Kamis, 28 Desember 2017
Bacaan
Alkitab: Mazmur 73:5
Mereka tidak mengalami kesusahan manusia, dan mereka tidak kena tulah
seperti orang lain. (Mzm 73:5)
Mazmur 73 (Ayat 5): Tidak Mengalami Kesusahan Manusia
Pada hari ini kita masih membahas
mengenai ciri orang-orang fasik seperti yang diamati oleh Asaf. Dikatakan bahwa
mereka tidak mengalami kesusahan manusia (ay. 5a). Kata kesusahan di sini dalam
bahasa aslinya adalah בַּעֲמַ֣ל (ba·‘ă·mal) dari kata dasar עָמָל (amal) yang selain
berarti trouble (masalah, kesulitan,
kesukaran, kesusahan), juga dapat diartikan sebagai toil (bekerja keras, berpayah-payah) dan labour (pekerjaan fisik, melahirkan). Jadi jelas bahwa orang-orang
fasik yang dimaksud oleh Asaf dalam pasal ini bukanlah mereka yang harus
bekerja keras seperti kebanyakan orang pada umumnya. Mereka adalah orang-orang
yang bahkan tidak perlu atau tidak pernah harus bekerja keras untuk memperoleh
uang atau memperoleh sesuatu.
Pada dasarnya, mereka sangat mungkin
adalah orang yang berkecukupan atau bahkan sangat kaya secara finansial karena
mereka dapat memperoleh apa saja tanpa perlu bekerja keras. Mereka tidak
mengalami susahnya mencari uang (seperti kebanyakan orang yang harus bekerja
keras untuk mendapatkan upah yang sekadarnya). Hal ini bukan berarti bahwa
setiap orang kaya adalah orang fasik, tetapi biasanya orang fasik adalah orang
kaya. Perbedaannya adalah ada orang kaya yang menjadi kaya karena warisan orang
tuanya atau karena ia bekerja keras, sementara orang fasik menjadi kaya karena
tindakannya yang fasik (misal: mencuri, merampok, korupsi, merampas, dan
melakukan tindakan jahat lainnya).
Di sisi lain, mereka juga tidak terkena
tulah seperti orang lain. Kata tulah dalam bahasa aslinya adalah יְנֻגָּֽעוּ (yə·nug·gā·‘ū) yang berasal dari kata
dasar נָגַע (naga). Kata naga sendiri sebenarnya mempunyai banyak makna sesuai konteks
kalimat. Tetapi secara umum, kata naga itu
dapat diartikan sebagai to touch (menyentuh,
mengulurkan tangan, menjamah), to reach (meraih,
menjangkau), dan to strike (menyerang,
memukul, menyambar). Kata naga ini
merujuk kepada tindakan Tuhan yang menyentuh atau menghukum seseorang. Tentu
hukuman Tuhan ini dapat dikatakan sebagai tulah, seperti yang dialami oleh
Firaun ketika ia mengeraskan hatinya terhadap suara Tuhan.
Dalam hal ini, jika orang lain yang
bersalah dapat menerima hukuman Tuhan (seperti Firaun, atau tokoh-tokoh jahat
dalam Alkitab lainnya yang dihukum Tuhan), tetapi orang fasik yang diamati oleh
Asaf justru sebaliknya. Mereka hidup dengan fasik dan jahat, tidak peduli
dengan Tuhan, tetapi justru seakan-akan tidak tersentuh oleh Tuhan. Akibatnya
tentu Asaf bertanya-tanya, mengapa sepertinya mereka punya kekebalan terhadap
masalah atau hukuman Tuhan atas perbuatan mereka yang fasik?
Dari sisi manusia, orang-orang fasik
ini seakan-akan dibela dan dibenarkan oleh Tuhan, karena sama sekali tidak
mengalami masalah atau kesusahan seperti manusia lain. Akan tetapi,
sesungguhnya hukuman Tuhan atas mereka sudah terjadi. Pembiaran yang dilakukan
Tuhan terhadap orang-orang fasik tersebut sesungguhnya sudah menjadi
hukumannya. Sebenarnya Tuhan tentu sayang terhadap semua orang dan tidak ingin ada
yang binasa. Tetapi jika sudah 1 kali diperingatkan, 2 kali diingatkan, 3 kali
ditegur, dan mereka masih mengeraskan hati, maka pada suatu titik Tuhan bisa
saja diam, atau sebenarnya juga terus berbicara tetapi orang fasik tersebut sudah
menutup hati terhadap suara Tuhan dan kebenaran Tuhan. Akibatnya, jalan yang
mereka sedang tempuh sebenarnya sedang menuju kebinasaan tanpa mereka sadari,
meskipun secara manusiawi, seakan-akan jalan merekalah yang benar.
Bacaan
Alkitab: Mazmur 73:5
73:5 mereka tidak mengalami kesusahan manusia, dan mereka tidak kena tulah
seperti orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.