Minggu, 31 Desember 2017
Bacaan
Alkitab: Mazmur 73:8
Mereka menyindir dan mengata-ngatai dengan jahatnya, hal pemerasan
dibicarakan mereka dengan tinggi hati. (Mzm 73:8)
Mazmur 73 (Ayat 8): Menyindir dan Berkata Jahat
Masih melanjutkan serial renungan kita
yang membahas kitab Mazmur pasal 73, hari ini kita akan belajar dari ayat 8,
dimana mereka (orang-orang fasik) menyindir dan mengata-ngatai dengan jahatnya
(ay. 8a). Kata menyindir dalam ayat 8 ini dalam bahasa aslinya adalah יָמִ֤יקוּ (yā·mî·qū) dari kata dasar מוּק (mug).
Kata ini hanya muncul 1 kali dalam Alkitab yaitu pada ayat ini. Kata ini dapat
berarti to mock, to deride, to deer (mengejek, menertawakan, mencemoohkan,
mengolok-olok), namun kata tersebut juga dapat berarti be corrupt (korup, jahat, rusak). Alkitab bahasa Inggris terjemahan
King James Version menggunakan kata corrupt
ini untuk menerjemahkan kata mug,
namun kebanyakan terjemahan lain menggunakan kata lain yang hampir sama dengan
kata menyindir.
Selanjutnya kata mengata-ngatai dalam
bahasa aslinya adalah וִידַבְּר֣וּ (wî·ḏab·bə·rū) dari kata dasar דָּבַר (dabar)
yang secara harafiah adalah berbicara atau berkata. Kata dabar ini sebenarnya bersifat netral, tetapi tentu saja tergantung
dari perkataan apa yang diucapkan. Jika perkataan yang diucapkan adalah
perkataan yang baik, tentu kata dabar ini
dapat bermakna positif. Tetapi jika perkataan yang diucapkan adalah perkataan
yang jahat, tentu kata dabar dapat
bermakna negatif, misalnya diartikan sebagai mengata-ngatai.
Kata jahat di sini dalam bahasa aslinya
menggunakan kata בְרָ֣ע (ḇə·rā‘) dari kata dasar רָע (ra')
yang dapat berarti adversity (kesulitan,
kesengsaraan, kemalangan), affliction
(penderitaan), bad (buruk, jahat,
salah), calamity (bencana,
malapetaka, celaka), displeasure
(ketidaksenangan, ketidakpuasan), distress
(kesukaran). Kata ra’ ini berkonotasi
negatif, yaitu menunjukkan hal-hal yang buruk. Jadi jika digabungkan dengan
kata sebelumnya dalam bagian pertama dari ayat ini, maka ayat tersebut dapat dibaca
sebagai orang-orang yang suka menyindir/mengejek dan berkata-kata dengan jahat.
Perkataan yang dimaksud dalam ayat ini tentu bukan perkataan biasa, tetapi
perkataan yang diucapkan dengan niat buruk untuk membuat orang lain susah. Ini dapat
berarti perkataan yang menghina orang tersebut, yang menjatuhkan mental orang
lain, atau perkataan yang merusak karakter seseorang di depan orang lain.
Selanjutnya, untuk bagian kedua dari
ayat ini berbunyi “hal pemerasan dibicarakan mereka dengan tinggi hati”. Kata
pemerasan dalam bahasa aslinya adalah עֹ֑שֶׁק (‘ō·šeq) dari
kata dasar עֹ֫שֶׁק (osheq) yang berarti cruelly (dengan kejam, dengan bengis), extortion (pemerasan), oppression
(penindasan, penekanan), thing
deceitfully gotten (hal yang diperoleh dengan tipu muslihat). Tentu hal ini
berbicara tentang apa yang dilakukan oleh orang-orang fasik tersebut. Demi memperoleh
kekayaan, posisi, dan hal-hal lain, mereka tidak segan-segan menindas, memeras,
bahkan melakukan tipu muslihat demi mendapatkannya.
