Selasa, 01 November 2011

Memberi dengan Tulus

Jumat, 4 November 2011

Bacaan Alkitab: Matius 5:1-4

“Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu.” (Mat 6:3)


Memberi dengan Tulus



Pada saat ada bencana alam di negeri kita, tentunya banyak sekali bantuan-bantuan yang mengalir ke daerah bencana tersebut, entah dari perorangan, perusahaan, bahkan mungkin dari negara-negara lain. Barangkali perusahaan tempat anda bekerja juga saat itu memberi bantuan kepada mereka yang mengalami musibah. Tapi jika diperhatikan dengan sungguh-sungguh, banyak perusahaan yang membantu dengan berkedok promosi. Dalam urusan bisnis, dikenal adanya istilah “no free lunch”, yang artinya secara harafiah adalah “tidak ada makan siang yang gratis”, atau dalam konteks ini dapat berarti “tidak ada bantuan yang benar-benar tulus”. Saya mengamati, memang benar perusahaan tersebut memberikan bantuan secara nyata entah itu berupa makanan, atau pembangunan sarana dan prasarana. Tetapi kembali lagi, saat penyerahan bantuan tentu ada acara foto-foto dengan latar belakang logo perusahaan tersebut, yang kemudian dimasukkan ke dalam iklan di surat kabar, majalah atau televisi. Ya, hitung-hitung beramal sambil promosi barangkali.

Dalam hal ini saya tidak mempermasalahkan tentang hal tersebut. Sah-sah saja jika sebuah perusahaan yang berorientasi bisnis bertindak seperti itu. Tentunya mereka pun berharap dengan memberikan bantuan tersebut, maka orang lain akan melihat bahwa perusahaan tersebut adalah perusahaan yang peduli dengan masyarakat, walau mungkin apa yang disumbangkan hanyalah sebagian kecil dari keuntungan perusahaan. Tetapi dalam bacaan ini Tuhan ingin mengingatkan kita bahwa sebenarnya ketika kita membantu orang lain atau memberi sedekah kepada orang lain, Tuhan ingin agar kita memberi dengan motivasi yang tulus dan bukan hanya agar diketahui orang lain.

Tuhan Yesus berkata agar kita tidak boleh memiliki motivasi untuk dilihat dan dipuji orang lain, bukan hanya dalam memberi sedekah, tetapi dalam melakukan semua kewajiban agama kita (ay. 1). Tentunya termasuk di dalamnya memberikan persembahan kepada Tuhan, melakukan pelayanan di Gereja, atau hal-hal lainnya. Motivasi kita haruslah karena kita mengasihi Tuhan, bukan karena kita ingin dilihat orang lain. Ketika kita melakukannya karena ingin dilihat orang lain, sesungguhnya kita telah menerima upah kita, yaitu pujian dan pandangan positif dari orang lain (ay. 2). Tetapi ketika kita melakukannya karena kita mengasihi Tuhan, maka Bapa kita yang di surga juga akan membalasnya kepada kita.

Tidak mudah memang memberi dengan tulus. Dalam Gereja misalnya, saya sering melihat bahwa orang-orang memberikan persembahan perpuluhan atau persembahan lainnya dengan menuliskan nama hingga gelar di amplop persembahan mereka. Saya berpikir, apa tujuannya? Apakah supaya orang lain tahu bahwa mereka telah memberikan perpuluhan sekian rupiah (yang berarti orang lain pun akan mengerti berapa penghasilan yang mereka terima)? Ataukah supaya para pendeta dapat melihat bahwa mereka adalah orang-orang yang rajin menyumbang di Gereja sehingga mereka bisa mendapatkan perhatian khusus dari parra pendeta? Ataukah hanya supaya sebagai alat kontrol agar persembahan mereka benar-benar tercatat di Gereja dan tidak diselewengkan oleh bendahara Gereja? Menurut saya, apapun alasannya, sebaiknya kita tidak perlu mencantumkan nama lengkap bahkan beserta gelar pada amplop persembahan kita. Jika memang kita takut persembahan kita tidak tercatat, mungkin kita cukup memberikan inisial saja yang tidak mencerminkan nama kita.

Tuhan ingin agar kita sebagai anak-anakNya sungguh-sungguh memiliki motivasi yang benar dalam melakukan apapun. Saya sering melihat ketika ada orang yang memberikan kesaksian pujian, biasanya setelah kesaksian pujian itu selesai, jemaat pun memberikan tepuk tangan yang meriah, terlebih jika memang lagu yang dinyanyikan memang bagus. Saya berpikir, sebenarnya jemaat itu memberikan tepuk tangan kepada siapa? Kepada orang yang telah bernyanyi tersebut karena suaranya bagus, atau kepada Tuhan karena Tuhan telah memberikan talenta kepada orang tersebut? Kalau kita memberikan tepuk tangan karena orang itu telah menyanyi dengan bagus, apa bedanya pelayanan Tuhan dengan konser musik? Dalam konser musik para penonton bertepuk tangan atas penampilan band atau penyanyi pujaan mereka karena band atau penyanyi tersebut telah menghibur para penonton. Samakah Gereja dengan konser musik? Menurut saya, sah-sah saja kita bertepuk tangan setelah kita mendengar kesaksian orang lain di gereja, tetapi kita harus mengerti terlebih dahulu kepada siapa kita seharusnya bertepuk tangan.

Saya rindu kita semua mencoba belajar dari hal-hal yang kecil untuk belajar melakukan segala sesuatu tanpa mengharapkan pujian dari manusia. Kita harus bersikap seperti Rasul Paulus yang melakukan pelayanan dengan tidak mencari pujian dari manusia, tetapi untuk menyukakan hati Allah (1 Tes 2:4-6). Tidak mudah memang, karena pada dasarnya manusia memiliki naluri untuk menerima pujian dari orang lain. Tetapi saya rasa kita mungkin bisa belajar dari hal kecil seperti memberikan persembahan tanpa menulis nama kita di amplop persembahan, atau misal memberi bantuan kepada orang-orang yang membutuhkan tanpa perlu menceritakan kepada orang lain. Tuhan Yesus sendiri berfirman, ketika kita bisa memberi secara tersembunyi, maka Bapa kita akan membalasnya kepada kita (ay. 4). Manakah yang kita pilih? Pujian dari manusia, ataukah pujian dari Allah kita?


Bacaan Alkitab: Matius 5:1-4

6:1 "Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga.

6:2 Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.

6:3 Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu.

6:4 Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.