Jumat, 23 September 2016

Nabi-nabi Palsu dalam Perjanjian Baru (Bagian 9)



Sabtu, 24 September 2016
Bacaan Alkitab: Wahyu 19:19-21
Maka tertangkaplah binatang itu dan bersama-sama dengan dia nabi palsu, yang telah mengadakan tanda-tanda di depan matanya, dan dengan demikian ia menyesatkan mereka yang telah menerima tanda dari binatang itu dan yang telah menyembah patungnya. Keduanya dilemparkan hidup-hidup ke dalam lautan api yang menyala-nyala oleh belerang. (Why 19:20)


Nabi-nabi Palsu dalam Perjanjian Baru (Bagian 9)


Kitab Wahyu ternyata sangat luar biasa membahas mengenai nabi-nabi palsu ini. Bagian bacaan kitab suci kita hari ini membahas tentang akhir hidup para nabi-nabi palsu (walaupun dalam kitab Wahyu ini menggunakan kata singular yaitu nabi palsu). Kita melihat bagaimana terjadi peperangan terakhir antara “binatang”, raja-raja di bumi dan tentaranya (yaitu mereka yang berada di pihak iblis) dengan Penunggang kuda dan tentara-Nya (yaitu mereka yang berada di pihak Tuhan) (ay.19). Peperangan ini adalah salah satu peperangan terakhir yang tercatat di dalam Alkitab sebelum adanya langit yang baru dan bumi yang baru di tiga pasal terakhir kitab Wahyu.

Hasil dari peperangan akhir itu adalah bahwa mereka yang berada di pihak iblis (di sini diwakilil dengan “binatang” dan nabi palsu) tertangkap oleh pihak Tuhan (ay. 20a). Dalam ayat ini ditekankan kembali bahwa nabi palsu tersebut telah melakukan berbagai pekerjaan yang menyesatkan orang-orang dengan berbagai tanda. Sangat jelas bahwa ciri-ciri orang-orang yang telah disesatkan oleh nabi palsu itu adalah mereka yang telah menerima tanda binatang dan telah menyembah patungnya (ay. 20b).

Menarik memperhatikan bahwa ciri-ciri tersebut sebenanya sudah sangat mewakili untuk bisa diidentifikasi bagi mereka yang cerdas dan peka. Ada 2 kata “tanda” pada ayat 20, yaitu “tanda-tanda” yang dalam bahasa aslinya adalah “sémeion” (σημεῖον) yang dapat diartikan sebagai “mujizat, petunjuk”, sedangkan pada frasa “tanda binatang”, kata “tanda” dalam bahasa aslinya adalah “charagma” (χάραγμα), yang dapat diartikan sebagai “pahatan patung, ukiran, cap/stempel”. Dengan demikian, sebenarnya orang-orang yang berdiri di pihak nabi palsu (yaitu mereka yang disesatkan, maupun yang dengan sengaja membuat dirinya mengikut nabi palsu itu), dapat terlihat dari tanda-tanda yang ada dalam hidupnya (charagma).

Tanda tersebut adalah tanda yang terlihat dari luar (sama seperti pahatan, ukiran, atau stempel/cap pada suatu benda/barang). Artinya hidup orang-orang seperti ini memang sudah menunjukkan perbuatan yang memalukan dan tidak memuliakan Tuhan. Kalaupun orang-orang ini suka menulis kata-kata yang kelihatan rohani, pasti ada maksud terselubung di balik itu semua. Bahkan kalaupun orang-orang seperti ini melayani Tuhan di gereja (misal sebagai WL atau pemusik, atau bahkan pengkhotbah sekalipun), pelayanannya tidak akan berdampak. Secara teknis mungkin saja mereka terlihat berhasil, tetapi isinya adalah kosong semata. Pelayanan orang-orang seperti ini tidak akan memberi dampak, karena apa yang disebut mereka sebagai “pelayanan” sesungguhnya hanya formalitas dan topeng semata.

