Rabu, 30 November 2011

Teladan Yohanes Pembaptis

Rabu, 30 November 2011

Bacaan Alkitab: Yohanes 3:25-30

“Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.” (Yoh 3:30)


Teladan Yohanes Pembaptis


Siapa tidak kenal Yohanes Pembaptis? Ia adalah suara yang yang berseru-seru di padang gurun untuk mempersiapkan jalan bagi Tuhan (Mat 3:3). Sejak tampil, Yohanes Pembaptis selalu menyerukan tentang pertobatan dan baptisan sebagai tanda pertobatan. (Mrk 1:4). Yohanes Pembaptis pun masih memiliki hubungan saudara dengan Yesus, karena Elisabet, ibu Yohanes Pembaptis adalah sanak dari Maria, ibu Yesus (Luk 1:36). Yohanes Pembaptis adalah orang yang tegas, yang tidak segan menegur orang-orang yang salah, Ia menegur orang Farisi dan Saduki sebagai keturunan ular beludak (Mat 3:7), dan bahkan ia tidak segan menegur Herodes yang saat itu adalah penguasa Romawi di wilayah Israel karena dosa yang dilakukannya (Mat 14:3-4). Luar biasa bukan, bagaimana Yohanes Pembaptis masih dapat menegur seorang pemimpin politik pada saat itu karena dosa yang dilakukannya, padahal resikonya adalah Yohanes Pembaptis akan kehilangan nyawanya.

Ketika di antara murid-murid Yohanes mucul perselisihan dengan orang Yahudi (ay. 25), murid-murid Yohanes datang kepada Yohanes Pembaptis dan berkata bahwa banyak orang telah mengikut Yesus (ay. 26), bahkan mungkin sejumlah murid-murid Yohanes Pembaptis pun akhirnya mengikut Yesus. Hal tersebut mungkin saja terjadi karena Yohanes telah memberi kesaksian tentang Yesus (Yoh 1:29-37). Walaupun demikian, Yohanes Pembaptis tidak merasa iri bahwa Yesus akhirnya mendapat lebih banyak murid daripada dirinya. Yohanes sadar betul bahwa ia hanyalah pendahulu sebelum kedatangan Mesias yang sesungguhnya, yaitu Yesus. Dalam banyak kesempatan, orang banyak menanyakan apakah Yohanes Pembaptis adalah Mesias, tetapi Yohanes Pembaptis selalu berkata bahwa dirinya bukanlah Mesias, tetapi hanyalah orang yang diutus untuk mendahului Mesias tersebut (ay. 28).

Inilah prinsip yang harus kita teladani dari Yohanes Pembaptis. Ia tahu betul posisinya, ia tahu betul bahwa ketika Yesus akhirnya tampil untuk mengabarkan Injil Kerajaan Surga, itulah saat di mana Yohanes Pembaptis akhirnya harus mulai mundur. Prinsip Yohanes Pembaptis yaitu “Ia (Tuhan) harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil” (ay. 30) seharusnya juga berlaku bagi semua orang, termasuk kita yang ada di zaman ini. Yohanes bersukacita ketika ia mendengar bahwa Yesus sudah mulai memberitakan tentang Firman Allah. Ia tidak kuatir bahwa murid-muridnya akan pergi meninggalkannya dan mengikut Yesus. Ia bahkan tidak kuatir jika ia akhirnya pun harus mati karena memberitakan kebenaran. Bagi Yohanes Pembaptis, yang penting adalah ia melakukan tugasnya dengan baik. Oleh karena itulah, Yesus sangat menghargai apa yang dilakukan oleh Yohanes Pembaptis. Dalam suatu kesempatan, Yesus berkata bahwa di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak ada seorang pun yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis (Luk 7:12). Itulah adalah pujian yang luar biasa yang keluar dari mulut Tuhan Yesus sendiri.

Bagaimana dengan kita? Sudahkah kita belajar dari teladan Tuhan Yesus sendiri? Berapa banyak di antara kita yang ketika mendapatkan berkat Tuhan kita bersyukur kepada Tuhan, dan berkata bahwa semua itu adalah karena anugerah Tuhan semata? Ataukah ketika kita sudah mulai diberkati Tuhan, sudah mulai melayani Tuhan di gereja, sudah mulai menjadi pemimpin namun kita justru tidak bersikap rendah hati seperti Yohanes? Bukannya berkata bahwa “Tuhan harus semakin besar” namun justru kita malah berkata “Kita harus semakin besar”. Tidak mudah memang melawan godaan untuk memegahkan diri, terlebih ketika kita telah berada dalam posisi di atas. Tetapi saya rindu kita semua mau sama-sama belajar dari teladan Yohanes Pembaptis, yang tidak mencuri sedikit pun kemuliaan Tuhan, yang mampu berkata apa adanya, berani menegur yang salah, dan tetap rendah hati di hadapan Tuhan. Biarlah prinsip hidup kita dalam segala hal adalah untuk memuliakan Tuhan dalam kehidupan kita, sehingga kita pun dapat berkata “Tuhan harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil”.


Bacaan Alkitab: Yohanes 3:25-30

3:25 Maka timbullah perselisihan di antara murid-murid Yohanes dengan seorang Yahudi tentang penyucian.

3:26 Lalu mereka datang kepada Yohanes dan berkata kepadanya: "Rabi, orang yang bersama dengan engkau di seberang sungai Yordan dan yang tentang Dia engkau telah memberi kesaksian, Dia membaptis juga dan semua orang pergi kepada-Nya."

3:27 Jawab Yohanes: "Tidak ada seorang pun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga.

3:28 Kamu sendiri dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah berkata: Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahului-Nya.

3:29 Yang empunya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki; tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh.

3:30 Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.