Kamis, 07 Desember 2017

Anjing dan Babi dalam Alkitab (36): Hukuman Bagi Orang Jahat



Kamis, 7 Desember 2017
Bacaan Alkitab: Yesaya 66:15-17
Mereka yang menguduskan dan mentahirkan dirinya untuk taman-taman dewa, dengan mengikuti seseorang yang ada di tengah-tengahnya, yang memakan daging babi dan binatang-binatang jijik serta tikus, mereka semuanya akan lenyap sekaligus, demikianlah firman TUHAN. (Yes 66:17)


Anjing dan Babi dalam Alkitab (36): Hukuman Bagi Orang Jahat


Bagi orang Kristen yang hidup benar, hari kedatangan Tuhan yang kedua kali adalah hari yang istimewa dan dinanti-nanti. Sebaliknya, bagi orang yang masih belum hidup benar, maka hari terakhir itu sering disebutkan sebagai hari kiamat yang menakutkan. Mereka takut karena belum siap menghadapi hari tersebut. Mereka masih ingin hidup di dunia dan menikmati kesenangan dunia. Oleh karena itu kita dapat melihat sejumlah film-film layar lebar yang menggambarkan ketakutan mayoritas penduduk dunia menghadapi kiamat.

Persoalannya, kedatangan Tuhan yang kedua kali adalah suatu kepastian, bukan hanya suatu kemungkinan. Sejak zaman Perjanjian Lama, janji mengenai kedatangan-Nya yang kedua kali sudah berulang kali disuarakan. Salah satunya adalah apa yang disampaikan oleh nabi Yesaya, dimana dikatakan bahwa Tuhan akan datang dengan api untuk melampiaskan murka-Nya dengan nyala api (ay. 15). Ini bisa menggambarkan akhir dunia ini yang akan dihancurkan dengan api, dimana bumi ini akan menjadi lautan api (2 Ptr 3:10).

Pada hari itu, hukuman Tuhan akan nyata kepada segala yang hidup dimana mereka akan mati terbunuh oleh Tuhan dalam jumlah yang  besar (ay. 16). Tentu segala yang hidup di sini merujuk kepada orang-orang jahat yang pantas untuk dihukum dengan api. Tidak semua orang akan dihukum dengan api. Orang-orang benar akan diselamatkan untuk masuk ke dalam kerajaan surga yang kekal, sementara orang-orang jahat pasti menerima hukuman tersebut. Kata mati di sini tidak boleh sekedar diartikan kematian secara fisik, tetapi harus dipandang sebagai keterpisahan dengan Tuhan dalam kekekalan. Mereka yang jahat tidak akan dapat menikmati kekekalan bersama-sama dengan Tuhan karena dalam kerajaan Tuhan tidak boleh ada sesuatu yang jahat dan najis yang masuk ke dalamnya.

Oleh karena itu, kita perlu memperhatikan, siapa saja yang masuk ke dalam kelompok orang-orang jahat tersebut. Apa yang mereka lakukan sehingga mereka dipandang sebagai orang jahat? Oleh karena itu kita akan belajar dalam ayat selanjutnya mengenai dosa-dosa manusia yang dipandang sebagai orang jahat tersebut.

Dalam ayat selanjutnya dikatakan bahwa ada mereka yang kena hukuman adalah mereka yang menguduskan dan mentahirkan dirinya untuk taman-taman dewa (ay. 17a). Sepintas kata-kata menguduskan dan mentahirkan terlihat sebagai kata yang positif. Namun demikian ternyata orang-orang ini bukan menguduskan dan mentahirkan dirinya bagi Tuhan, tetapi justru bagi dewa-dewa. Artinya mereka tidak menghargai Tuhan sebagaimana mestinya dan justru menggantikan standar ibadah yang benar kepada Tuhan dengan ibadah kepada dewa-dewa lain.

