Jumat, 25 November 2011
Bacaan Alkitab: Matius 21:28-32
“Siapakah di antara kedua orang itu yang melakukan kehendak ayahnya?" Jawab mereka: "Yang terakhir." Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah.” (Mat 21:31)
Bukan Awal yang Penting, Tetapi Bagaimana Akhirnya
Dalam setiap kompetisi atau pertandingan, yang penting bukanlah bagaimana seseorang mengawali lomba tersebut, tetapi adalah bagaimana seseorang tersebut mengakhiri lomba tersebut. Dalam perlombaan balap motor misalnya, yang paling penting bukan bagaimana seorang pembalap melaju cepat di awal-awal, tetapi bagaimana pembalap tersebut bisa menjadi yang tercepat masuk di garis finis. Percuma jika awal-awal pembalap tersebut sudah memimpin tetapi di pertengahan jalan ia terjatuh dan tidak dapat melanjutkan lomba. Hal yang sama terjadi juga ketika final sepakbola SEA Games kemarin, ketika Indonesia awalnya bisa unggul terlebih dahulu tetapi akhirnya dibalas oleh Malaysia dan justru gagal pada saat adu penalti. Seorang atlet dilihat prestasinya didasarkan pada hasil akhir ketika perlombaan atau pertandingan tersebut telah berakhir.
Prinsip yang sama ditunjukkan Yesus ketika Ia memberikan perumpamaan kepada orang Israel yang kita baca hari ini. Dikisahkan bahwa ada seorang yang memiliki dua anak laki-laki. Ia berkata kepada anaknya yang sulung dan memintanya untuk pergi dan bekerja di kebun anggur. Anak sulung tersebut berkata “Ya”, tetapi ternyata ia tidak pergi. Orang itu pun berkata kepada anaknya yang kedua dan memintanya untuk pergi dan bekerja di kebun anggur. Anak bungsu tersebut berkata “Tidak mau”, tetapi kemudian ia menyesal dan akhirnya pergi juga. Saat itu Tuhan Yesus bertanya kepada orang banyak, siapa yang melakukan kehendak Bapanya? Mereka pun menjawab “Yang terakhir”.Dari bacaan Alkitab kita hari ini, kita melihat bahwa sesungguhnya Tuhan tidak ingin kita hanya berkata “Ya” dan “Ya” tanpa ada tindakan nyata. Berapa kali di Gereja, para Pendeta kita bertanya “Siapa yang ingin bertobat?” atau “Siapa yang ingin lebih sungguh-sungguh lagi mengiring Tuhan?”, dan pada umumnya semua jemaat berkata “Ya”. Tetapi apakah perkataan yang mereka ucapkan itu benar-benar dilakukan sepulang dari Gereja? Berapa banyak Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) yang sudah kita ikuti? Tetapi apakah kerohanian kita sungguh-sungguh bangkit setiap kali kita datang di KKR?
Tuhan Yesus berkata lebih lanjut, bahwa para pemungut cukai dan para perempuan sundal akan mendahului masuk ke Kerajaan Allah (ay. 31). Hal tersebut menggenapi Firman Tuhan yang berkata “Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu" (Mat 19:30). Berapa kali kita lihat di gereja, bahwa para petobat baru rata-rata pasti lebih giat melayani Tuhan, dibandingkan kita yang sudah beragama Kristen sejak lahir. Kita yang sejak kecil sudah mengenal Tuhan kadang-kadang sudah menganggap bahwa ibadah itu hanya sekedar rutinitas saja, tetapi mereka yang baru bertobat justru merasa bahwa ibadah dan pelayanan adalah hal-hal yang sangat luar biasa. Orang-orang yang baru bertobat pasti merasa sangat bersyukur bisa mendapatkan keselamatan, sehingga mereka pun akan lebih bersyukur.
Sama seperti kisah tentang perempuan berdosa yang mengurapi dan meminyaki kaki Tuhan Yesus, di mana Tuhan Yesus pun berkata bahwa bahwa perempuan tersebut melakukan hal itu karena ia telah merasa banyak berdosa dan telah diampuni, sehingga ia pun ingin membalas kasih Tuhan kepadanya. Justru murid-murid Yesus yang sejak awal dipilih Tuhan tidak pernah mengurapi kaki Tuhan Yesus. Bagaimana mungkin justru orang lain yang barangkali baru satu dua kali bertemu Tuhan Yesuslah yang akhirnya mengurapi kaki Tuhan Yesus? Dimana posisi murid-murid Yesus pada saat itu?
Mungkin ada di antara kita yang memiliki awal kisah hidup yang kurang baik. Mungkin ada di antara kita yang dulunya telah banyak berbuat dosa, atau ada di antara kita yang dulunya malas-malasan untuk mengiring Tuhan, atau mungkin justru ada di antara kita yang sejak kecil sudah Kristen tetapi kehidupan rohani kita sampai dengan saat ini tidak pernah bertumbuh. Tuhan tidak mempermasalahkan awal kehidupan kita. Tetapi Tuhan ingin agar mulai saat ini, kita berubah, dan kita memberikan yang terbaik kepada Tuhan. Mungkin dulu kita pernah berkata “ Tidak mau” ketika Tuhan meminta kita untuk melayaniNya, tetapi bacaan kita hari ini berkata bahwa Tuhan lebih melihat orang-orang yang akhirnya mau melakukan kehendak Bapa, walaupun mungkin di awal kita sempat berkata “Tidak”. Tidak ada yang terlambat bagi Tuhan. Tidak masalah sejauh apapun kita telah menyimpang dari jalan Tuhan, pada hari ini ketika kita menyadarinya, segeralah berbalik dan ikutilah jalan Tuhan itu. Selagi kita masih diberikan kesempatan untuk hidup, marilah kita melakukan apa yang menjadi kehendak Tuhan dalam hidup kita.
Bacaan Alkitab: Matius 21:28-32
21:28 "Tetapi apakah pendapatmu tentang ini: Seorang mempunyai dua anak laki-laki. Ia pergi kepada anak yang sulung dan berkata: Anakku, pergi dan bekerjalah hari ini dalam kebun anggur.
21:29 Jawab anak itu: Baik, bapa. Tetapi ia tidak pergi.
21:30 Lalu orang itu pergi kepada anak yang kedua dan berkata demikian juga. Dan anak itu menjawab: Aku tidak mau. Tetapi kemudian ia menyesal lalu pergi juga.
21:31 Siapakah di antara kedua orang itu yang melakukan kehendak ayahnya?" Jawab mereka: "Yang terakhir." Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah.
21:32 Sebab Yohanes datang untuk menunjukkan jalan kebenaran kepadamu, dan kamu tidak percaya kepadanya. Tetapi pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal percaya kepadanya. Dan meskipun kamu melihatnya, tetapi kemudian kamu tidak menyesal dan kamu tidak juga percaya kepadanya."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.