Minggu, 10 Desember 2017
Bacaan
Alkitab: Ratapan 5:16-22
Karena bukit Sion yang tandus, di mana anjing-anjing hutan berkeliaran.
(Rat 5:18)
Anjing dan Babi dalam Alkitab (39): Anjing Hutan yang Berkeliaran
di Bukit Sion
Setelah nubuatan terhadap bangsa Yehuda
yang disampaikan oleh nabi-nabi Tuhan seperti Yesaya dan Yeremia, maka akhirnya
kerajaan Yehuda pun takluk kepada kerajaan Babel. Raja Yehuda dan
pembesar-pembesarnya ditangkap sementara rakyatnya yang masih hidup ditawan.
Tembok kota Yerusalem dirobohkan, bahkan Bait Allah dihancurkan, dijarah, dan
dibakar. Padahal bagi bangsa Yehuda, kota Yerusalem dan juga Bait Allah adalah
lambang kehadiran Tuhan Allah (Elohim Yahweh) di tengah-tengah mereka. Bagi
mereka, kota Yerusalem dan Bait Allah adalah mahkota kemuliaan dan kebanggaan
mereka di antara bangsa-bangsa lain.
Oleh sebab itu ketika kota Yerusalem
akhirnya takluk kepada Babel dan Bait Allah dihancurkan, maka bangsa Yehuda
berseru bahwa mahkota mereka telah jatuh dari kepala mereka (ay. 16a). Tentu
pada waktu itu mereka baru sadar bahwa itu semua disebabkan karena dosa-dosa
mereka, khususnya terkait dengan ketidaksetiaan mereka dalam ibadah kepada
Tuhan atau Elohim Yahweh (ay. 16b). Mereka baru sadar ketika bencana sudah
menimpa mereka, karena sebelumnya mereka masih sombong dan angkuh dan merasa
paling benar.
Hati mereka menjadi sakit, bahkan mata
mereka penuh dengan air mata sehingga pandangannya berkaca-kaca dan menjadi
kabur (ay. 17). Semua itu disebabkan karena Sion (yaitu gambaran Yerusalem)
sudah lenyap kemegahannya. Ibukota Yehuda dengan Bait Allah yang begitu megah akhirnya
hancur dan ditinggalkan oleh penduduknya. Sion menjadi tandus, bahkan anjing-anjing
hutan berkeliaran di sana (ay. 18). Ingat bahwa anjing (termasuk anjing hutan) adalah
gambaran binatang yang najis, sehingga apabila ada anjing hutan yang
berkeliaran di wilayah Sion atau wilayah kota Yerusalem berarti itu menunjukkan
bagaimana kota atau daerah yang dipandang sebagai kota kudus, kini dihuni oleh
binatang-binatang yang najis yang berkeliaran di sana.
Oleh karena itu, dalam ayat
selanjutnya, bangsa Yehuda meratap mengapa Tuhan membiarkan tahtanya dinajiskan
dan menjadi sunyi. Mereka berpikir bahwa Tuhan seharusnya bertahta
selama-lamanya dari masa ke masa (ay. 19). Mereka berseru mengapa Tuhan
meninggalkan mereka dan mengizinkan mereka terbuang ke wilayah bangsa-bangsa
lain (ay. 20)? Oleh karena itu, dalam kitab Ratapan ini bangsa Yehuda
menuangkan keluh kesahnya tentang harapan mereka dapat kembali ke Yerusalem dan
beribadah di sana (ay. 21). Bahkan kalimat terakhir dalam kitab Ratapan ini menunjukkan
kata-kata yang nyaris putus asa dari mulut mereka: “Apakah Tuhan sudah membuang
kami sama sekali? Apakah Tuhan sudah sangat
murka kepada kami?” (ay. 22).
Pemikiran bangsa Yehuda sebagai umat
pilihan Tuhan di Perjanjian Lama adalah bahwa Yerusalem dan Bait Allah adalah
tempat tahta Tuhan di dunia ini. Itulah sebabnya sampai kapanpun mereka sangat
ingin menjadikan Yerusalem sebagai ibu kota negara mereka, termasuk dengan
membangun kembali Bait Allah. Mereka masih belum sadar bahwa Tuhan tidak
bertahta di bumi tetapi bertahta di surga. Tentu karena mereka adalah umat
pilihan Tuhan di Perjanjian Lama, hal tersebut dapat dimaklumi. Tetapi akan
menjadi suatu ironi jika orang Kristen sebagai umat pilihan Tuhan di masa
Perjanjian Baru juga ikut-ikutan menjadi seperti keyahudi-yahudian. Orang
Kristen harus mendatangkan kerajaan surga dalam kehidupannya sehari-hari
melalui teladan dalam perkataan dan perbuatannya, bukan dengan ikut-ikutan
meratap apalagi berjuang supaya bangsa Yahudi dapat kembali menjadikan Yerusalem
sebagai ibu kotanya dan kembali membangun Bait Allah.
Selama ini kehancuran kota Yerusalem
dan Bait Allah adalah hukuman Tuhan atas dosa-dosa bangsa Israel dan Yehuda. Pada
sekitar tahun 586 SM, Yerusalem dan Bait Allah dihancurkan oleh kerajaan Babel
ketika raja-raja dan imam-imam tidak hidup benar sehingga umat Tuhan juga
menyimpang dari hukum Taurat. Pada masa itu penduduk Yehuda ditawan dan
dibuang, meskipun dapat kembali lagi di bawah pimpinan Ezra dan Nehemia. Sangat
untung bahwa kota Yerusalem tidak seperti kota-kota lain yang ditinggalkan
penduduknya secara permanen, karena mereka masih diizinkan untuk kembali ke
sana (bandingkan dengan nubuatan terhadap kota-kota Babel yang menjadi sunyi
hingga saat ini). Hal tersebut terulang lagi pada tahun 70 Masehi dimana
Yerusalem dan Bait Allah dihancurkan oleh bangsa Romawi dan orang Yahudi
terserak ke seluruh dunia sebagai dampak dari penolakan mereka terhadap Tuhan
Yesus. Barulah pada tahun 1948 mereka kembali dan mendirikan negara Israel di
daerah Palestina. Jadi jelas bahwa bangsa Yehuda/Yahudi harus dibuang dan
terserak karena dosa-dosa mereka, dan selama itu pula orientasi bangsa Yahudi
senantiasa tertuju pada Yerusalem secara fisik. Sementara itu, kita umat
percaya yang adalah umat pilihan Tuhan di masa Perjanjian Baru, sebenarnya
memiliki pengharapan yang lebih mulia lagi, yaitu Yerusalem Baru, yaitu tempat
dimana kita akan memerintah bersama-sama dengan Tuhan Yesus dalam kekekalan (Why
21:9-10).
Bacaan
Alkitab: Ratapan 5:16-22
5:16 Mahkota telah jatuh dari kepala kami. Wahai kami, karena kami telah
berbuat dosa!
5:17 Karena inilah hati kami sakit, karena inilah mata kami jadi kabur:
5:18 karena bukit Sion yang tandus, di mana anjing-anjing hutan
berkeliaran.
5:19 Engkau, ya TUHAN, bertakhta selama-lamanya, takhta-Mu tetap dari masa
ke masa!
5:20 Mengapa Engkau melupakan kami selama-lamanya, meninggalkan kami
demikian lama?
5:21 Bawalah kami kembali kepada-Mu, ya TUHAN, maka kami akan kembali,
baharuilah hari-hari kami seperti dahulu kala!
5:22 Atau, apa Engkau sudah membuang kami sama sekali? Sangat murkakah
Engkau terhadap kami?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.