Rabu, 12 Oktober 2011

Bejana di Tangan Tukang Periuk

Senin, 10 Oktober 2011

Bacaan Alkitab: Yeremia 18:1-17

“Masakan Aku tidak dapat bertindak kepada kamu seperti tukang periuk ini, hai kaum Israel!, demikianlah firman TUHAN. Sungguh, seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kamu di tangan-Ku, hai kaum Israel!” (Yer 18:6)

Bejana di Tangan Tukang Periuk


Saya rasa semua di antara kita pernah belajar menggambar ketika kita masih duduk di sekolah dasar. Saat itu biasanya kita membuat sketsa dengan menggunakan pensil, sebelum akhirnya diwarnai. Apa yang kita lakukan saat gambar yang kita buat ternyata hasilnya kurang bagus atau tidak sesuai dengan harapan kita? Tentunya tergantung dengan gambar yang kita buat. Jika kita masih menggunakan pensil, dengan mudah kita dapat menghapusnya dan memulai gambar yang baru. Tetapi ketika gambar yang kita buat sudah diwarnai atau sudah hampir jadi tetapi ternyata hasilnya kurang bagus, tentunya kita akan membuangnya dan membuat gambar yang baru lagi.

Ilustrasi di atas mirip dengan gambaran Tuhan sebagai tukang periuk yang tertulis dalam bacaan kita hari ini. Kepada nabi Yeremia, Tuhan mengatakan bahwa tukang periuk akan melakukan apa saja asalkan bejana yang sedang dikerjakannya menjadi bejana yang terbaik (ay. 4). Dan dalam hal ini, Tuhan mengibaratkan bangsa Israel sebagai bejana yang sedang dibentuk menurut cara Tuhan. Tentunya apabila Tuhan bertindak sebagai tukang periuk, pastinya Tuhan akan menjadi seorang tukang periuk yang terbaik, yang akan menghasilkan bejana yang terbaik juga. Tuhan ingin membuat bejana yang sempurna, karena Tuhan adalah tukang periuk yang sempurna juga (Mat 5:48).

Sebagai tukang periuk, tentunya Tuhan punya hak prerogatif untuk membuat periuk atau bejana sesuai dengan kehendaknya. Dalam ayat 7 sampai 11 dikatakan bahwa mungkin awalnya Tuhan berencana untuk membinasakan suatu bangsa karena dosa-dosanya, namun ketika bangsa tersebut akhirnya bertobat dari kejahatannya, maka Tuhan pun dapat menyesal dan memberi kesempatan kepada bangsa tersebut. Salah satunya adalah kota Niniwe, dimana awalnya Tuhan berencana untuk membinasakan kota Niniwe tersebut, tetapi karena mereka bertobat karena seruan nabi Yunus, maka akhirnya Tuhan tidak jadi melakukan rencananya untuk membinasakan kota Niniwe tersebut (Yun 3:10).

Di lain pihak, bangsa Israel adalah bangsa pilihan Allah, dan Allah telah berjanji untuk memberkati bangsa Israel. Tuhan telah memilih bangsa Israel dari bangsa-bangsa lainnya untuk menjadi bangsa pilihan Allah, dan itu merupakan hak prerogatif Allah. Tuhan sendiri yang memilih Abraham dan keturunannya, Ishak dan keturunannya, Yakub dan keturunannya, untuk menjadi suatu bangsa yang dipilih Allah. Tuhan menyertai bangsa Israel di padang gurun, memberikan manna setiap hari, bahkan menolong bangsa Israel melawan bangsa-bangsa lainnya di Kanaan. Tapi ketika bangsa Israel akhirnya berbalik daripada Tuhan, Tuhan pun sanggup menyiapkan rencana malapetaka bagi bangsa Israel, bangsa pilihan Tuhan (ay. 11). Tuhan tidak segan-segan mendatangkan malapetaka kepada bangsa pilihanNya ketika bangsa pilihanNya tersebut tidak berbalik dari jalan-jalannya yang jahat.

Tentunya hal ini pun tetap berlaku kepada kita di zaman sekarang ini. Di satu sisi memang Tuhan menjanjikan berkat yang melimpah kepada setiap orang yang percaya kepadaNya, tetapi di satu sisi ada ancaman malapetaka yang akan menimpa kita ketika kita meninggalkan Tuhan. Jika kita membaca dalam kitab Ulangan 28:1-46, berkat Tuhan dan kutuk dari Tuhan ditulis berdampingan. Jika dibandingkan jumlah ayatnya, berkat Tuhan ditulis dalam 14 ayat, sementara kutuk Tuhan ditulis 32 ayat. Jumlah ayat mengenai kutuk lebih dari dua kali jumlah ayat mengenai berkat. Ini tentunya harus membuat kita berhati-hati untuk tidak menyimpang dari jalan Tuhan.

