Kamis, 17 November 2011

Setia dengan Isteri Masa Muda

Kamis, 17 November 2011

Bacaan Alkitab: Maleakhi 2:13-16

“Bukankah Allah yang Esa menjadikan mereka daging dan roh? Dan apakah yang dikehendaki kesatuan itu? Keturunan ilahi! Jadi jagalah dirimu! Dan janganlah orang tidak setia terhadap isteri dari masa mudanya.” (Mal 2:15)


Setia dengan Isteri Masa Muda


Beberapa waktu yang lalu saya pernah menulis di akun facebook dan twitter saya sebuah kutipan yang bunyinya seperti ini: “Kesetiaan seorang wanita diuji ketika pasangannya berada dalam titik terendah dalam kehidupannya, sedangkan kesetiaan seorang pria diuji ketika ia berada dalam titik tertinggi dalam kehidupannya”. Saya sendiri menemukan tulisan tersebut saat saya sedang browsing di internet, dan saya pun tidak tahu siapa yang pertama kali mempunyai ide untuk menulis kalimat itu dan meng-uploadnya di internet.

Mungkin di antara kita ada yang kurang setuju akan kutipan tersebut, tetapi menurut saya, rasa-rasanya kutipan tersebut memang ada benarnya. Saya memperhatikan bahwa kebanyakan wanita akan diuji kesetiaannya ketika pasangannya (entah pacar atau suaminya) mengalami musibah, misal sakit parah ataupun di-PHK dari pekerjaannya. Saat itulah wanita akan berpikir apakah ia akan tetap setia kepada pasangannya, atau pergi untuk mencari orang lain. Bukan berarti semua wanita adalah bersifat materialistis, tetapi saya perhatikan memang wanita membutuhkan sosok pasangan yang mampu mengayomi dan melindunginya. Seorang wanita akan sulit untuk merasa aman ketika pasangannya tidak memiliki pekerjaan yang tetap, walaupun wanita itu sendiri juga telah memiliki pekerjaan.

Di satu sisi, kebanyakan pria akan diuji kesetiaannya ketika mereka sudah mapan, sudah mempunyai banyak uang, dan juga sudah memiliki posisi yang tinggi di pekerjaan mereka. Dalam posisi seperti itu pria biasanya mulai tergoda untuk berbuat yang “aneh-aneh”, mencari tantangan baru, dan jika tidak hati-hati, mereka juga akan mulai tergoda untuk mencari “isteri muda”. Saya perhatikan bahwa kebanyakan pria yang mempunyai isteri muda biasanya adalah orang-orang yang sudah mapan secara ekonomi maupun status sosial.

Bacaan Alkitab kita hari ini dengan jelas mengatakan bahwa tidak boleh orang berlaku tidak setia dengan isteri masa mudanya. Saya melihat ada beberapa alasan mengapa seseorang harus tetap setia dengan isteri masa muda (atau suami masa muda), yaitu:

Pertama, Tuhan yang menjadi saksi antara kita dan pasangan kita (ay. 14a). Pada saat pemberkatan nikah di gereja, itu berarti Tuhan sendiri yang memberkati pernikahan kita dan Tuhan pun menjadi saksi atas setiap janji nikah yang kita ucapkan. Tuhan kita adalah Tuhan yang suka mengingat, terutama mengingat perjanjian yang telah kita lakukan (Yeh 16:60).

Kedua, isteri (suami) masa muda adalah teman sekutu dan teman seperjanjian kita (ay. 14b). Sekutu berarti orang yang selalu berada di pihak kita. Isteri atau suami masa muda adalah orang yang berada di samping kita ketika kita memulai rumah tangga dari nol. Ia adalah orang yang mau berada di sisi kita walaupun kita masih mengontrak, walaupun kita masih belum memiliki kendaraan sendiri, berbeda dengan isteri muda (isteri kedua) yang biasanya sudah tinggal menikmati enaknya hidup.

Ketiga, Tuhan ingin adanya kesatuan, bukan perceraian (ay. 15-16a). Tuhanlah yang memiliki rencana awal bagi manusia untuk bersatu dalam pernikahan. Itulah sebabnya Tuhan membuat Hawa dari tulang rusuk Adam yang berarti bahwa sebetulnya Hawa dan Adam adalah satu kesatuan. Tuhan Yesus sendiri berkata bahwa “apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia” (Mat 19:6b).

Sebagai anak Tuhan, terlebih kita yang telah menikah, perlu menjaga diri kita agar kita tetap setia dengan pasangan masa muda kita. Tuhan telah menasihatkan kita untuk tidak berkhianat (ay. 16b). Akibat dari ketidaksetiaan ini sungguh mengerikan, yaitu Tuhan tidak akan berpaling dan melihat persembahan kita, apalagi menerima persembahan yang kita berikan. Jadi marilah kita belajar untuk setia kepada isteri masa muda kita. Jika terhadap isteri masa muda saja kita tidak setia, bagaimana kita bisa setia kepada Tuhan? Bisa-bisa pada saat kita berada di titik tertinggi kita (bagi pria), atau pada titik terendah kita (bagi wanita), kita akan meninggalkan Tuhan kita. Setialah dalam perkara-perkara yang sederhana, maka kita pun akan setia dalam perkara yang lebih besar (Luk 16:10).


Bacaan Alkitab: Maleakhi 2:13-16

2:13 Dan inilah yang kedua yang kamu lakukan: Kamu menutupi mezbah TUHAN dengan air mata, dengan tangisan dan rintihan, oleh karena Ia tidak lagi berpaling kepada persembahan dan tidak berkenan menerimanya dari tanganmu.

2:14 Dan kamu bertanya: "Oleh karena apa?" Oleh sebab TUHAN telah menjadi saksi antara engkau dan isteri masa mudamu yang kepadanya engkau telah tidak setia, padahal dialah teman sekutumu dan isteri seperjanjianmu.

2:15 Bukankah Allah yang Esa menjadikan mereka daging dan roh? Dan apakah yang dikehendaki kesatuan itu? Keturunan ilahi! Jadi jagalah dirimu! Dan janganlah orang tidak setia terhadap isteri dari masa mudanya.

2:16 Sebab Aku membenci perceraian, firman TUHAN, Allah Israel -- juga orang yang menutupi pakaiannya dengan kekerasan, firman TUHAN semesta alam. Maka jagalah dirimu dan janganlah berkhianat!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.