Kamis, 01 September 2016

Konsekuensi Salah Memilih Istri



Senin, 5 September 2016
Bacaan Alkitab: 2 Raja-raja 8:16-18
Ia hidup menurut kelakuan raja-raja Israel seperti yang dilakukan keluarga Ahab, sebab yang menjadi isterinya adalah anak Ahab. Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN. (2 Raj 8:18)


Konsekuensi Salah Memilih Istri


Setiap orang tentu ingin mendapatkan pasangan hidup yang sempurna. Tidak heran bahwa dalam adat Jawa ada istilah “bibit, bebet, bobot”, yang dapat diringkas dalam kalimat sederhana sebagai, “pertimbangkan matang-matang dari segala aspek sebelum kita memilih siapa yang akan menjadi jodoh kita”. Jangankan memilih jodoh, ketika kita mau memilih tempat makan saja, kita masih memilih mana tempat makan yang enak, yang cocok dengan budget kita, dan yang direkomendasikan orang lain. Tentu dalam memilih jodoh, kita pun perlu sangat berhati-hati sehingga kita tidak salah memilih jodoh.

Hari ini kita akan belajar mengenai seorang Raja Yehuda yang bernama Yoram, anak Yosafat (ay. 16). Jika kita membaca ayat-ayat sebelumnya, maka kita akan mengerti bahwa Yosafat adalah salah satu raja Yehuda yang hidup takut akan Tuhan. Tentu Yoram sudah melihat teladan Yosafat selama hidupnya yang mencari Tuhan dengan sungguh-sungguh. Sehingga dalam pandangan manusia secara umum, seharusnya Yoram dapat hidup dengan benar seperti ayahnya, Yosafat.

Namun sejarah membuktikan lain. Alkitab justru menulis bahwa Raja Yoram hidup menurut kelakuan raja-raja Israel seperti yang dilakukan keluarga Ahab (ay. 18a). Hal tersebut sesungguhnya disebabkan oleh karena satu kesalahan yaitu karena isteri Yoram adalah anak Ahab (ay. 18b). Ini tentu bukan semata-mata kesalahan Yoram, tetapi juga ada peran Yosafat karena Yosafat justru menjodohkan anaknya dengan anak raja Ahab.

Menjadi lucu mengapa Yoram justru bisa lebih mengikuti kelakuan buruk keluarga mertuanya dibandingkan mengikuti jejak benar yang telah diberikan oleh orang tuanya sendiri. Alkitab mencatat bagaimana Yoram melakukan apa yang jahat di mata Tuhan (ay. 18c), padahal Yosafat tercatat sebagai raja yang melakukan apa yang benar di mata Tuhan (1 Raj 22:43). Tentu kita harus mengerti bahwa pengaruh Yosafat sebagai orang tua Yoram sangatlah terbatas. Sebagai raja tentu Yosafat sangat sibuk dengan urusan pemerintahan sehingga tidak sempat mengisi hati anaknya dengan kebenaran Firman Tuhan.

Akibatnya, ketika Yoram akhirnya mengambil anak Ahab sebagai istrinya, justru istrinyalah itu yang lebih sering mengisi kehidupannya termasuk pola pikirnya. Istri Yoram tentu saja juga telah mewarisi sikap penyembahan kepada Baal dari orang tuanya, dan “menularkannya” kepada Yoram. Sehingga Yoram yang seharusnya lebih dapat menjadi raja Yehuda yang bijaksana, justru menjadi raja yang jahat di hadapan Tuhan karena ia salah memilih istri. Akibatnya, ia pun “hanya” memerintah sebagai raja Yehuda selama 8 tahun saja (ay. 17).

Ini menjadi peringatan yang sangat keras kepada para pemuda dan remaja, supaya kita sungguh-sungguh mempertimbangkan siapa yang nanti menjadi istri kita, siapa yang nanti akan menjadi ibu bagi anak-anak kita (bagi yang pemudi berarti siapa yang akan menjadi suami kita, dan ayah dari anak-anak kita). Jangan main-main dan menganggap sepele hal ini, karena kesalahan memilih jodoh atau pasangan hidup akan berdampak sangat fatal dan nyaris tidak bisa diperbaiki lagi. Walaupun orang tua kita telah mendidik kita selama dua puluh tahun lebih, tetapi suami/istri kita akan mendampingi kita untuk seterusnya. Setelah kita menikah, suami/istri kitalah yang akan ada di sisi kita. Suami/istri kita yang akan memberikan pengaruh jauh lebih banyak dibandingkan orang tua kita. Belajarlah dari Yoram, dan janganlah salah mengambil keputusan terkait pasangan hidup kita. Jangan sampai penyesalan terjadi di akhir hidup kita.


Bacaan Alkitab: 2 Raja-raja 8:16-18
8:16 Dalam tahun kelima zaman Yoram, anak Ahab raja Israel -- pada waktu itu Yosafat adalah raja Yehuda -- Yoram, anak Yosafat raja Yehuda menjadi raja.
8:17 Ia berumur tiga puluh dua tahun pada waktu ia menjadi raja dan delapan tahun lamanya ia memerintah di Yerusalem.
8:18 Ia hidup menurut kelakuan raja-raja Israel seperti yang dilakukan keluarga Ahab, sebab yang menjadi isterinya adalah anak Ahab. Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.