Selasa, 22 November 2011
Bacaan Alkitab: Yosua 20:1-6
“Katakanlah kepada orang Israel, begini: Tentukanlah bagimu kota-kota perlindungan, yang telah Kusebutkan kepadamu dengan perantaraan Musa, supaya siapa yang membunuh seseorang dengan tidak sengaja, dengan tidak ada niat lebih dahulu, dapat melarikan diri ke sana, sehingga kota-kota itu menjadi tempat perlindungan bagimu terhadap penuntut tebusan darah.” (Yos 20:2-3)
Kota Perlindungan
Zaman dahulu kala, ketika bangsa Israel baru akan masuk ke dalam tanah Kanaan, Tuhan berfirman kepada Yosua, pemimpin bangsa Israel yang menggantikan Musa, untuk menetapkan kota-kota perlindungan (ay. 2). Tujuan dari kota-kota perlindungan adalah sebagai tempat berlindung bagi orang-orang yang tidak sengaja membunuh sesama mereka (ay. 3). Dalam masa itu, Tuhan pun telah berfirman bahwa hukum yang berlaku di bangsa Israel adalah “Nyawa ganti nyawa, mata ganti mata, gigi ganti gigi, tangan ganti tangan, dan kaki ganti kaki” (Ul 19:21). Dengan demikian, seharusnya jika hanya berpatokan pada hukum “nyawa ganti nyawa” tersebut, semua orang yang membunuh tentunya harus dihukum mati, tetapi dalam bacaan kita hari ini, ternyata Tuhan ingin agar hukum tadi pun juga diaplikasikan dengan bijaksana.
Kota-kota perlindungan ditetapkan ada enam kota, tiga di sebelah barat sungai Yordan, dan tiga lagi di sebelah timur sungai Yordan. Hal itu agar semua orang Israel punya akses ke kota perlindungan. Perkara pembunuhan dengan tidak sengaja tersebut akan dibawa kepada para tua-tua kota, dan jika memang diputuskan bahwa pembunuhan itu dilakukan dengan tidak sengaja, maka pembunuh tersebut harus tinggal di kota itu demi keselamatan dirinya (ay. 4). Barulah ketika imam besar yang berkuasa pada saat itu mati, orang tersebut baru boleh pulang ke kota asalnya tanpa kuatir lagi akan dibunuh oleh keluarga dari orang yang telah tidak sengaja dibunuh olehnya.
Kota perlindungan itu menggambarkan Tuhan sendiri. Dalam hidup kita, kita pasti sering berbuat dosa atau kesalahan. Sebagai konsekuensi dari dosa-dosa kita, seharusnya kita pun mendapatkan hukuman, sebab upah dosa adalah maut (Rm 6:23). Akan tetapi syukur kepada Allah bahwa Tuhan pun adalah tempat perlindungan kita dalam kesesakan (Mzm 9:10), dengan kata lain Tuhan menjadi tempat perlindungan atau kota perlindungan. Ketika kita mengaku dosa kita, maka Tuhan adalah Tuhan yang setia dan adil, dan Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan (1 Yoh 1:9).
Jika di zaman Yosua, seseorang baru bisa diselamatkan secara tuntas dari tuntutan keluarga orang yang dengan tidak sengaja dibunuhnya ketika imam besar telah mati, maka Tuhan Yesus pun adalah Imam Besar bagi kita (Ibr 9:11), yang melalui kematianNya di kayu salib, telah menyempurnakan penebusan kita dari segala dosa-dosa kita. Sehingga, dengan kata lain, bahwa setiap orang yang percaya kepada Yesus telah diselamatkan secara tuntas dari tuntutan iblis. Yesus telah mati untuk menanggung dosa banyak orang, yaitu orang-orang yang percaya kepadaNya, untuk menganugerahkan keselamatan bagi mereka (Ibr 9:28).
Kita pun sudah sepantasnya bersyukur atas Tuhan kita yang senantiasa menjadi tempat perlindungan bagi kita. Dan bagaimanakah cara kita bersyukur, tentunya dengan tidak berbuat dosa lagi dan juga dengan menceritakan tentang keselamatan yang Tuhan berikan kepada orang lain yang belum mengenal Tuhan. Sudahkah kita melakukannya?
Bacaan Alkitab: Yosua 20:1-6
20:1 Berfirmanlah TUHAN kepada Yosua, demikian:
20:2 "Katakanlah kepada orang Israel, begini: Tentukanlah bagimu kota-kota perlindungan, yang telah Kusebutkan kepadamu dengan perantaraan Musa,
20:3 supaya siapa yang membunuh seseorang dengan tidak sengaja, dengan tidak ada niat lebih dahulu, dapat melarikan diri ke sana, sehingga kota-kota itu menjadi tempat perlindungan bagimu terhadap penuntut tebusan darah.
20:4 Apabila ia melarikan diri ke salah satu kota tadi, maka haruslah ia tinggal berdiri di depan pintu gerbang kota dan memberitahukan perkaranya kepada para tua-tua kota. Mereka harus menerima dia dalam kota itu dan memberikan tempat kepadanya, dan ia akan diam pada mereka.
20:5 Apabila penuntut tebusan darah itu mengejar dia, pembunuh itu tidak akan diserahkan mereka ke dalam tangannya, sebab ia telah membunuh sesamanya manusia dengan tidak ada niat lebih dahulu, dan dengan tidak menaruh benci kepadanya lebih dahulu.
20:6 Ia harus tetap diam di kota itu sampai ia dihadapkan kepada rapat jemaah untuk diadili, sampai imam besar yang ada pada waktu itu mati. Maka barulah pembunuh itu boleh pulang ke kotanya dan ke rumahnya, ke kota dari mana ia melarikan diri."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.