Sabtu, 16 Desember 2017

Anjing dan Babi dalam Alkitab (45): Tidak Mencegah Anjingnya Menajiskan Orang Lain

Sabtu, 16 Desember 2017
Bacaan Alkitab: Lukas 16:19-23
Dan [Lazarus] ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya. (Luk 16:21)


Anjing dan Babi dalam Alkitab (45): Tidak Mencegah Anjingnya Menajiskan Orang Lain


Sebenarnya apa yang tertulis di dalam perikop belum tentu sebuah perumpamaan, tetapi bisa jadi adalah kejadian nyata. Akan tetapi kita tidak akan membahas mengenai hal itu tetapi akan melihat dari sudut pandang penggunaan kata anjing dan babi dalam perikop ini. Oleh karena itu kita akan lebih berfokus kepada kesalahan yang dilakukan oleh orang kaya tersebut yang membuat orang kaya itu masuk ke dalam alam maut (hadés).

Tuhan Yesus berkata bahwa ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus (ay. 19a). Jubah ungu adalah lambang kemewahan karena sulitnya warna ungu dibuat pada waktu itu. Sejumlah literatur yang saya baca menyebutkan bahwa warna ungu dibuat dari sejenis kerang-kerangan, dan dibutuhkan sekitar 10.000 kerang untuk membuat 1 buah jubah. Tentu dapat dibayangkan berapa harga jubah ungu yang dipakai orang kaya tersebut. Jika ia selalu memakai jubah ungu, maka tentu ia memiliki beberapa jubah dengan harga yang sangat mahal. Sementara itu kain halus juga menggambarkan suatu bahan kain yang dibuat dari sejenis serat tanaman yang khusus. Beberapa literatur menyebutkan bahwa serat tanaman tersebut harus diimpor dari Mesir, sehingga harganya tentu cukup mahal.

Itu baru dari sisi pakaian saja. Tuhan Yesus juga mengemukakan bahwa setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan (ay. 19b). Kata kemewahan di dalam bahasa aslinya menggunakan kata λαμπρῶς (lamprós) yang hanya ditemukan 1 kali di dalam Alkitab. Kata lamprós itu sendiri dapat diterjemahkan sebagai magnificently, sumptuously, splendidly (megah/hebat, mewah, sangat bagus). Jelas bahwa orang kaya ini bukan orang kaya biasa, tetapi orang yang sangat kaya. Pada masa zaman Romawi itu, rentang antara kaya dan miskin tidak terlalu besar seperti di masa sekarang. Sehingga jika ada orang yang seperti ini, berarti dia memang benar-benar sangat kaya, sehingga hidupnya selalu bersukaria atau bergembira karena ia hidup dalam kemewahan.

Di sisi lain, ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok atau luka-luka. Kita tidak tahu mengapa Lazarus penuh dengan luka, apakah karena telah dianiaya atau karena penyakit tertentu, Alkitab tidak mengatakannya. Tetapi ia selama ini ia berbaring dekat pintu gerbang atau pintu pagar rumah orang kaya tersebut. Tentu orang kaya tersebut memiliki rumah yang luas, dengan halaman yang luas tersebut. Ia tidak akan mengizinkan Lazarus berbaring dekat pintu bangunan rumahnya. Oleh karena itu Lazarus hanya berbaring di sisi jalan raya dekat dengan pintu gerbang orang kaya tersebut sambil mengharapkan sedekah dari orang yang lewat (ay. 20).

Sangat mungkin orang kaya ini juga mengadakan pesta di rumahnya dan mengundang teman-temannya sesama orang kaya untuk datang makan di rumahnya. Kemungkinan pula selama ini Lazarus si pengemis selalu kelaparan dan mengharapkan sedekah dari orang-orang yang lewat (termasuk orang kaya itu dan teman-temannya), tetapi Lazarus tidak mendapatkan uang atau makanan yang cukup. Karena begitu laparnya Lazarus berharap dapat menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya tersebut. Tentu bagi orang kaya, apa yang sudah jatuh dari meja dianggap sudah kotor dan tidak layak dimakan lagi. Bahkan makanan yang sudah jatuh umumnya dianggap sebagai sampah yang harus dibuang. Ada kemungkinan juga sisa-sisa makanan yang jatuh itu dibuang ke tempat sampah, dan Lazarus ingin memakan sampah tersebut, yaitu sisa-sisa makanan dari rumah orang kaya tersebut (ay. 21a). Hal tersebut didasari pada kenyataan bahwa tidak mungkin Lazarus bisa masuk ke halaman rumah orang kaya tersebut dan ikut di dalam perjamuan dan mengumpulkan makanan yang jatuh dari meja.

Namun demikian, tentu ada pula kemungkinan di mana orang kaya itu sengaja memanggil Lazarus untuk mempermainkan atau merendahkan dirinya. Lazarus dijadikan semacam “objek permainan” dimana ia diperkenankan untuk ikut perjamuan tetapi hanya boleh memakan apa yang jatuh dari meja orang kaya tersebut. Dengan kata lain, Lazarus diperlakukan sama seperti anjing yang pada umumnya juga memakan sisa-sisa makanan tuannya tersebut.

