Rabu, 23 November 2011

Ajaran yang Memuaskan Keinginan Telinga

Senin, 21 November 2011

Bacaan Alkitab: 2 Timotius 4:1-5

“Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.” (2 Tim 4:3)


Ajaran yang Memuaskan Keinginan Telinga


Beberapa tahun terakhir ini, cukup banyak acara-acara di televisi yang didasarkan pada popularitas semata. Banyak kompetisi-kompetisi di televisi yang hanya didasarkan pada sms penonton yang masuk. Kompetisi ini pun sangat banyak, mulai dari kompetisi menyanyi, kompetisi menari, kompetisi kecantikan kompetisi bersosialisi. Saya berpikir, apakah suatu saat nanti akan ada acara semacam “pemilihan pendeta/penginjil/pengkhotbah favorit” di televisi, di mana juaranya adalah orang yang paling banyak dipilih oleh penonton melalui sms? Misalkan acara tersebut benar-benar ada, apakah orang yang menjadi juara adalah orang yang benar-benar memiliki jiwa melayani, ataukah ia hanya menang karena mungkin wajahnya paling ganteng, atau suaranya paling menawan, atau karena khotbahnya paling menarik, walau mungkin tidak terlalu alkitabiah?

Memang kompetisi itu pun tidak salah, tetapi yang menjadi sorotan saya adalah, dengan berkembangnya zaman saat ini, apakah ada para pendeta/pengkhotbah yang mulai berkompromi dengan tuntutan masa kini? Apakah para pendeta dan pengkhotbah saat ini masih berani menyampaikan Firman Tuhan yang benar, ataukah hanya khotbah-khotbah yang “menyenangkan” hati jemaat saja? Apaka para pendeta dan pengkhotbah masih berani berkhotbah tentang penyangkalan diri dan salib yang harus dipikul oleh orang percaya? Ataukah mereka kebanyakan berkhotbah tentang berkat-berkat Tuhan yang akan diterima oleh jemaat jika mereka mau memberikan persembahan yang besar ke gereja?

Memang prinsip tentang berkat juga ada di dalam Alkitab. Tetapi jika dalam setiap kebaktian yang dikhotbahkan hanya tentang berkat saja, tanpa pernah ada khotbah tentang penyangkalan diri, apakah mungkin jemaat juga bisa bertumbuh dalam iman yang benar? Saya sendiri jika mau memilih juga pasti ingin mendengar khotbah tentang berkat dan berkat yang luar biasa. Tetapi apakah isi Alkitab hanyalah melulu tentang berkat? Alkitab pun bercerita tentang pergumulan dan masalah yaang dihadapi oleh tokoh-tokoh dalam Alkitab, termasuk oleh Tuhan Yesus sendiri.

Saya tidak antipati dengan khotbah-khotbah semacam itu, tetapi yang saya kuatirkan adalah bahwa orang-orang percaya akan pergi dari gereja ke gereja untuk mencari pendeta-pendeta yang hanya mengkhotbahkan tentang hal-hal yang enak saja. Hal ini pun sebenarnya sudah ada dalam tulisan Paulus kepada Timotius yang kita baca hari ini, bahwa akan datang waktunya bahwa orang akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan telinga mereka (ay. 3). Jika memang mereka masih mencari ajaran Tuhan sih masih mending, tetapi yang bahaya adalah ketika mereka pun akhirnya tidak selektif terhadap ajaran yang mereka dengar (ay. 4). Yang bahaya adalah ketika mereka tidak pernah mengecek lagi apakah ajaran tersebut memang ada di Alkitab atau tidak, apakah ajaran tersebut memang sesuai dengan konteks di Alkitab atau hanya main comot ayat-ayat saja, yang penting ayatnya menyenangkan hati.

Tuhan Yesus selama mengajar memang banyak menyampaikan Firman yang menyejukkan hati orang-orang, terutama orang berdosa, tetapi di sisi lain Tuhan Yesus pun juga banyak menyampaikan Firman yang “keras” dan “tegas”. Paulus pun menegaskan kepada Timotius untuk memberitakan Firman, menyatakan apa yang salah sehingga dapat dibenarkan kembali (ay. 2). Pekerjaan ini memang sulit, terutama jika para pendengarnya sudah lebih memilih untuk mendengarkan kata-kata yang menyenangkan hati dan telinga mereka. Tetapi Paulus kembali menekankan agar Timotius tetap menguasai diri dan tetap melakukan pekerjaan pemberitaan Injil sesuai dengan panggilan pelayanannya. Bagaimana dengan kita? Sudahkah kita menjadi Timotius yang memberitakan Firman Tuhan yang benar, dan bukan hanya “firman” yang menyenangkan telinga pendengarnya? Atau justru kita malah yang menjadi orang-orang yang hanya mendengarkan ajaran-ajaran yang menyenangkan telinga kita?


Bacaan Alkitab: 2 Timotius 4:1-5

4:1 Di hadapan Allah dan Kristus Yesus yang akan menghakimi orang yang hidup dan yang mati, aku berpesan dengan sungguh-sungguh kepadamu demi penyataan-Nya dan demi Kerajaan-Nya:

4:2 Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.

4:3 Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.

4:4 Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.

4:5 Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.