Jumat, 29 Desember 2017

Mazmur 73 (Ayat 7): Kesalahan yang Menyolok (Mencolok)



Sabtu, 30 Desember 2017
Bacaan Alkitab: Mazmur 73:7
Karena kegemukan, kesalahan mereka menyolok, hati mereka meluap-luap dengan sangkaan. (Mzm 73:7)


Mazmur 73 (Ayat 7): Kesalahan yang Menyolok (Mencolok)


Saya mencoba mencari arti kata menyolok di dalam kamus besar bahasa Indonesia, dan tidak menemukan kata tersebut. Kemungkinan besar yang dimaksud dengan menyolok ini adalah kata mencolok, sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang telah disempurnakan. Ingat bahwa Alkitab bahasa Indonesia Terjemahan Baru ini selesai disusun pada tahun 1974, dimana saat itu bahasa Indonesia pun masih berkembang dan belum menemukan bentuk yang baku seperti saat ini.

Dalam ayat ini, ada beberapa kata yang akan kita coba lihat dalam bahasa aslinya untuk lebih kita mengerti. Kata kegemukan sendiri dalam bahasa aslinya adalah מֵחֵ֣לֶב (mê·ḥê·leḇ) dari kata dasar חֵ֫לֶב (cheleb) yang dapat diartikan sebagai best (paling baik), fatness (lemak, kegemukan), finest (paling baik, paling enak), grease (lemak, minyak, gemuk), marrow (sumsum, lemak di dalam tulang). Konteks kata cheleb lebih menunjuk kepada lemak, baik lemak manusia (yang menyebabkan orang gemuk) dan juga lemak binatang (yang seringkali merujuk kepada lemak yang dipersembahkan kepada Tuhan dalam ibadah bangsa Israel).

Sementara itu, kata kesalahan dalam bahasa aslinya adalah עֵינֵ֑מוֹ (‘ê·nê·mōw) dari kata dasar עַ֫יִן (ayin) yang secara harafiah memang berarti eye (mata), tetapi juga memiliki banyak makna lain khususnya jika tidak merupakan kata dasar atau digunakan bersama-sama dengan kata lain. Hal ini mirip juga dengan bahasa Indonesia dimana kata mata dapat digabung dengan kata lain sehingga memiliki makna yang berbeda (misal: matahari, mata air, mata batin, dan lain sebagainya). Sebagian besar terjemahan Alkitab dalam bahasa Inggris dan juga Alkitab bahasa Indonesia Terjemahan Lama menggunakan kata mata secara harafiah, tetapi juga ada beberapa terjemahan Alkitab dalam bahasa Inggris yang lebih menekankan kata mata tidak secara harafiah, tetapi lebih kepada mata hati atau mata batin, yaitu sikap hati yang membuat orang melakukan tindakan tertentu (bisa positif maupun negatif). Alkitab bahasa Indonesia Terjemahan Baru ini lebih menekankan kepada mata hati atau mata batin sehingga menggunakan kata kesalahan yang berkonotasi negatif di ayat ini karena memang ayat ini masih membicarakan tentang orang fasik.

Kata menyolok (atau mencolok) itu sendiri dalam bahasa aslinya adalah יָ֭צָא (yā·ṣā) dari kata dasar יָצָא (yatsa) yang secara harafiah dapat diartikan sebagai to go or come out (pergi, keluar). Ini menunjukkan suatu hal yang keluar dari tempat asalnya. Kata ini dapat berbicara secara fisik (seperti orang yang pergi keluar dari rumahnya), atau secara non fisik (misal ide yang keluar dari pikiran seseorang). Dalam hal ini, jika kita membaca bagian pertama dari ayat 7 ini, kita dapat membacanya secara harafiah, yaitu “karena lemak/kegemukan, mata orang fasik itu keluar dari tempatnya (melotot)”, atau dapat juga dimaknai secara batiniah seperti mata batin yang keliru karena kegemukan/kelimpahan, sehingga hal itu berujung pada tindakan yang merupakan represesntasi dari mata batin/pola pikir seseorang”.

