Kamis, 15 September 2016

Nabi-nabi Palsu dalam Perjanjian Baru (Bagian 2)



Sabtu, 17 September 2016
Bacaan Alkitab: Matius 24:11-13
Banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang. (Mat 24:11)


Nabi-nabi Palsu dalam Perjanjian Baru (Bagian 2)


Bagian kedua dari seri renungan mengenai nabi palsu adalah dalam Matius 24:11-13. Ayat ini diucapkan oleh Tuhan Yesus sendiri saat Tuhan Yesus berkhotbah mengenai tanda-tanda kedatangan-Nya. Perlu diperhatikan bahwa salah satu tanda-tanda kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali adalah adanya nabi-nabi palsu. Dan salah satu tanda bagi kita untuk mengenali nabi-nabi palsu ini adalah mereka menyesatkan banyak orang (ay. 11). Kata “menyesatkan” dalam bahasa aslinya adalah planēsousin (πλανήσουσιν) yang berasal dari kata dasar planaó (πλανάω), yang dapat diartikan sebagai to cause to wander, to wander (menyebabkan mengembara/berkeliaran), go astray (tersesat), get off-course (kelaur jalur), to deviate from the correct path (menyimpang dari jalan/jalur yang benar), roaming into error (menjelajah/masuk ke dalam kesalahan) dan be misled (menyebabkan tersesat/tertipu/terperdaya). 

Dari arti di atas terlihat jelas perbedaan antara nabi Tuhan dengan nabi palsu. Nabi Tuhan harus memiliki sikap seperti gembala yang benar (sama seperti Tuhan Yesus adalah Gembala Agung kita). Gembala yang benar tidak akan pernah membiarkan domba-dombanya tersesat. Jika ada domba yang tersesat pasti gembala yang benar akan berusaha untuk mencarinya. Gembala yang benar akan memberi makan domba-dombanya, menuntun domba-dombanya ke padang rumput yang hijau dan ke air yang tenang. Di sisi lain, nabi palsu adalah “gembala” yang jahat. Nabi palsu tidak akan menjaga domba-dombanya (jemaat), tetapi justru akan membuat jemaat tercerai-berai.

Nabi palsu akan menyesatkan orang-orang (dalam hal ini orang percaya/jemaat Tuhan), yaitu membuat jemaat meyimpang dari jalan/jalur yang benar. Mereka akan membuat jemaat memasuki error/kesalahan (hidup yang salah/tidak benar) dan menyebabkan jemaat tertipu/terperdaya. Tentu tipu muslihat yang digunakan ini bisa frontal atau secara halus. Namun menurut pendapat saya secara pribadi, sebagian besar nabi palsu akan memperdaya secara halus tanpa sadar, hingga lambat laun jemaat berada di jalur yang salah dan tidak mungkin dapat diperbaiki lagi.

Ciri-ciri jemaat yang sudah berada dalam kondisi tidak dapat diperbaiki lagi dapat terlihat dari ayat selanjutnya, yaitu mereka akan kehilangan kasih (menjadi dingin) dan menjadi durhaka (ay. 12). Kasih yang merupakan ciri khas para pengikut Kristus, mulai hilang. Jemaat yang tersesat mulai menjadi durhaka. Anak memberontak terhadap orang tua, suami istri saling memberontak. Jemaat memberontak terhadap pendeta, dan sebaliknya pendeta pun juga memberontak terhadap jemaatnya karena merasa paling benar. Gereja Tuhan yang seharusnya memancarkan kasih Kristus, justru kehilangan kasih dan menjadi dingin. Akibatnya gereja tidak ada bedanya dengan perkumpulan umat agama lain, bahkan perkumpulan sekuler lainnya. Orang ke gereja hanya untuk berkumpul, makan-makan, atau bahkan memprospek jemaat lain untuk ikut dalam bisnis MLM-nya. Akibatnya gereja sudah tidak berada di jalur yang benar karena adanya nabi palsu di dalam gereja yang akhirnya membuat jemaat tercerai-berai.

Lalu apa yang harus kita lakukan? Alkitab mengatakan bahwa orang yang benar harus berusaha berhatahan hingga akhir agar kita diselamatkan (tetap selamat) (ay. 13). Kata bertahan di sini artinya tidak terpengaruh dengan ajaran-ajaran nabi palsu dan tetap setia kepada Injil yang benar yaitu Injjil Kristus. Hanya orang-orang yang mampu bertahan (dengan perjuangan) dalam kondisi ini yang nantinya akan diselamatkan. Ingat bahwa keselamatan tersebut harus diartikan sebagai “dikembalikan kepada rancangan Allah yang semula”.

Ini adalah tantangan yang berat dan tidak ringan. Jemaat Tuhan yang hidup di akhir zaman ini (yaitu di masa-masa menjelang kedatangan Kristus yang kedua kali), mau tidak mau harus berhadapan dengan nabi-nabi palsu yang semakin banyak. Ingat bahwa nabi palsu itu bersifat menyesatkan jemaat, yaitu membuat jemaat tertipu, terperdaya, dan terhilang. Oleh karena itu, bagian kita adalah menjaga diri kita dan juga kawanan domba Allah untuk tetap bertahan dari bujukan nabi palsu. Artinya kita harus cerdas dan juga membuat jemaat lain menjadi cerdas supaya tidak mudah tertipu oleh bujuk rayu si nabi palsu.


Bacaan Alkitab: Matius 24:11-13
24:11 Banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang.
24:12 Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin.
24:13 Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.