Kita harus memahami bahwa Tuhan sudah memberikan aturan ibadah dalam semacam liturgi kepada bangsa Israel di dalam hukum Taurat yang diberikan. Dalam hukum Taurat tersebut sudah diatur bagaimana orang Israel harus beribadah kepada Tuhan (Elohim Yahweh) melalui persembahan korban, persembahan persepuluhan, nyanyian dan perayaan. Mungkin ada orang Israel yang jahat yang tidak mau menyembah Elohim Yahweh dengan tata cara liturgi semacam itu. Tetapi ada pula orang-orang Israel yang lebih jahat, yaitu mereka yang melakukan standar ibadah kepada Tuhan tetapi melakukannya untuk ibadah kepada dewa-dewa lain. Jadi mereka bukan hanya tidak mempersembahkan korban kepada Tuhan di Bait Allah, tetapi korban tersebut justru dipersembahkan kepada dewa-dewa lainnya. Bukankah ini suatu tindakan yang kurang ajar?

Orang-orang jahat juga digambarkan sebagai mereka yang mengikuti seseorang yang ada di tengah-tengahnya (ay. 17b). Mengapa hal ini dipandang sebagai suatu kesalahan atau kejahatan? Bukankah hal ini adalah hal yang normal? Persoalannya adalah bahwa mereka tidak mau mengikuti Tuhan dan nabi-nabi-Nya yang benar. Mereka tidak mau mengikuti jalan Tuhan tetapi justru mengikuti jalan manusia. Mereka tidak mau mendengar suara Tuhan tetapi lebih memilih mengikuti seseorang yang ada di tengah-tengah mereka.

Pada waktu itu, kita harus memahami kondisi bangsa Israel yang benar-benar hidup sesuka mereka sendiri. Mereka sudah tidak peduli dengan suara Tuhan dan nabi-nabi-Nya, tetapi lebih memilih suara nabi-nabi palsu yang menjanjikan keamanan dan ketenangan yang palsu. Padahal ajaran nabi palsu tersebut tidak membawa bangsa Israel bertobat dan melakukan yang benar, tetapi justru membawa bangsa Israel kepada dosa-dosa yang semakin parah. Nabi-nabi yang benar pasti membawa kepada kebenaran dan kesucian hidup sesuai dengan standar umat Tuhan, namun nabi-nabi palsu pasti tidak akan berani membawa kepada kebenaran dan kesucian hidup. Mereka akan mengajarkan hidup yang kompromi dengan dosa dan apa yang menyenangkan telinga pendengarnya.

Kita harus tahu bahwa orang-orang Israel pada waktu itu sudah memiliki hukum Taurat yang lengkap yang berisi panduan untuk hidup sesuai dengan jalan Tuhan. Oleh karena itu kalaupun ada ajaran-ajaran sesat mereka dapat membandingkannya dengan hukum Taurat yang mereka miliki. Sayangnya, kebanyakan orang-orang Israel pada waktu itu lebih memilih mendengarkan dan mengikuti orang-orang di antara mereka yang mengajarkan kepalsuan yang menyenangkan dan meninabobokan. Pada waktu itu tidak ada lagi khotbah-khotbah yang menyuarakan pertobatan karena sudah kalah bersaing dengan khotbah-khotbah palsu.

Terakhir, ciri-ciri orang-orang jahat tersebut adalah mereka yang memakan daging babi dan binatang-binatang jijik termasuk tikus (ay. 17c). Kita tahu bahwa babi adalah binatang yang haram menurut hukum Taurat, seperti halnya tikus. Orang Israel sampai dengan saat ini sangat anti dengan binatang babi. Namun demikian pada waktu nabi Yesaya hidup, ternyata mereka banyak di antara mereka yang juga memakan makanan yang haram seperti babi dan binatang-binatang najis lainnya. Dari luar, mereka terlihat sebagai orang Israel yang benar dan kudus. Namun demikian, di dalamnya, mereka penuh dengan kenajisan karena menikmati binatang-binatang haram termasuk babi.