Apakah saat ini kita sedang menyimpang dari jalan Tuhan? Apakah saat ini kita sedang jatuh ke dalam dosa yang mendukakan hati Tuhan? Sesungguhnya ketika kita bertobat dan berbalik dari jalan-jalan kita yang jahat, Tuhan akan mendengar dan mengampuni dosa kita (2 Taw 7:14). Selagi masih ada kesempatan, mari kita berusaha untuk bertobat dan meminta Tuhan untuk memulihkan kita (1 Yoh 1:9). Seperti bejana di tangan periuk, mari kita minta Tuhan untuk membentuk kita menjadi apa yang Tuhan inginkan. Kadang kita tidak mengerti apa maksud Tuhan ketika Ia membentuk hidup kita. Tetapi satu hal yang kita harus percaya bahwa Tuhan selalu punya rencana yang terindah, walau mungkin hal tersebut tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan (Yer 29:11).

Bacaan Alkitab: Yeremia 18:1-17

18:1 Firman yang datang dari TUHAN kepada Yeremia, bunyinya:

18:2 "Pergilah dengan segera ke rumah tukang periuk! Di sana Aku akan memperdengarkan perkataan-perkataan-Ku kepadamu."

18:3 Lalu pergilah aku ke rumah tukang periuk, dan kebetulan ia sedang bekerja dengan pelarikan.

18:4 Apabila bejana, yang sedang dibuatnya dari tanah liat di tangannya itu, rusak, maka tukang periuk itu mengerjakannya kembali menjadi bejana lain menurut apa yang baik pada pemandangannya.

18:5 Kemudian datanglah firman TUHAN kepadaku, bunyinya:

18:6 "Masakan Aku tidak dapat bertindak kepada kamu seperti tukang periuk ini, hai kaum Israel!, demikianlah firman TUHAN. Sungguh, seperti tanah liat di tangan tukang periuk, demikianlah kamu di tangan-Ku, hai kaum Israel!

18:7 Ada kalanya Aku berkata tentang suatu bangsa dan tentang suatu kerajaan bahwa Aku akan mencabut, merobohkan dan membinasakannya.

18:8 Tetapi apabila bangsa yang terhadap siapa Aku berkata demikian telah bertobat dari kejahatannya, maka menyesallah Aku, bahwa Aku hendak menjatuhkan malapetaka yang Kurancangkan itu terhadap mereka.

18:9 Ada kalanya Aku berkata tentang suatu bangsa dan tentang suatu kerajaan bahwa Aku akan membangun dan menanam mereka.

18:10 Tetapi apabila mereka melakukan apa yang jahat di depan mata-Ku dan tidak mendengarkan suara-Ku, maka menyesallah Aku, bahwa Aku hendak mendatangkan keberuntungan yang Kujanjikan itu kepada mereka.

18:11 Sebab itu, katakanlah kepada orang Yehuda dan kepada penduduk Yerusalem: Beginilah firman TUHAN: Sesungguhnya, Aku ini sedang menyiapkan malapetaka terhadap kamu dan merancangkan rencana terhadap kamu. Baiklah kamu masing-masing bertobat dari tingkah langkahmu yang jahat, dan perbaikilah tingkah langkahmu dan perbuatanmu!

18:12 Tetapi mereka berkata: Tidak ada gunanya! Sebab kami hendak berkelakuan mengikuti rencana kami sendiri dan masing-masing hendak bertindak mengikuti kedegilan hatinya yang jahat."

18:13 Sebab itu beginilah firman TUHAN: "Cobalah tanyakan di kalangan bangsa-bangsa: siapakah yang telah mendengar hal seperti ini? Anak dara Israel telah melakukan hal-hal yang sangat ngeri!

18:14 Masakan salju putih akan beralih dari gunung batu Siryon? Masakan air gunung akan habis; air yang sejuk dan mengalir?

18:15 Tetapi umat-Ku telah melupakan Aku, mereka telah membakar korban kepada dewa kesia-siaan; mereka telah tersandung jatuh di jalan-jalan mereka, yakni jalan-jalan dari dahulu kala, dan telah mengambil jalan simpangan, yakni jalan yang tidak diratakan.

18:16 Maka mereka membuat negerinya menjadi kengerian menjadi sasaran suitan untuk selamanya. Setiap orang yang melewatinya akan merasa ngeri, dan akan menggeleng-gelengkan kepalanya.

18:17 Seperti angin timur Aku akan menyerakkan mereka di depan musuhnya. Belakang-Ku akan Kuperlihatkan kepada mereka dan bukan muka-Ku pada hari bencana mereka."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.