Minggu, 16 Oktober 2011
Bacaan Alkitab: Mazmur 122:1-9
“Aku bersukacita, ketika dikatakan orang kepadaku: "Mari kita pergi ke rumah TUHAN.” (Mzm 122:1)
Bersukacita Menyambut Hari Minggu
Ketika membaca ayat ini, saya merenung sebentar. Saya melihat diri saya sendiri, bagaimana respon saya saat bangun pagi di hari Minggu? Apakah saya bangun dengan semangat dan sukacita untuk bersiap-siap pergi ke Gereja? Ataukah saya bangun dengan malas sambil sedikit mengomel karena harus berangkat pagi untuk ke Gereja. Entah mengapa kalau mau jujur, saya merasa bahwa hari Minggu pagi adalah hari paling enak untuk bangun siang. Selama ini saya terbiasa untuk mengikuti ibadah pukul 06.00 WIB, yang artinya saya harus bangun paling telat pukul 05.00 WIB. Kadangkala rasa kantuk itu masih mendominasi untuk kembali tidur, tetapi untunglah ada isteri saya yang selalu siap membangunkan saya dengan berbagai cara untuk pergi ke Gereja.
Memang seharusnya kita menyambut setiap hari dengan sukacita, tetapi dalam ayat 1 dikatakan bahwa kita seharusnya lebih bersukacita ketika kita hendak pergi ke rumah Tuhan atau Gereja. Pergi ke Gereja tidak selalu pada hari Minggu bukan, tetapi bisa juga pergi ke persekutuan-persekutuan lainnya, atau ke kelompok sel, atau seminar dan acara khusus lainnya. Kita seharusnya bersukacita dan bersemangat untuk mengikuti ibadah, apapun bentuknya, dan dimanapun Gereja kita berada.
Tapi pengalaman saya, kadang-kadang iblis menggunakan banyak cara untuk merampas sukacita kita ketika kita akan berangkat untuk beribadah. Mungkin taksi yang kita tunggu tidak datang-datang, kendaraan kita tiba-tiba mogok, pakaian yang hendak kita kenakan ternyata belum disetrika, anak-anak menjadi rewel, dan lain sebagainya. Itu adalah cara-cara iblis agar sukacita kita hilang ketika kita akan pergi ke Gereja. Kita harus mampu menjaga sukacita kita agar tidak hilang dicuri oleh Iblis.
Kita harus tetap bersukacita karena dalam persekutuan atau Gereja, di situ kita dapat bersyukur kepada Tuhan, memuji dan memuliakan Tuhan bersama dengan orang-orang percaya lainnya (ay. 4). Memang di rumah maupun di dalam kamar kita juga dapat memuji Tuhan, tetapi ketika kita memuji Tuhan bersama dengan orang lain, kita dapat merasakan hadirat Tuhan lebih dashyat lagi. Di dalam persekutuan kita dapat berdoa bersama-sama dengan orang lain, mendoakan orang-orang lain yang membutuhkan doa dari kita (ay. 6).
Dengan bersekutu dan beribadah dalam persekutuan atau Gereja, kita dikuatkan oleh Firman Tuhan dan oleh kesaksian-kesaksian dari orang-orang percaya lainnya di sekitar kita. Sehingga seharusnya kita pun dapat kembali menjadi berkat bagi orang lain. Dengan merasakan indahnya persekutuan di dalam Kristus, maka sudah sepantasnya kita juga mengajak orang lain untuk ikut merasakan kasih Kristus di persekutuan atau Gereja kita (ay. 7-8). Bagaimana dengan kita? Sudahkah kita merasakan sukacita itu setiap kali kita akan beribadah? Dan sudahkah kita membagi sukacita itu kepada orang lain, bahkan mengajak orang lain untuk dapat menikmati sukacita tersebut?
Bacaan Alkitab: Mazmur 122:1-9
122:1 Nyanyian ziarah Daud. Aku bersukacita, ketika dikatakan orang kepadaku: "Mari kita pergi ke rumah TUHAN."
122:2 Sekarang kaki kami berdiri di pintu gerbangmu, hai Yerusalem.
122:3 Hai Yerusalem, yang telah didirikan sebagai kota yang bersambung rapat,
122:4 ke mana suku-suku berziarah, yakni suku-suku TUHAN, untuk bersyukur kepada nama TUHAN sesuai dengan peraturan bagi Israel.
122:5 Sebab di sanalah ditaruh kursi-kursi pengadilan, kursi-kursi milik keluarga raja Daud.
122:6 Berdoalah untuk kesejahteraan Yerusalem: "Biarlah orang-orang yang mencintaimu mendapat sentosa.
122:7 Biarlah kesejahteraan ada di lingkungan tembokmu, dan sentosa di dalam purimu!"
122:8 Oleh karena saudara-saudaraku dan teman-temanku aku hendak mengucapkan: "Semoga kesejahteraan ada di dalammu!"
122:9 Oleh karena rumah TUHAN, Allah kita, aku hendak mencari kebaikan bagimu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.