Sabtu, 24 September 2016
Bacaan
Alkitab: Wahyu 19:19-21
Maka tertangkaplah binatang itu dan bersama-sama dengan dia nabi palsu, yang
telah mengadakan tanda-tanda di depan matanya, dan dengan demikian ia
menyesatkan mereka yang telah menerima tanda dari binatang itu dan yang telah
menyembah patungnya. Keduanya dilemparkan hidup-hidup ke dalam lautan api yang
menyala-nyala oleh belerang. (Why 19:20)
Nabi-nabi Palsu dalam Perjanjian Baru (Bagian 9)
Kitab Wahyu ternyata sangat luar biasa
membahas mengenai nabi-nabi palsu ini. Bagian bacaan kitab suci kita hari ini
membahas tentang akhir hidup para nabi-nabi palsu (walaupun dalam kitab Wahyu
ini menggunakan kata singular yaitu nabi palsu). Kita melihat bagaimana terjadi
peperangan terakhir antara “binatang”, raja-raja di bumi dan tentaranya (yaitu
mereka yang berada di pihak iblis) dengan Penunggang kuda dan tentara-Nya
(yaitu mereka yang berada di pihak Tuhan) (ay.19). Peperangan ini adalah salah
satu peperangan terakhir yang tercatat di dalam Alkitab sebelum adanya langit
yang baru dan bumi yang baru di tiga pasal terakhir kitab Wahyu.
Hasil dari peperangan akhir itu adalah
bahwa mereka yang berada di pihak iblis (di sini diwakilil dengan “binatang”
dan nabi palsu) tertangkap oleh pihak Tuhan (ay. 20a). Dalam ayat ini
ditekankan kembali bahwa nabi palsu tersebut telah melakukan berbagai pekerjaan
yang menyesatkan orang-orang dengan berbagai tanda. Sangat jelas bahwa
ciri-ciri orang-orang yang telah disesatkan oleh nabi palsu itu adalah mereka
yang telah menerima tanda binatang dan telah menyembah patungnya (ay. 20b).
Menarik memperhatikan bahwa ciri-ciri
tersebut sebenanya sudah sangat mewakili untuk bisa diidentifikasi bagi mereka
yang cerdas dan peka. Ada 2 kata “tanda” pada ayat 20, yaitu “tanda-tanda” yang
dalam bahasa aslinya adalah “sémeion”
(σημεῖον) yang dapat diartikan
sebagai “mujizat, petunjuk”, sedangkan pada frasa “tanda binatang”, kata
“tanda” dalam bahasa aslinya adalah “charagma”
(χάραγμα), yang dapat diartikan
sebagai “pahatan patung, ukiran, cap/stempel”. Dengan demikian, sebenarnya
orang-orang yang berdiri di pihak nabi palsu (yaitu mereka yang disesatkan,
maupun yang dengan sengaja membuat dirinya mengikut nabi palsu itu), dapat
terlihat dari tanda-tanda yang ada dalam hidupnya (charagma).
Tanda tersebut adalah tanda yang
terlihat dari luar (sama seperti pahatan, ukiran, atau stempel/cap pada suatu
benda/barang). Artinya hidup orang-orang seperti ini memang sudah menunjukkan
perbuatan yang memalukan dan tidak memuliakan Tuhan. Kalaupun orang-orang ini
suka menulis kata-kata yang kelihatan rohani, pasti ada maksud terselubung di
balik itu semua. Bahkan kalaupun orang-orang seperti ini melayani Tuhan di
gereja (misal sebagai WL atau pemusik, atau bahkan pengkhotbah sekalipun),
pelayanannya tidak akan berdampak. Secara teknis mungkin saja mereka terlihat
berhasil, tetapi isinya adalah kosong semata. Pelayanan orang-orang seperti ini
tidak akan memberi dampak, karena apa yang disebut mereka sebagai “pelayanan”
sesungguhnya hanya formalitas dan topeng semata.
