Jumat, 22 Desember 2017
Bacaan
Alkitab: 2 Tawarikh 11:13-17
Sebab orang Lewi meninggalkan tanah penggembalaan dan milik mereka, lalu
pergi ke Yehuda dan Yerusalem, oleh karena Yerobeam dan anak-anaknya melarang
mereka memegang jabatan imam TUHAN. (2 Taw 11:14)
Imam dan Suku Lewi yang menyeberang ke Yehuda
Sebagai suatu bangsa yang seharusnya
menganut sistem pemerintahan Theokrasi (yang artiinya pemerintahan yang
dipimpin oleh Tuhan atau Allah), seharusnya bangsa Israel dapat menjadi contoh
bagi bangsa-bangsa lain dalam segala hal. Ironisnya, ternyata raja-raja yang
diangkat oleh Tuhan untuk memimpin bangsa Israel tidak selalu hidup menurut
jalan Tuhan. Alkitab dan sejarah mencatat bagaimana ada raja-raja yang fasik
dan lalim, yang justru meninggalkan Tuhan dan menyesatkan bangsanya.
Ketika bangsa Israel masuk ke tanah
Kanaan, Tuhan sebenarnya telah mengatur suatu sistem supaya seluruh bangsa
tetap hidup menurut perintah Tuhan sebagaimana yang tertulis di dalam hukum
Taurat. Hal itu nampak jelas ketika 1 suku Israel yaitu suku Lewi diberi mandat
khusus oleh Tuhan untuk bertindak sebagai pelayan-pelayan dalam ibadah bangsa
Israel. Suku Lewi tidak mendapatkan bagian tanah sebagaimana suku-suku yang
lainnya. Namun demikian, suku Lewi tersebar di seluruh wilayah suku lainnya dan
mendapatkan sejumlah tanah penggembalaan
di seluruh wilayah Israel. Diharapkan dengan demikian setiap suku Israel
tetap bisa beribadah kepada Tuhan dengan benar, karena adanya orang-orang Lewi di
sana. Ada pula orang-orang tertentu yang diangkat menjadi imam dan tinggal
tersebar di seluruh wilayah Israel.
Ketika Bait Allah atau Bait Suci di
Yerusalem dibangun pada zaman raja Salomo, memang sebagian orang Lewi dan para imam
berdomisili di Yerusalem, karena Bait Allah menjadi pusat ibadah dari seluruh
suku Israel. Rakyat Israel dari suku-suku yang lain datang ke Yerusalem untuk
beribadah di sana, antara lain mempersembahkan korban bagi Tuhan. Yerusalem
sendiri berada di daerah suku Yehuda, namun rakyat Israel dari suku-suku lain dengan
sukacita datang ke Yerusalem untuk beribadah di sana. Namun demikian, masih
terdapat sejumlah orang Lewi dan para imam yang tetap tinggal di wilayah
suku-suku Israel lainnya untuk bertanggung jawab terhadap pelayanan kepada
rakyat di sana.
Akan tetapi, ketika kerajaan Israel
terpecah dua menjadi kerajaan Israel atau Israel Utara yang dipimpin oleh
Yerobeam (10 suku di utara) dan kerajaan Yehuda yang dipimpin oleh Rehabeam,
anak Salomo (2 suku di selatan yaitu suku Yehuda dan Benyamin), mulai timbul
masalah. Yerusalem ada di daerah kerajaan Yehuda, sehingga pada awal terpecahnya
kerajaan itu, rakyat Israel dari kerajaan Israel Utara masih tetap datang ke
Yerusalem untuk mempersembahkan korban di Bait Allah. Namun seiring berjalannya
waktu, Raja Yerobeam mulai bertindak keliru dengan melarang rakyatnya pergi ke
Yerusalem dan justru membuat patung anak lembu emas dan menaruhnya di Betel dan
Dan, supaya rakyatnya tidak usah pergi ke Yerusalem tetapi cukup beribadah di
dalam wilayah kerajaan Israel Utara saja (1 Raj 12:26-30).
Oleh karena itu, situasi ini menjadi
suatu dilema bagi orang Lewi dan para imam yang masih tinggal di wilayah
Israel. Mengapa demikian? Karena di sana mereka memiliki tanah-tanah
penggembalaan dengan segala ternak dan harta benda mereka. Tentu akan menjadi
dilema apakah mereka lebih memilih harta benda dan tanah mereka di wilayah
Israel tetap harus mengajarkan apa yang tidak sesuai dengan hukum Taurat, atau
mereka meninggalkan tanah dan segala harta benda mereka kemudian pindah ke
kerajaan Yehuda.
Alkitab mengatakan bahwa sejumlah orang
Lewi dan para imam di wilayah Israel Utara datang dan menggabungkan diri ke
kerajaan Yehuda (ay. 13). Mereka adalah kelompok orang Lewi dan para imam berani
meninggalkan tanah dan harta milik mereka, bahkan meninggalkan jabatan imam di kerajaan
Israel (ay. 14a). Sebenarnya mereka pasti ditawari oleh raja Yerobeam apakah
mereka mau tetap menjadi imam tetapi bukan untuk ibadah kepada Allah (Yahweh),
tetapi sebagai imam pada agama baru yaitu menyembah patung anak lembu jantan
dan kepada jin-jin yaitu dewa-dewa di sana (ay. 14b-15).
