Jumat, 16 September 2016

Nabi-nabi Palsu dalam Perjanjian Baru (Bagian 4)



Senin, 19 September 2016
Bacaan Alkitab: Lukas 6:20-26
“Celakalah kamu, jika semua orang memuji kamu; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu." (Luk 6:26)


Nabi-nabi Palsu dalam Perjanjian Baru (Bagian 4)


Bagian keempat dalam serial renungan mengenai nabi-nabi palsu berbicara tentang perkataan Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya. Memang Tuhan Yesus tidak secara spesifik berbicara kepada orang-orang yang dipandang sebagai nabi palsu, tetapi dari apa yang disampaikan Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya, ada hal menarik yang dapat kita pelajari terkat nabi palsu tersebut.

Tuhan Yesus mengucapkan sejumlah kalimat/ucapan bahagia yang ditujukan kepada murid-murid-Nya, yaitu berbagialah orang yang miskin karena merekalah yang empunya kerajaan Allah; berbahagialah orang yang lapar karena akan dipuaskan; berbahagialah orang yang sekarang menangis karena akan tertawa, bahkan berbahagialah orang yang dibenci, dikucilkan, dicela dan ditolak karena Anak Manusia, karena upahnya besar di surga (ay. 20-23). Ada suatu penekanan yang luar biasa bahwa Tuhan Yesus mengatakan dahulu pun para nabi (nabi Tuhan yang benar, yang menyuarakan suara Tuhan dengan benar) juga diperlakukan sama, yaitu dibenci, dikucilkan, dicela, ditolak, bahkan dianiaya dan dibunuh. Jadi orang percaya pun harus siap menerima aniaya karena nama Tuhan, tanpa terkecuali.

Di sisi lain, Tuhan Yesus mengucapkan sejumlah kalimat/ucapan celaka, yaitu kepada orang yang kaya karena mereka telah memperoleh penghiburan dalam kekayaannya, kepada orang yang kenyang karena mereka akan lapar, kepada orang yang tertawa karena mereka akan berdukacita dan menangis (ay. 24-25). Tentu ini berbicara kepada orang-orang yang fasik, yang di dunia ini memperoleh kekayaan, tetapi lebih mementingkan kekayaan duniawi daripada kekayaan rohani. Mereka ini adalah orang-orang yang tidak merasa membutuhkan Tuhan, tetapi merasa bahwa dengan kekayaannya mereka bisa membeli keamanan, kebahagiaan, dan lain sebagainya. Orang-orang seperti ini adalah mereka yang senantiasa mengandalkan kekayaannya, sehingga mereka sudah terhibur, sudah kenyang, sudah senantiasa tertawa dan bahagia. Tetapi permasalahannya, kebahagiaan mereka tidak didasarkan pada kebahagiaan dari Tuhan, tetapi kebahagiaan dari harta dunia.

Tidak hanya itu, orang-orang kaya yang sombong ini (karena merasa tidak membutuhkan Tuhan), juga memiliki posisi yang terhormat di pandangan manusia. Banyak orang memuji-muji dirinya, karena ia kaya, punya jabatan tinggi, punya kekuasaan yang tinggi dan lain sebagainya. Tetapi, Tuhan Yesus mengatakan bahwa orang-orang yang dipuji-puji orang lain (karena kekayaan, kuasa, atau jabatannya), adalah orang-orang yang celaka (ay. 26a). Lho, kok bisa mereka dipandang sebagai orang yang celaka? Ya, karena perlakuan yang mereka terima itu sama seperti perlakuan yang diterima oleh nabi-nabi palsu dari nenek moyang bangsa Yahudi (ay. 26b).

Dengan demikian, jelas bahwa ada kesamaan antara orang-orang kaya tersebut dengan nabi-nabi palsu. Tentu kesamaan ini tidak hanya dilihat dari sudut pandang kekayaan yang mereka miliki, tetapi dari pujian dan penghormatan yang diterima dari masyarakat umum (yang masih duniawi). Ini berarti salah satu ciri nabi-nabi palsu adalah menerima penghormatan dari orang-orang secara umum. Mereka mencari penghormatan (atau posisi terhormat) dari orang lain tetapi tidak pernah memperkarakan apakah mereka terhormat di hadapan Tuhan. Yang mereka pentingkan adalah pandangan serta perkenanan dari manusia dan bukan pandangan serta perkenanan Tuhan.

Akan menjadi jelas jika kita melihat kehidupan nabi-nabi Tuhan pada masa kerajaan Israel dan Yehuda, dimana mereka sangat tidak dipandang oleh raja Israel/Yehuda dan para petingggi kerajaan. Mereka sering diburu bahkan ingin dibunuh karena bertentangan dengan kehendak raja yang lalim. Namun nabi-nabi palsu justru mendapatkan kedudukan yang terhormat karena mereka menyuarakan apa yang menyenangkan hati raja dan bukannya menyuarakan kebenaran suara Tuhan. Jadi, jangan bahagia jika kita menjadi terhormat di pandangan manusia karena selama ini kita hanya menyampaikan perkataan yang menyenangkan hati mereka yang mendengarnya. Lebih baik kita dibenci orang karena menyuarakan kebenaran, karena itulah tanda bahwa kita bukanlah nabi-nabi palsu, melainkan nabi-nabi Tuhan yang benar dan sejati.


Bacaan Alkitab: Lukas 6:20-26
6:20 Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya dan berkata: "Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah.
6:21 Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa.
6:22 Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat.
6:23 Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu besar di sorga; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan para nabi.
6:24 Tetapi celakalah kamu, hai kamu yang kaya, karena dalam kekayaanmu kamu telah memperoleh penghiburanmu.
6:25 Celakalah kamu, yang sekarang ini kenyang, karena kamu akan lapar. Celakalah kamu, yang sekarang ini tertawa, karena kamu akan berdukacita dan menangis.
6:26 Celakalah kamu, jika semua orang memuji kamu; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.