Yang kedua, orang-orang seperti ini
sebenarnya adalah penyembah iblis (ay. 20b). Penyembah iblis ini bukan berarti
mereka membuat patung iblis di rumahnya lalu disembah, tetapi kata “menyembah”
dalam bahasa aslinya adalah “proskuneó”
(προσκυνέω) yang dapat diartikan
sebagai “memberi nilai tinggi kepada obyek tertentu, memposisikan dirinya
sebagai inferior dan mengakui obyek tertentu sebagai yang superior”. Kata “proskuneó” juga sering digunakan dalam
konteks menyembah Tuhan (yang artinya memberi nilai tinggi kepada Tuhan). Jadi
jika Alkitab menulis orang-orang ini sebagai orang yang menyembah iblis, maka
mereka memposisikan iblis sebagai yang terutama dan Tuhan tidak menjadi yang
terutama dalam hidup mereka. Ini sama saja dengan menjadikan iblis sebagai
tuan, karena Alkitab juga menulis manusia tidak dapat mengabdi kepada dua tuan
(Mat 6:24, Luk 16:13). Jadi tidak memposisikan
Tuhan sebagai segala-galanya (yang terutama) dalam hidup kita, itu sama saja
dengan menjadi penyembah iblis. Dan kita harus melihat bahwa pada akhirnya
“binatang” dan nabi palsu itu dilemparkan ke dalam lautan api yang
menyala-nyala oleh belerang, yaitu hukuman Tuhan di neraka kekal (ay. 20c).
Alkitab juga mencatat bahwa orang-orang
lain (yaitu mereka yang berdiri di pihak iblis) juga dibunuh oleh pedang yang
keluar dari mulut Penunggang Kuda itu (ay. 21). Penunggang Kuda di sini
menggambarkan Tuhan Yesus yang akhirnya menghakimi semua orang. Pedang di sini
menggambarkan standar penghakiman, yaitu Firman Tuhan (Ef 6:17, Ibr 4:12). Pada
akhirnya, orang-orang yang mengikut jalan yang sesat tidak akan mampu bertahan
dari standar penghakiman yaitu Firman Tuhan yang benar. Sehingga mereka pun
akhirnya dibinasakan dalam kekekalan.
Jadi, pilihan apa yang akan kita pilih
hari ini? Jalan yang benar atau jalan yang sesat? Mengikuti nabi-nabi Tuhan
yang benar atau nabi-nabi palsu? Mengikuti jalan Tuhan yang sulit atau jalan
iblis yang mengenakkan? Menyembah dan memberi nilai tinggi kepada Tuhan atau
menyembah iblis? Pilihan ada di kita masing-masing. Tetapi jika kita melihat
akhir hidup nabi palsu dan juga mereka yang hidup menurut ajaran nabi palsu
(yaitu mereka yang memiliki tanda binatang dan menyembah iblis), maka alangkah
baiknya kita bertobat dan berbalik dari kesalahan dan kejahatan kita.
Pertobatan bukan hanya milik orang non Kristen, namun juga milik orang Kristen
atau jemaat Tuhan. Bertobatlah sebelum terlambat!
Bacaan
Alkitab: Wahyu 19:19-21
19:19 Dan aku melihat binatang itu dan
raja-raja di bumi serta tentara-tentara mereka telah berkumpul untuk melakukan
peperangan melawan Penunggang kuda itu dan tentara-Nya.
19:20 Maka tertangkaplah binatang itu dan
bersama-sama dengan dia nabi palsu, yang telah mengadakan tanda-tanda di depan
matanya, dan dengan demikian ia menyesatkan mereka yang telah menerima tanda
dari binatang itu dan yang telah menyembah patungnya. Keduanya dilemparkan
hidup-hidup ke dalam lautan api yang menyala-nyala oleh belerang.
19:21 Dan semua orang lain dibunuh
dengan pedang, yang keluar dari mulut Penunggang kuda itu; dan semua burung
kenyang oleh daging mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.