menjelek-jelekkan
orang Kristen dan nama Kristus (ay. 14). Sekilas sepertinya mudah, tetapi
urutan ini sering terlewati. Tidak jarang janda-janda muda justru tidak menikah
lalu beroleh anak, tetapi beroleh anak (baca: hamil duluan) baru menikah.
Janda-janda muda seperti ini adalah mereka yang tidak dapat mengendalikan nafsu
seksual mereka, sehingga bukannya justru menjaga nama Tuhan dipermalukan,
merekalah yang orang-orang yang justru mempermalukan nama Tuhan. Ini disamakan
Paulus sebagai janda-janda yang mengikut iblis (ay. 15).
Karena masalah janda sangatlah
sensitif, maka Paulus pun mengatur dengan begitu jelas mengenai sikap terhadap
janda-janda yang ada di dalam jemaat. Khusus untuk janda muda, pendeta dan
gereja harus mendorong mereka untuk menikah lagi, tentu dengan cara dan urutan
yang benar. Jika tidak, maka itu sama saja dengan menanam bom waktu yang suatu
saat akan meledak. Para pendeta dan gembala sidang harus peka terhadap hal ini.
Firman Tuhan sudah memberi panduan dengan jelas, tinggal apakah para pendeta,
gembala, dan pemimpin jemaat mau melakukan Firman Tuhan ini atau tidak. Arahkan
janda-janda muda ke jalan yang benar, jika tidak, maka pasti akan muncul
masalah baru yang lebih besar.
Bacaan
Alkitab: 1 Timotius 5:11-15
5:11 Tolaklah pendaftaran janda-janda
yang lebih muda. Karena apabila mereka sekali digairahkan oleh keberahian yang
menceraikan mereka dari Kristus, mereka itu ingin kawin
5:12 dan dengan memungkiri kesetiaan
mereka yang semula kepada-Nya, mereka mendatangkan hukuman atas dirinya.
5:13 Lagipula dengan keluar masuk rumah
orang, mereka membiasakan diri bermalas-malas dan bukan hanya bermalas-malas
saja, tetapi juga meleter dan mencampuri soal orang lain dan mengatakan hal-hal
yang tidak pantas.
5:14 Karena itu aku mau supaya janda-janda
yang muda kawin lagi, beroleh anak, memimpin rumah tangganya dan jangan memberi
alasan kepada lawan untuk memburuk-burukkan nama kita.
5:15 Karena beberapa janda telah
tersesat mengikut Iblis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.