Senin, 5 September 2016
Bacaan
Alkitab: 2 Raja-raja 8:16-18
Ia hidup menurut kelakuan raja-raja Israel seperti yang dilakukan keluarga
Ahab, sebab yang menjadi isterinya adalah anak Ahab. Ia melakukan apa yang
jahat di mata TUHAN. (2 Raj 8:18)
Konsekuensi Salah Memilih Istri
Setiap orang tentu ingin mendapatkan
pasangan hidup yang sempurna. Tidak heran bahwa dalam adat Jawa ada istilah “bibit,
bebet, bobot”, yang dapat diringkas dalam kalimat sederhana sebagai, “pertimbangkan
matang-matang dari segala aspek sebelum kita memilih siapa yang akan menjadi
jodoh kita”. Jangankan memilih jodoh, ketika kita mau memilih tempat makan
saja, kita masih memilih mana tempat makan yang enak, yang cocok dengan budget
kita, dan yang direkomendasikan orang lain. Tentu dalam memilih jodoh, kita pun
perlu sangat berhati-hati sehingga kita tidak salah memilih jodoh.
Hari ini kita akan belajar mengenai
seorang Raja Yehuda yang bernama Yoram, anak Yosafat (ay. 16). Jika kita
membaca ayat-ayat sebelumnya, maka kita akan mengerti bahwa Yosafat adalah
salah satu raja Yehuda yang hidup takut akan Tuhan. Tentu Yoram sudah melihat
teladan Yosafat selama hidupnya yang mencari Tuhan dengan sungguh-sungguh. Sehingga
dalam pandangan manusia secara umum, seharusnya Yoram dapat hidup dengan benar
seperti ayahnya, Yosafat.
Namun sejarah membuktikan lain. Alkitab
justru menulis bahwa Raja Yoram hidup menurut kelakuan raja-raja Israel seperti
yang dilakukan keluarga Ahab (ay. 18a). Hal tersebut sesungguhnya disebabkan
oleh karena satu kesalahan yaitu karena isteri Yoram adalah anak Ahab (ay.
18b). Ini tentu bukan semata-mata kesalahan Yoram, tetapi juga ada peran
Yosafat karena Yosafat justru menjodohkan anaknya dengan anak raja Ahab.
Menjadi lucu mengapa Yoram justru bisa
lebih mengikuti kelakuan buruk keluarga mertuanya dibandingkan mengikuti jejak benar
yang telah diberikan oleh orang tuanya sendiri. Alkitab mencatat bagaimana
Yoram melakukan apa yang jahat di mata Tuhan (ay. 18c), padahal Yosafat
tercatat sebagai raja yang melakukan apa yang benar di mata Tuhan (1 Raj
22:43). Tentu kita harus mengerti bahwa pengaruh Yosafat sebagai orang tua
Yoram sangatlah terbatas. Sebagai raja tentu Yosafat sangat sibuk dengan urusan
pemerintahan sehingga tidak sempat mengisi hati anaknya dengan kebenaran Firman
Tuhan.
Akibatnya, ketika Yoram akhirnya
mengambil anak Ahab sebagai istrinya, justru istrinyalah itu yang lebih sering
mengisi kehidupannya termasuk pola pikirnya. Istri Yoram tentu saja juga telah
mewarisi sikap penyembahan kepada Baal dari orang tuanya, dan “menularkannya”
kepada Yoram. Sehingga Yoram yang seharusnya lebih dapat menjadi raja Yehuda yang
bijaksana, justru menjadi raja yang jahat di hadapan Tuhan karena ia salah
memilih istri. Akibatnya, ia pun “hanya” memerintah sebagai raja Yehuda selama
8 tahun saja (ay. 17).
Ini menjadi peringatan yang sangat
keras kepada para pemuda dan remaja, supaya kita sungguh-sungguh
mempertimbangkan siapa yang nanti menjadi istri kita, siapa yang nanti akan
menjadi ibu bagi anak-anak kita (bagi yang pemudi berarti siapa yang akan
menjadi suami kita, dan ayah dari anak-anak kita). Jangan main-main dan
menganggap sepele hal ini, karena kesalahan memilih jodoh atau pasangan hidup
akan berdampak sangat fatal dan nyaris tidak bisa diperbaiki lagi. Walaupun
orang tua kita telah mendidik kita selama dua puluh tahun lebih, tetapi suami/istri
kita akan mendampingi kita untuk seterusnya. Setelah kita menikah, suami/istri
kitalah yang akan ada di sisi kita. Suami/istri kita yang akan memberikan
pengaruh jauh lebih banyak dibandingkan orang tua kita. Belajarlah dari Yoram,
dan janganlah salah mengambil keputusan terkait pasangan hidup kita. Jangan
sampai penyesalan terjadi di akhir hidup kita.
Bacaan
Alkitab: 2 Raja-raja 8:16-18
8:16 Dalam tahun kelima zaman Yoram, anak Ahab raja Israel -- pada waktu
itu Yosafat adalah raja Yehuda -- Yoram, anak Yosafat raja Yehuda menjadi raja.
8:17 Ia berumur tiga puluh dua tahun pada waktu ia menjadi raja dan delapan
tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem.
8:18 Ia hidup menurut kelakuan raja-raja Israel seperti yang dilakukan
keluarga Ahab, sebab yang menjadi isterinya adalah anak Ahab. Ia melakukan apa
yang jahat di mata TUHAN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.