Yang kedua, orang-orang seperti ini sebenarnya adalah penyembah iblis (ay. 20b). Penyembah iblis ini bukan berarti mereka membuat patung iblis di rumahnya lalu disembah, tetapi kata “menyembah” dalam bahasa aslinya adalah “proskuneó” (προσκυνέω) yang dapat diartikan sebagai “memberi nilai tinggi kepada obyek tertentu, memposisikan dirinya sebagai inferior dan mengakui obyek tertentu sebagai yang superior”. Kata “proskuneó” juga sering digunakan dalam konteks menyembah Tuhan (yang artinya memberi nilai tinggi kepada Tuhan). Jadi jika Alkitab menulis orang-orang ini sebagai orang yang menyembah iblis, maka mereka memposisikan iblis sebagai yang terutama dan Tuhan tidak menjadi yang terutama dalam hidup mereka. Ini sama saja dengan menjadikan iblis sebagai tuan, karena Alkitab juga menulis manusia tidak dapat mengabdi kepada dua tuan (Mat 6:24, Luk 16:13). Jadi  tidak memposisikan Tuhan sebagai segala-galanya (yang terutama) dalam hidup kita, itu sama saja dengan menjadi penyembah iblis. Dan kita harus melihat bahwa pada akhirnya “binatang” dan nabi palsu itu dilemparkan ke dalam lautan api yang menyala-nyala oleh belerang, yaitu hukuman Tuhan di neraka kekal (ay. 20c).

Alkitab juga mencatat bahwa orang-orang lain (yaitu mereka yang berdiri di pihak iblis) juga dibunuh oleh pedang yang keluar dari mulut Penunggang Kuda itu (ay. 21). Penunggang Kuda di sini menggambarkan Tuhan Yesus yang akhirnya menghakimi semua orang. Pedang di sini menggambarkan standar penghakiman, yaitu Firman Tuhan (Ef 6:17, Ibr 4:12). Pada akhirnya, orang-orang yang mengikut jalan yang sesat tidak akan mampu bertahan dari standar penghakiman yaitu Firman Tuhan yang benar. Sehingga mereka pun akhirnya dibinasakan dalam kekekalan.

Jadi, pilihan apa yang akan kita pilih hari ini? Jalan yang benar atau jalan yang sesat? Mengikuti nabi-nabi Tuhan yang benar atau nabi-nabi palsu? Mengikuti jalan Tuhan yang sulit atau jalan iblis yang mengenakkan? Menyembah dan memberi nilai tinggi kepada Tuhan atau menyembah iblis? Pilihan ada di kita masing-masing. Tetapi jika kita melihat akhir hidup nabi palsu dan juga mereka yang hidup menurut ajaran nabi palsu (yaitu mereka yang memiliki tanda binatang dan menyembah iblis), maka alangkah baiknya kita bertobat dan berbalik dari kesalahan dan kejahatan kita. Pertobatan bukan hanya milik orang non Kristen, namun juga milik orang Kristen atau jemaat Tuhan. Bertobatlah sebelum terlambat!


Bacaan Alkitab: Wahyu 19:19-21
19:19 Dan aku melihat binatang itu dan raja-raja di bumi serta tentara-tentara mereka telah berkumpul untuk melakukan peperangan melawan Penunggang kuda itu dan tentara-Nya.
19:20 Maka tertangkaplah binatang itu dan bersama-sama dengan dia nabi palsu, yang telah mengadakan tanda-tanda di depan matanya, dan dengan demikian ia menyesatkan mereka yang telah menerima tanda dari binatang itu dan yang telah menyembah patungnya. Keduanya dilemparkan hidup-hidup ke dalam lautan api yang menyala-nyala oleh belerang.
19:21 Dan semua orang lain dibunuh dengan pedang, yang keluar dari mulut Penunggang kuda itu; dan semua burung kenyang oleh daging mereka.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.