Jumat, 30 September 2016

Mengajar Rakyat Supaya Cerdas



Jumat, 30 September 2016
Bacaan Alkitab: 2 Tawarikh 17:7-9
Mereka memberikan pelajaran di Yehuda dengan membawa kitab Taurat TUHAN. Mereka mengelilingi semua kota di Yehuda sambil mengajar rakyat. (2 Taw 17:9)


Mengajar Rakyat Supaya Cerdas


Jika kita melihat kehidupan gereja ratusan bahkan hingga sekitar seribu tahun yang lalu, kita akan melihat bahwa gereja pernah terjebak pada suatu kebijakan atau pengambilan keputusan yang salah. Gereja yang seharusnya menjadi pembawa terang, justru telah membawa dunia ini ke masa atau zaman kegelapan. Sejarah pun mencatat hal ini, yaitu ketika hampir seluruh Eropa telah mendengar Injil dan telah memeluk agama Kristen, namun justru kehidupan masyarakat (termasuk jemaat) turun ke salah satu titik terendah sepanjang masa.

Pada masa itu, kehidupan masyarakat begitu bobrok, kejahatan terjadi di mana-mana, penyakit dan kekerasan pun sudah menjadi makanan sehari-hari. Sementara gereja tetap berdiri dan ibadah tetap dilaksanakan walau hanya merupakan formalitas semata. Pada masa itu ada salah satu kesalahan gereja, yaitu ketika gereja memisahkan dengan tegas jabatan imam dengan jemaat awam. Pada masa itu, yang boleh membaca Firman Tuhan (pada masa itu masih berbentuk gulungan perkamen) hanyalah para imam. Jemaat awam tidak boleh membaca bahkan memegang perkamen tersebut. Jemaat awam hanya dapat mendengarkan khotbah ketika para imam membacakan teks perkamen tersebut.

Akibatnya, terjadi kesenjangan yang luar biasa. Jemaat awam yang menjadi jarang mendengar apalagi mengerti Firman Tuhan pada akhirnya hidup tidak sesuai dengan apa yang seharusnya dilakukan. Pada kondisi seperti itu, seharusnya para imam bisa lebih mengerti Firman Tuhan, tetapi pada kenyataannya para imam pun justru menjadi sombong rohani dan merasa tidak tersentuh. Mereka berpikir bahwa hanya para imam saja yang cukup tahu Firman Tuhan tanpa berusaha membuat jemaat menjadi cerdas. Akibatnya gereja terjebak pada praktik-praktik yang salah, yang mencapai puncaknya ketika gereja menjual surat pengampunan dosa (yang pada akhirnya menimbulkan reformasi gereja).

Sayangnya para imam pada masa itu tidak pernah (atau tidak mau) membaca kisah mengenai Raja Yosafat. Pada tahun ketiga pemerintahannya, Raja Yosafat mengutus beberapa pembesarnya untuk mengajar di kota-kota Yehuda (ay. 7). Tidak hanya mengajar mengenai aturan-aturan negara atau mungkin norma-norma yang belaku di kebudayaan tersebut, Raja Yosafat juga memerintahkan beberapa orang Lewi beserta para imam untuk mengajar rakyat Yehuda mengenai hukum dan perintah Tuhan (ay. 8). Mereka memberikan pelajaran dengan membawa kitab Taurat Tuhan (ay. 9a). Ini menunjukkan bahwa inti pengajaran yang disampaikan adalah mengenai hukum Taurat Tuhan, yaitu agar segenap rakyat Yehuda menjadi cerdas terhadap hukum Tuhan dan hidup menurut hukum Tuhan tersebut.

Alkitab menulis bahwa para utusan raja tersebut pergi mengeliling semua kota Yehuda, dan tidak hanya sebagian kota saja. Mereka menjelajahi seluruh negeri untuk mengajar di semua kota, supaya semua rakyat baik yang di ibu kota maupun hingga yang di pelosok-pelosok negeri mendengar mengenai hukum Tuhan tersebut. Raja Yosafat tidak ingin hanya rakyat di kota-kota tertentu atau di ibukota saja yang mengerti mengenai hukum Tuhan. Raja Yosafat ingin seluruh rakyatnya menjadi cerdas dan mengerti kebenaran hukum Tuhan, tanpa memandang apa profesinya maupun dimana mereka tinggal.