Selanjutnya untuk bagian kedua dari ayat ini, kita juga akan belajar dari bahasa aslinya yaitu bahasa Ibrani. Kata hati dalam bahasa aslinya digunakan kata לֵבָב (lebab) yang dapat berarti inner man (batin manusia), mind (pikiran, benak), will (keinginan, kehendak), heart (hati, perasaan). Ini menunjuk kepada apa yang ada di dalam batin manusia, yaitu hati atau jiwa manusia (yang di dalamnya terdapat pikiran, perasaan, dan kehendak). Jiwa atau hati ini tidak ada yang dapat mengetahui selain orang tersebut dan Tuhan. Oleh karena itu, betapa berbahayanya orang yang tidak pernah memperkarakan bagaimana kualitas isi hatinya sendiri, apakah hatinya sudah tulus atau hatinya busuk.

Dalam hal ini orang fasik memiliki hati yang meluap-luap dengan sangkaan. Kata meluap-luap dalam bahasa aslinya adalah עָ֝בְר֗וּ (‘ā·ḇə·rū) dari kata dasar עָבַר (abar) yang secara sederhana berarti alienate (menjauhkan, mengasingkan, memindahkan). Kata abar ini juga dapat memiliki banyak makna tergantung konteks kalimatnya. Secara umum kata abar juga dapat diartikan sebagai pass over (melewati/mengabaikan, seperti arti kata paskah dalam agama Yahudi dimana malaikat Tuhan melewati rumah-rumah milik orang Israel dan tidak membunuh anak sulungnya), through (melalui), by (melalui), pass on (berjalan langsung, tidak berhenti). Dalam Mazmur 73 ayat 7 ini, kata abar bersifat figuratif dimana hal tersebut digambarkan ibarat aliran air (banjir) yang langsung melalui dan melewati apapun yang ada di depannya.

Sementara itu kata sangkaan dalam bahasa aslinya adalah מַשְׂכִּיּ֥וֹת (maś·kî·yō·wṯ) dari kata dasar מַשְׂכִּית (maskith) yang dapat berarti show-piece (barang/benda yang dipamerkan), figure (patung, gambar, sosok, tokoh), imagination (imajinasi, bayangan, khayalan, sangkaan, fantasi), conceit (kesombongan, keangkuhan, kecongkakan). Jadi kata maskith ini dapat bermakna negatif dalam artian adalah bayangan atau imajinasi yang membuat sombong. Dalam hal ini orang fasik menyangka dirinya adalah sosok yang berharga dan terhormat, sehingga ia menjadi sombong, congkak, dan angkuh. Jadi bagian kedua dari ayat ini dapat diartikan bahwa hati orang fasik ini terus menerus menyangka bahwa dirinya adalah sosok yang terhormat, sehingga ia menjadi sombong dan tinggi hati.

Jadi kelimpahan yang dimiliki oleh orang fasik justru tidak menyelamatkan dirinya. Kelimpahan tersebut membuat mata batin mereka menjadi keliru hingga menyebabkan tindakannya juga menjadi keliru. Lebih parah lagi, hati mereka sudah membatu dan tidak dapat membedakan apa yang baik dan yang keliru. Suara hati mereka telah tumpul sehingga mereka tidak dapat mengerti kesalahan mereka. Mereka menganggap diri mereka selalu benar sehingga mereka menjadi angkuh dan congkak. Tidak heran bahwa orang fasik yang sudah sampai ke tahap ini, hampir-hampir tidak mau lagi mendengar khotbah yang menekankan pertobatan, karena mereka merasa diri sudah paling benar, meskipun sebenarnya mereka ternyata masih hidup dalam dosa, kejahatan, dan kenajisan.



Bacaan Alkitab: Mazmur 73:7
73:7 Karena kegemukan, kesalahan mereka menyolok, hati mereka meluap-luap dengan sangkaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.