Rabu, 27 Desember 2017

Mazmur 73 (Ayat 5): Tidak Mengalami Kesusahan Manusia

Kamis, 28 Desember 2017
Bacaan Alkitab: Mazmur 73:5
Mereka tidak mengalami kesusahan manusia, dan mereka tidak kena tulah seperti orang lain. (Mzm 73:5)


Mazmur 73 (Ayat 5): Tidak Mengalami Kesusahan Manusia


Pada hari ini kita masih membahas mengenai ciri orang-orang fasik seperti yang diamati oleh Asaf. Dikatakan bahwa mereka tidak mengalami kesusahan manusia (ay. 5a). Kata kesusahan di sini dalam bahasa aslinya adalah בַּעֲמַ֣ל (ba·‘ă·mal) dari kata dasar עָמָל (amal) yang selain berarti trouble (masalah, kesulitan, kesukaran, kesusahan), juga dapat diartikan sebagai toil (bekerja keras, berpayah-payah) dan labour (pekerjaan fisik, melahirkan). Jadi jelas bahwa orang-orang fasik yang dimaksud oleh Asaf dalam pasal ini bukanlah mereka yang harus bekerja keras seperti kebanyakan orang pada umumnya. Mereka adalah orang-orang yang bahkan tidak perlu atau tidak pernah harus bekerja keras untuk memperoleh uang atau memperoleh sesuatu.

Pada dasarnya, mereka sangat mungkin adalah orang yang berkecukupan atau bahkan sangat kaya secara finansial karena mereka dapat memperoleh apa saja tanpa perlu bekerja keras. Mereka tidak mengalami susahnya mencari uang (seperti kebanyakan orang yang harus bekerja keras untuk mendapatkan upah yang sekadarnya). Hal ini bukan berarti bahwa setiap orang kaya adalah orang fasik, tetapi biasanya orang fasik adalah orang kaya. Perbedaannya adalah ada orang kaya yang menjadi kaya karena warisan orang tuanya atau karena ia bekerja keras, sementara orang fasik menjadi kaya karena tindakannya yang fasik (misal: mencuri, merampok, korupsi, merampas, dan melakukan tindakan jahat lainnya).

Di sisi lain, mereka juga tidak terkena tulah seperti orang lain. Kata tulah dalam bahasa aslinya adalah יְנֻגָּֽעוּ (yə·nug·gā·‘ū) yang berasal dari kata dasar נָגַע (naga). Kata naga sendiri sebenarnya mempunyai banyak makna sesuai konteks kalimat. Tetapi secara umum, kata naga itu dapat diartikan sebagai to touch (menyentuh, mengulurkan tangan, menjamah), to reach (meraih, menjangkau), dan to strike (menyerang, memukul, menyambar). Kata naga ini merujuk kepada tindakan Tuhan yang menyentuh atau menghukum seseorang. Tentu hukuman Tuhan ini dapat dikatakan sebagai tulah, seperti yang dialami oleh Firaun ketika ia mengeraskan hatinya terhadap suara Tuhan.

Dalam hal ini, jika orang lain yang bersalah dapat menerima hukuman Tuhan (seperti Firaun, atau tokoh-tokoh jahat dalam Alkitab lainnya yang dihukum Tuhan), tetapi orang fasik yang diamati oleh Asaf justru sebaliknya. Mereka hidup dengan fasik dan jahat, tidak peduli dengan Tuhan, tetapi justru seakan-akan tidak tersentuh oleh Tuhan. Akibatnya tentu Asaf bertanya-tanya, mengapa sepertinya mereka punya kekebalan terhadap masalah atau hukuman Tuhan atas perbuatan mereka yang fasik?

Dari sisi manusia, orang-orang fasik ini seakan-akan dibela dan dibenarkan oleh Tuhan, karena sama sekali tidak mengalami masalah atau kesusahan seperti manusia lain. Akan tetapi, sesungguhnya hukuman Tuhan atas mereka sudah terjadi. Pembiaran yang dilakukan Tuhan terhadap orang-orang fasik tersebut sesungguhnya sudah menjadi hukumannya. Sebenarnya Tuhan tentu sayang terhadap semua orang dan tidak ingin ada yang binasa. Tetapi jika sudah 1 kali diperingatkan, 2 kali diingatkan, 3 kali ditegur, dan mereka masih mengeraskan hati, maka pada suatu titik Tuhan bisa saja diam, atau sebenarnya juga terus berbicara tetapi orang fasik tersebut sudah menutup hati terhadap suara Tuhan dan kebenaran Tuhan. Akibatnya, jalan yang mereka sedang tempuh sebenarnya sedang menuju kebinasaan tanpa mereka sadari, meskipun secara manusiawi, seakan-akan jalan merekalah yang benar.



Bacaan Alkitab: Mazmur 73:5
73:5 mereka tidak mengalami kesusahan manusia, dan mereka tidak kena tulah seperti orang lain.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.