Tentu hal ini hanya akan terjadi jika raja atau pemimpin memiliki pikiran yang cerdas, yaitu juga ingin rakyatnya menjadi cerdas. Tidak ada kebanggaan bagi seorang pemimpin selain bisa melihat orang yang dahulu ia pimpin justru menjadi lebih sukses dan lebih maju dari dirinya. Tetapi jika ada seorang pemimpin yang lalim, ia akan menjadi iri jika rakyatnya menjadi cerdas atau lebih cerdas dari dirinya. Akibatnya, rakyat akan dibuat menjadi bodoh sehingga diharapkan mereka tidak akan mengkritisi kebijakan yang diambilnya.

Betapa berbahayanya jika pemimpin rohani juga memiliki hati yang picik dan sempit. Pemimpin rohani seperti ini tidak akan pernah mau membuat jemaatnya menjadi cerdas, tetapi akan menggunakan berbagai macam cara agar posisinya tetap aman. Pemimpin rohani seperti ini akan menggunakan cara-cara seperti “harus didoakan oleh pemimpin agar sembuh, agar kaya, agar terlepas dari kutuk, dan lain sebagainya”. Dengan demikian, ia membangun pengkultusan dirinya di mata jemaat. Jemaat tidak disarankan untuk langsung berdoa kepada Tuhan, tetapi harus meminta didoakan oleh si pemimpin rohani tersebut supaya doanya didengar oleh Tuhan. Hal ini mengisyaratkan seakan-akan ia adalah “agen tunggal” Tuhan, dan jika berdoa tidak melalui dirinya maka tidak akan didengar oleh Tuhan.

Gereja yang benar harus membuat jemaatnya menjadi cerdas dan bukannya tetap menjadi bodoh dan tidak mengerti kehendak Tuhan. Bukankah Alkitab mengatakan agar kita jangan bodoh tetapi harus mengusahakan untuk mengerti kehendak Tuhan (Ef 5:17)? Oleh karena itu setiap pemimpin rohani harus menjadi “mentor” supaya setiap jemaat bisa belajar langsung dari Sang Guru Agung yaitu Tuhan Yesus Kristus itu sendiri. Jangan sampai pemimpin rohani menjadi semacam “calo” atau “dukun” dimana hanya ialah satu-satunya perantara bagi jemaat untuk dapat sampai atau berhubungan dengan Tuhan. Hanya ada satu perantara yaitu Tuhan Yesus, yang oleh kematian-Nya dan kebangkitan-Nya telah membuat kita boleh langsung berhubungan kepada Allah Bapa. Jika demikian, betapa bahayanya para pemimpin rohani yang bertindak seakan-akan sebagai “perantara” jemaat dengan Tuhan. Mereka dapat dikatakan sebagai mesias palsu, yaitu orang-orang yang mengaku diri sebagai mesias karena mengambil alih posisi Tuhan Yesus yang seharusnya.


Bacaan Alkitab: 2 Tawarikh 17:7-9
17:7 Pada tahun ketiga pemerintahannya ia mengutus beberapa pembesarnya, yakni Benhail, Obaja, Zakharia, Netaneel dan Mikha untuk mengajar di kota-kota Yehuda.
17:8 Bersama-sama mereka turut juga beberapa orang Lewi, yakni Semaya, Netanya, Zebaja, Asael, Semiramot, Yonatan, Adonia, Tobia dan Tob-Adonia disertai imam-imam Elisama dan Yoram.
17:9 Mereka memberikan pelajaran di Yehuda dengan membawa kitab Taurat TUHAN. Mereka mengelilingi semua kota di Yehuda sambil mengajar rakyat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.