Tidak hanya orang-orang Lewi, Alkitab
juga mencatat bahwa ada suku-suku lain yang datang ke Yerusalem mengikuti
orang-orang Lewi itu (ay. 16a). Mereka ini adalah orang-orang awam di kerajaan
Israel yang tahu bahwa kebijakan rajanya adalah salah. Mereka berani pergi
meninggalkan daerahnya, meninggalkan tanah-tanah yang seharusnya telah menjadi
hak mereka. Mereka rela meninggalkan itu semua dan pergi ke kerajaan Yehuda,
dengan risiko mereka belum tentu mendapat tanah, atau bisa saja suatu saat raja
di Yehuda juga berubah menjadi lalim. Ada risiko bahwa suatu saat nanti kondisi
di kerajaan Yehuda bisa sama parahnya dengan kondisi di kerajaan Israel yang
mereka tinggalkan. Namun mereka sudah memiliki tekad yang bulat dan memilih
untuk tetap beribadah kepada Allah yang benar meskipun harus meninggalkan
segala sesuatu (ay. 16b). Alkitab mencatat bahwa orang-orang Lewi dan orang
Israel lainnya yang memilih untuk hijrah ke Yehuda dapat memperkuat
pemerintahan Rehabeam karena selama 3 tahun lamanya mereka tetap hidup
mengikuti jejak Daud dan Salomo (ay. 17).
Tentu kita tidak menutup mata bahwa ada
juga orang Lewi dan para imam yang akhirnya berkhianat kepada Allah dan memilih
untuk menjadi imam di Israel. Mereka yang memilih demikian tentu berpikir
rasional secara duniawi: Jika mereka tetap di Israel, mereka mungkin akan lebih
cepat naik pangkat, uang semakin banyak, tanah semakin luas, ternak semakin
berlimpah, dan lain sebagainya. Orang-orang ini adalah orang yang oportunis
dengan mengorbankan iman. Mereka hanya berpikir jangka pendek. Orientasi mereka
hanyalah harta di bumi ini dan bukan harta di surga.
Meskipun ayat tersebut sebenarnya disampaikan
oleh Tuhan Yesus sekitar 900 s.d. 1.000 tahun kemudian, tetapi nyatanya di masa
Perjanjian Lama pun ada orang-orang yang sudah memiliki sikap hati yang benar
dan rela meninggalkan segala sesuatu demi kebenaran. Orang-orang Lewi, para
imam, dan sejumlah rakyat Israel yang hijrah ke kerajaan Yehuda menunjukkan
bahwa masih ada orang-orang berkarakter unggul yang rela kehilangan segala
sesuatu demi Tuhan mereka.
Jika orang di Perjanjian Lama saja
sudah memiliki iman seperti ini, masakan kita yang hidup di zaman Perjanjian
Baru ini kalah dengan mereka? Kita memiliki Injil, Alkitab yang lengkap, bahkan
Roh Kudus dicurahkan kepada kita. Semua itu harusnya membuat kita menjadi
orang-orang yang unggul dari sisi moral. Namun nyatanya, dunia di hari-hari
terakhir ini membuat banyak orang Kristen gagal menemukan prioritas yang benar
dalam hidupnya. Mereka masih mencintai dunia dan tidak mau melepaskan
percintaan dengan dunia demi kerajaan Tuhan. Apalagi jika sikap mencintai dunia
ini justru dimiliki oleh orang-orang yang mengaku sebagai hamba Tuhan atau
wakil Tuhan. Hamba Tuhan seperti itu seharusnya malu dengan orang-orang Lewi pada zaman Yerobeam
yang lebih memilih Tuhan dan kerajaan-Nya daripada segala harta benda yang
mereka miliki.
Bacaan
Alkitab: 2 Tawarikh 11:13-17
11:13 Para imam dan orang Lewi di seluruh Israel datang menggabungkan diri
dengan dia dari daerah-daerah kediaman mereka.
11:14 Sebab orang Lewi meninggalkan tanah penggembalaan dan milik mereka,
lalu pergi ke Yehuda dan Yerusalem, oleh karena Yerobeam dan anak-anaknya
melarang mereka memegang jabatan imam TUHAN,
11:15 dan mengangkat bagi dirinya imam-imam untuk bukit-bukit pengorbanan
untuk jin-jin dan untuk anak-anak lembu jantan yang dibuatnya.
11:16 Dari segenap suku Israel orang datang ke Yerusalem mengikuti
orang-orang Lewi itu, yakni orang yang telah membulatkan hatinya untuk mencari
TUHAN Allah Israel; dan mereka datang untuk mempersembahkan korban kepada
TUHAN, Allah nenek moyang mereka.
11:17 Demikianlah mereka memperkokoh kerajaan Yehuda dan memperkuat
pemerintahan Rehabeam bin Salomo selama tiga tahun, karena selama tiga tahun
mereka hidup mengikuti jejak Daud dan Salomo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.