Alkitab juga menyatakan bahwa anjing-anjing milik si orang kaya tersebut datang kepada Lazarus dan menjilati boroknya (ay. 21b). Alkitab tidak menyatakan dengan jelas apakah Lazarus adalah orang Yahudi atau bukan, tetapi mengingat setelah ia mati ia duduk di pangkuann Abraham (lambang tempat yang nyaman), maka besar kemungkinan bahwa Lazarus adalah orang Yahudi. Kita tahu bahwa anjing adalah binatang yang haram dan najis bagi orang Yahudi. Dalam Alkitab, hanya orang-orang yang berdosa yang mayat atau darahnya dijilati anjing, seperti Ahab dan Izebel. Namun demikian, Lazarus ternyata juga mengalami peristiwa yang memalukan seperti itu.

Alkitab memang tidak menceritakan secara jelas bagaimana anjing-anjing itu menjilat borok/luka Lazarus. Bisa jadi anjing itu menjilat luka Lazarus ketika ia mencari sisa-sisa makanan di tempat sampah. Bisa juga anjing itu menjilat luka Lazarus ketika ia sedang dipermalukan dan dijadikan tontonan untuk mengambil makanan di bawah meja orang kaya tersebut (ketika sedang ada pesta dengan teman-temannya). Namun demikian, jelas bahwa orang kaya tersebut tidak melakukan tindakan apapun untuk mencegah anjing-anjingnya menjilat luka Lazarus. Orang kaya tersebut membiarkan bahkan cenderung melepaskan anjing-anjingnya untuk melakukan apa yang tidak pantas atas Lazarus. Padahal Lazarus jelas tidak patut diperlakukan seperti itu karena ia bukan pencuri, tetapi ia hanya mengemis di dekat pintu gerbang rumah orang kaya tersebut

Singkat cerita, Lazarus mati lalu dibawa oleh malaikat ke pangkuan Abraham, sementara orang kaya itu mati dan menderita sengsara di alam maut (ay. 22-23). Ini barulah tempat sementara (intermediate state) dimana roh orang yang mati berada sebelum hari penghakiman tiba. Tempat sementara ini belumlah surga atau neraka tetapi sudah terjadi pemisahan antara mereka yang baik dan mereka yang jahat. Orang kaya ini masuk ke dalam kategori orang yang jahat karena ia masuk ke dalam alam maut, atau dalam bahasa aslinya adalah ᾍδης (hadés) yang menggambarkan tempat yang tidak nyaman, kontras dengan pangkuan Abraham.

Kesalahan apakah yang diperbuat oleh orang kaya tersebut sehingga ia masuk ke dalam hadés? Tentu kebanyakan orang berkata bahwa ia salah karena hidup dalam kemewahan. Lalu apakah salah jika orang percaya memiliki harta yang banyak, memiliki uang banyak, memiliki rumah mewah dan juga mobil baru? Jawabannya adalah memang tidak ada larangan untuk memiliki harta banyak, tetapi jika harta dan kemewahan bisa membuat seseorang bersukacita/bersukaria maka itu sudah menjadi berhala dalam hidupnya.

Orang kaya dalam kisah ini tidak pernah dikatakan mencari Tuhan. Fokus hidupnya hanya digunakan untuk mencari kekayaan, hidup mewah, dan menikmatinya. Hatinya disukakak karena kemewahan yang dimilikinya, bukan disukakan karena Tuhan ada dalam hidupnya. Oleh karena itu ia sama sekali tidak pernah memperkarakan apa yang seharusnya ia lakukan supaya berkenan di pandangan Tuhan.

Lazarus yang ada di dekat rumah orang kaya tersebut sebenarnya menjadi kesempatan sekaligus ujian bagi orang kaya tersebut, apakah ia mau hidup berkenan kepada Tuhan atau tidak. Jika orang kaya tersebut memiliki hati seperti hati Tuhan, ia dapat dengan mudah membawa Lazarus ke tabib untuk mengobati luka-luka/boroknya, bahkan memberi pekerjaan yang pantas kepadanya. Akan tetapi orang kaya tersebut tidak pernah mempersoalkan hal tersebut. Barulah ketika ia mati, ia menyesal atas apa yang ia lakukan selama hidupnya.

Ia mungkin juga menyesal karena pernah membiarkan anjing-anjingnya menjilati borok Lazarus, sesuatu yang sangat najis bagi orang Yahudi. Lebih parah lagi jika ternyata orang kaya itu sengaja menyuruh anjing-anjingnya menjilati borok Lazarus demi suatu “pertunjukan” di depan teman-temannya. Hal ini menunjukkan bahwa orang kaya tersebut memang tidak punya hati atas orang lain. Jadi orang kaya itu tidak dihukum karena ia kaya, tetapi karena ia disukakan oleh kekayaannya tanpa pernah mencari Tuhan dengan benar. Ia dihukum bukan karena ia mengadakan pesta di rumahnya, tetapi karena ia membiarkan anjing-anjingnya menjilat luka Lazarus. Di mata kebanyakan suku bangsa di dunia ini, itu adalah tindakan yang kejam dan tidak berperikemanusiaan. Oleh karena itu, wajar saja jika ia ditempatkan di dalam hadés setelah ia mati.



Bacaan Alkitab: Lukas 16:19-23
16:19 "Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan.
16:20 Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu,
16:21 dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya.
16:22 Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham.
16:23 Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.