Kata dibicarakan sendiri dalam bahasa
aslinya adalah יְדַבֵּֽרוּ׃ (yə·ḏab·bê·rū)
yang berasal dari kata dasar yang sama dengan kata mengata-ngatai yaitu dabar (sebagaimana telah dibicarakan sebelumnya).
Kata ini menunjukkan bahwa hal-hal jahat tadi (pemerasan, penindasan, tipu
muslihat, dan lain sebagainya) menjadi topik pembicaraan oleh orang-orang fasik
tersebut. Mereka merasa biasa mengucapkan hal-hal yang sebenarnya tidak pantas
disebutkan. Justru dikatakan bahwa mereka membicarakannya dengan tinggi hati.
Kata tinggi hati dalam bahasa aslinya
adalah מִמָּר֥וֹם (mim·mā·rō·wm)
dari kata dasar מָרוֹם (marom) yang secara harafiah berarti
tinggi. Kata ini memiliki sejumlah makna, antara lain far above (jauh di atas), dignity
(kehormatan, kemuliaan, martabat), haughty
(angkuh, sombong, congkak), height
(tinggi, puncak), most (paling
teratas/utama), on high one (tinggi),
place (tempat, kedudukan), loftily (kemuliaan, keangkuhan). Jadi
perkataan yang diucapkan orang fasik terkait pemerasan, penindasan, dan hal-hal
yang tidak patut itu justru diucapkan dengan tinggi hati/congkah/angkuh. Mereka
justru merasa bangga akan kejahatan yang dilakukannya.
Bahkan kata marom tersebut juga dapat berarti berasal dari tempat tinggi, Ini
dapat merujuk bahwa orang fasik itu menganggap kekayaannya, kesuksesannya, dan
kemuliaannya yang didapatkan dari cara yang salah justru berasal dari tempat
tinggi, atau dari surga (dari Tuhan). Mereka dapat menganggap bahwa Tuhan memberikan
kepada mereka berkat dan kekayaan dari hasil pemerasan, korupsi, dan lain
sebagainya. Mereka begitu mudah memutarbalikkan fakta seakan-akan Tuhan
memberkati usaha mereka, padahal usaha mereka itu adalah usaha yang jahat,
melawan hukum, dan pastinya melawan Firman Tuhan. Tidak heran orang-orang
seperti ini dapat bersaksi di gereja/jemaat dengan bangganya bahwa ia telah mendapatkan
keuntungan dari setoran sejumlah rekanan proyek, dan bahkan mungkin menjadi
salah satu penyumbang kolekte/persembahan/persepuluhan di dalam gereja.
Lebih parah lagi jika ada pendeta atau
gereja yang melegitimasi kejahatan orang fasik tersebut dengan mengatakan bahwa
tindakan orang fasik tersebut dapat dibenarkan asalkan memberikan 10%-nya
kepada gereja. Ini adalah sikap kompromistis gereja/pendeta terhadap orang
fasik. . Karena kedekatannya dengan pendeta (karena persembahannya paling
besar), maka ia dapat menduduki jabatan-jabatan strategis. Bukan tidak mungkin,
di gereja-gereja tertentu, orang-orang fasik seperti ini bisa diangkat menjadi majelis,
diaken, pengurus, pelayan mimbar, ketua panitia natal, dan lain sebagainya. Hal
ini dapat membuat orang fasik tersebut semakin tinggi hati dan seakan-akan
telah diberkati dengan limpah oleh Tuhan. Padahal Tuhan yang benar tidak
mungkin menyuruh umat-Nya untuk memperoleh berkat dengan cara yang tidak benar.
Bacaan
Alkitab: Mazmur 73:8
73:8 Mereka menyindir dan mengata-ngatai dengan jahatnya, hal pemerasan
dibicarakan mereka dengan tinggi hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.