Selasa, 01 November 2011

Tanpa Bunga

Rabu, 2 November 2011

Bacaan Alkitab: Imamat 25:35-38

“Janganlah engkau mengambil bunga uang atau riba dari padanya, melainkan engkau harus takut akan Allahmu, supaya saudaramu dapat hidup di antaramu.” (Im 25:36)


Tanpa Bunga


Pernahkah kita tiba-tiba didatangi orang yang hendak meminjam uang kepada kita karena ada keperluan mendesak? Apa yang biasanya kita lakukan? Apakah kita langsung menghindar dengan memberi banyak alasan? Ataukah kita tanpa pikir panjang langsung memberi pinjaman tanpa bunga? Ataukah kita memberi pinjaman dengan syarat orang tersebut harus memberi jaminan, mengisi surat di atas meterai, dan lain sebagainya?

Tidak ada jawaban yang pasti karena apa yang kita lakukan memang tergantung dari siapa orang yang ingin meminjam uang dari kita, dan juga tergantung dari kondisi finansial kita pada saat itu. Andai orang yang meminjam itu adalah keluarga dekat kita yang sedang mengalami musibah, atau salah satu dari sahabat dekat kita yang benar-benar membutuhkan uang, tentunya kita akan memberikan pinjaman tersebut. Tetapi jika yang meminjam adalah orang yang tidak kita kenal, atau orang yang biasa meminjam tanpa ada niat untuk mengembalikan, maka bisa saja kita akan menolak memberikan pinjaman kepada orang itu.

Hari ini kita membaca Firman Tuhan tentang memberi bantuan kepada sesama saudara. Memang konteks awal dari Firman Tuhan pada bacaan kita hari ini berbicara tentang apa yang harus dilakukan oleh bangsa Israel jika ada salah seorang dari bangsanya yang jatuh miskin dan membutuhkan uang untuk hidup (ay. 35a). Dalam kondisi seperti itu, Tuhan berfirman agar bangsa Israel mau membantu saudara sebangsanya yang jatuh miskin tersebut sehingga ia dapat hidup (ay. 35b). Bahkan Tuhan juga berfirman agar dalam memberi bantuan tersebut, bangsa Israel dilarang untuk meminta bunga atau riba (ay. 37).

Apakah Firman Tuhan yang ditulis ribuan tahun yang lalu masih relevan sampai dengan saat ini? Jawabannya adalah ya, tentu saja masih relevan. Alkitab baik di Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru mengatakan bahwa Firman Allah tetap untuk selama-lamanya (Yes 40:8 dan 1 Pet 1:25). Tentu saja, kita juga perlu mengerti relevansi dari Firman Tuhan tersebut dalam konteks kita di saat ini.

Pertama-tama, kita harus mengerti siapa yang dimaksud dengan saudara dalam bacaan kita hari ini. Jika dalam konteks aslinya saudara berarti saudara sebangsa Israel, tentunya saudara dalam konteks kita saat ini bermakna saudara seiman kita yang telah sama-sama percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Memang Tuhan Yesus pun pernah berkata dalam perumpamaan tentang orang Samaria yang murah hati (Luk 10:25-37) bahwa semua orang pun adalah sesama kita, tanpa memandang suku, golongan, maupun agama mereka. Namun alangkah baiknya jika kita juga mengutamakan untuk berbuat baik kepada saudara seiman kita (Gal 6:10).

Selanjutnya, bantuan kita pun harus memiliki tujuan. Dalam konteks aslinya, Tuhan berfirman kepada bangsa Israel agar mereka menolong saudaranya yang jatuh miskin agar orang tersebut dapat hidup (ay. 35). Jelas bahwa tujuan kita membantu bukan untuk memenuhi hawa nafsu dari orang lain, tetapi memang untuk menolong agar mereka dapat hidup. Kita harus memiliki motivasi yang benar dalam menolong saudara kita. Bukan karena kita ingin sombong, bukan karena kita ingin dipuji orang lain, tetapi karena kita memang tulus untuk membantu. Kita pun harus meminta hikmat dari Tuhan agar kita dapat memberi pinjaman kepada orang lain yang benar-benar membutuhkan, bukan memberi untuk memenuhi hawa nafsu duniawi dari orang tersebut.

Terakhir, Tuhan berfirman agar kita tidak memungut bunga kepada orang yang kita bantu. Ketika saya membaca Firman Tuhan ini, saya sempat berpikir, bukankah dalam bisnis memang wajar ada yang namanya bunga? Kalau misal kita memberikan pinjaman tanpa bunga, apa kita tidak menjadi rugi? Namun setelah saya merenungkan lebih jauh, ternyata dalam ayat ini Tuhan ingin menunjukkan bahwa prinsip ekonomi Tuhan berbeda dengan prinsip ekonomi manusia. Dengan tidak memberi bunga kepada saudara kita yang benar-benar membutuhkan, berarti kita membantu saudara kita tersebut, dan saya percaya bahwa Tuhan pun pasti akan membalas perbuatan baik kita tersebut selama hal itu dilakukan dengan motivasi yang tulus. Firman Tuhan berkata bahwa ada orang yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, namun ada pula orang yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan (Ams 11:24).

Tidaklah sulit bagi Tuhan untuk memberkati kita dengan cara-cara yang ajaib, selama kita juga mau menjadi berkat bagi orang lain. Tuhan mampu memberkati kita dengan berlimpah selama kita mau mengikuti Firman Tuhan. Mari kita belajar untuk memberi kepada saudara-saudara kita yang membutuhkan, dan biarlah Firman Tuhan yang berkata “Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu” (Luk 6:38) akan digenapi dalam kehidupan kita.


Bacaan Alkitab: Imamat 25:35-38

25:35 "Apabila saudaramu jatuh miskin, sehingga tidak sanggup bertahan di antaramu, maka engkau harus menyokong dia sebagai orang asing dan pendatang, supaya ia dapat hidup di antaramu.

25:36 Janganlah engkau mengambil bunga uang atau riba dari padanya, melainkan engkau harus takut akan Allahmu, supaya saudaramu dapat hidup di antaramu.

25:37 Janganlah engkau memberi uangmu kepadanya dengan meminta bunga, juga makananmu janganlah kauberikan dengan meminta riba.

25:38 Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa kamu keluar dari tanah Mesir, untuk memberikan kepadamu tanah Kanaan, supaya Aku menjadi Allahmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.