Senin, 19 September 2016
Bacaan
Alkitab: Lukas 6:20-26
“Celakalah kamu, jika semua orang memuji kamu; karena secara demikian juga
nenek moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu." (Luk 6:26)
Nabi-nabi Palsu dalam Perjanjian Baru (Bagian 4)
Bagian keempat dalam serial renungan
mengenai nabi-nabi palsu berbicara tentang perkataan Tuhan Yesus kepada
murid-murid-Nya. Memang Tuhan Yesus tidak secara spesifik berbicara kepada
orang-orang yang dipandang sebagai nabi palsu, tetapi dari apa yang disampaikan
Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya, ada hal menarik yang dapat kita pelajari
terkat nabi palsu tersebut.
Tuhan Yesus mengucapkan sejumlah
kalimat/ucapan bahagia yang ditujukan kepada murid-murid-Nya, yaitu berbagialah
orang yang miskin karena merekalah yang empunya kerajaan Allah; berbahagialah
orang yang lapar karena akan dipuaskan; berbahagialah orang yang sekarang menangis
karena akan tertawa, bahkan berbahagialah orang yang dibenci, dikucilkan,
dicela dan ditolak karena Anak Manusia, karena upahnya besar di surga (ay.
20-23). Ada suatu penekanan yang luar biasa bahwa Tuhan Yesus mengatakan dahulu
pun para nabi (nabi Tuhan yang benar, yang menyuarakan suara Tuhan dengan
benar) juga diperlakukan sama, yaitu dibenci, dikucilkan, dicela, ditolak,
bahkan dianiaya dan dibunuh. Jadi orang percaya pun harus siap menerima aniaya
karena nama Tuhan, tanpa terkecuali.
Di sisi lain, Tuhan Yesus mengucapkan sejumlah
kalimat/ucapan celaka, yaitu kepada orang yang kaya karena mereka telah
memperoleh penghiburan dalam kekayaannya, kepada orang yang kenyang karena
mereka akan lapar, kepada orang yang tertawa karena mereka akan berdukacita dan
menangis (ay. 24-25). Tentu ini berbicara kepada orang-orang yang fasik, yang di
dunia ini memperoleh kekayaan, tetapi lebih mementingkan kekayaan duniawi
daripada kekayaan rohani. Mereka ini adalah orang-orang yang tidak merasa
membutuhkan Tuhan, tetapi merasa bahwa dengan kekayaannya mereka bisa membeli keamanan,
kebahagiaan, dan lain sebagainya. Orang-orang seperti ini adalah mereka yang
senantiasa mengandalkan kekayaannya, sehingga mereka sudah terhibur, sudah
kenyang, sudah senantiasa tertawa dan bahagia. Tetapi permasalahannya,
kebahagiaan mereka tidak didasarkan pada kebahagiaan dari Tuhan, tetapi
kebahagiaan dari harta dunia.
Tidak hanya itu, orang-orang kaya yang
sombong ini (karena merasa tidak membutuhkan Tuhan), juga memiliki posisi yang
terhormat di pandangan manusia. Banyak orang memuji-muji dirinya, karena ia
kaya, punya jabatan tinggi, punya kekuasaan yang tinggi dan lain sebagainya. Tetapi,
Tuhan Yesus mengatakan bahwa orang-orang yang dipuji-puji orang lain (karena
kekayaan, kuasa, atau jabatannya), adalah orang-orang yang celaka (ay. 26a).
Lho, kok bisa mereka dipandang sebagai orang yang celaka? Ya, karena perlakuan
yang mereka terima itu sama seperti perlakuan yang diterima oleh nabi-nabi
palsu dari nenek moyang bangsa Yahudi (ay. 26b).
Dengan demikian, jelas bahwa ada
kesamaan antara orang-orang kaya tersebut dengan nabi-nabi palsu. Tentu
kesamaan ini tidak hanya dilihat dari sudut pandang kekayaan yang mereka
miliki, tetapi dari pujian dan penghormatan yang diterima dari masyarakat umum
(yang masih duniawi). Ini berarti salah satu ciri nabi-nabi palsu adalah
menerima penghormatan dari orang-orang secara umum. Mereka mencari penghormatan
(atau posisi terhormat) dari orang lain tetapi tidak pernah memperkarakan apakah
mereka terhormat di hadapan Tuhan. Yang mereka pentingkan adalah pandangan serta
perkenanan dari manusia dan bukan pandangan serta perkenanan Tuhan.
Akan menjadi jelas jika kita melihat
kehidupan nabi-nabi Tuhan pada masa kerajaan Israel dan Yehuda, dimana mereka
sangat tidak dipandang oleh raja Israel/Yehuda dan para petingggi kerajaan.
Mereka sering diburu bahkan ingin dibunuh karena bertentangan dengan kehendak
raja yang lalim. Namun nabi-nabi palsu justru mendapatkan kedudukan yang
terhormat karena mereka menyuarakan apa yang menyenangkan hati raja dan
bukannya menyuarakan kebenaran suara Tuhan. Jadi, jangan bahagia jika kita
menjadi terhormat di pandangan manusia karena selama ini kita hanya
menyampaikan perkataan yang menyenangkan hati mereka yang mendengarnya. Lebih
baik kita dibenci orang karena menyuarakan kebenaran, karena itulah tanda bahwa
kita bukanlah nabi-nabi palsu, melainkan nabi-nabi Tuhan yang benar dan sejati.
Bacaan
Alkitab: Lukas 6:20-26
6:20 Lalu Yesus memandang
murid-murid-Nya dan berkata: "Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena
kamulah yang empunya Kerajaan Allah.
6:21 Berbahagialah, hai kamu yang
sekarang ini lapar, karena kamu akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kamu yang
sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa.
6:22 Berbahagialah kamu, jika karena
Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela
kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat.
6:23 Bersukacitalah pada waktu itu dan
bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu besar di sorga; karena secara
demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan para nabi.
6:24 Tetapi celakalah kamu, hai kamu
yang kaya, karena dalam kekayaanmu kamu telah memperoleh penghiburanmu.
6:25 Celakalah kamu, yang sekarang ini
kenyang, karena kamu akan lapar. Celakalah kamu, yang sekarang ini tertawa,
karena kamu akan berdukacita dan menangis.
6:26 Celakalah kamu, jika semua orang
memuji kamu; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah
memperlakukan nabi-nabi palsu."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.