Ini menunjukkan orang-orang yang hidup dalam dualisme. Mereka adalah orang-orang munafik yang sibuk mendandani bagian luar sehingga terlihat cantik tetapi bagian dalamnya penuh dengan kenajisan. Dalam Perjanjian Baru, hal ini digambarkan dengan tepat oleh kehidupan orang-orang Farisi dan para ahli Taurat. Mereka sibuk mengurusi bagian luar tanpa pernah mau bertobat di dalamnya. Orang-orang seperti ini mungkin terlihat alim di luar, tetapi hati mereka penuh dengan perencanaan kejahatan bahkan sangat mungkin masih hidup dalam dosa seperti penipuan dan percabulan.

Orang-orang tersebut adalah orang-orang yang jahat karena mereka tidak hanya menipu manusia tetapi juga menipu Tuhan. Mereka bukan hanya saja menipu Tuhan tetapi juga membuat banyak orang lain tertipu. Oleh karena itu ada janji hukuman bagi mereka, yaitu bahwa mereka semuanya akan dilenyapkan (ay. 17d). Hal ini seharusnya menjadi peringataan bagi kita, supaya kita tidak beribadah kepada allah yang lain. Allah yang lain bukan berarti kita pindah agama, tetapi allah yang lain adalah hal-hal selain Tuhan yang kita beri nilai tinggi. Allah yang lain bisa merupakan uang kita, kekayaan kita, karir kita, nama baik kita, dan lain sebagainya. Jika hal-hal tersebut menjadi priroritas kita melebihi Tuhan, maka sesungguhnya kita sedang menjadi orang yang jahat di mata Tuhan.

Kita juga harus sungguh-sungguh mencari Tuhan dan hidup menurut jalan Tuhan. Kita yang hidup di masa sekarang ini telah memiliki Alkitab yang lengkap (jika dibandingkan dengan jemaat mula-mula di abad pertama, atau jika dibandingkan dengan jemaat di abad pertengahan) . Oleh karena itu, standar hidup kita harus senantiasa kita uji apakah telah sesuai dengan firman Tuhan atau tidak. Ketika ada orang-orang tertentu yang menyuarakan sesuatu yang menarik, maka kita harus mengujinya sesuai dengan Firman Tuhan, apakah hal itu benar atau tidak. Sayangnya banyak orang Kristen yang tidak cerdas dan menelan mentah-mentah khotbah-khotbah yang didengar tanpa menguji apakah khotbah tersebut sudah sesuai dengan kebenaran atau tidak. Jangan biarkan kita tersesat karena kita bodoh dan tidak cerdas, tetapi harus terus menerus dengan rendah hati belajar kebenaran yang memerdekakan kita.

Terakhir, kita harus tidak bersikap sebagai orang-orang munafik. Jangan hanya ingin terlihat alim dan kudus di luar melalui penampilan fisik bahkan melalui pelayanan kita di gereja, tetapi isi hidup kita sudah najis dan busuk. Jangan biarkan kemunafikan itu menghalangi kita untuk hidup tak bercacat dan tak bercela di hadapan Tuhan. Uji hidup kita setiap hari dan terima teguran Tuhan atas kita supaya kita terus hidup dalam pertobatan. Jangan sekalipun berusaha mendiamkan suara Roh Kudus yang mengingatkan kita, karena jika kita terus menerus mendiamkan Roh Kudus, maka kita akan sampai pada tahap mendukakan Roh Kudus bahkan hingga menghujat Roh Kudus, sehingga kita tidak mungkin dapat diselamatkan lagi dan masuk ke dalam kebinasaan kekal.



Bacaan Alkitab: Yesaya 66:15-17
66:15 Sebab sesungguhnya, TUHAN akan datang dengan api, dan kereta-kereta-Nya akan seperti puting beliung, untuk melampiaskan murka-Nya dengan kepanasan dan hardik-Nya dengan nyala api.
66:16 Sebab TUHAN akan menghukum segala yang hidup dengan api dan dengan pedang-Nya, dan orang-orang yang mati terbunuh oleh TUHAN akan banyak jumlahnya.
66:17 Mereka yang menguduskan dan mentahirkan dirinya untuk taman-taman dewa, dengan mengikuti seseorang yang ada di tengah-tengahnya, yang memakan daging babi dan binatang-binatang jijik serta tikus, mereka semuanya akan lenyap sekaligus, demikianlah firman TUHAN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.