Rabu, 5 Oktober 2011
Bacaan Alkitab: Matius 25:14-30
“Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.” (Mat 25:21)
Mengembangkan Talenta
Ketika saya datang ke Gereja pada kebaktian hari Minggu yang lalu, ada kesaksian pujian dari sebuah yayasan. Ada satu orang yang bersaksi, kemudian dua orang menyanyikan lagu pujian, dan satu orang memainkan keyboard untuk mengiringi lagu tersebut. Sepertinya biasa ya, tapi yang membuat saya kagum adalah semua orang tersebut adalah orang yang tidak dapat melihat alias buta. Saya cukup terpukau melihat orang yang memainkan keyboard tersebut. Saya sendiri dapat bermain keyboard sedikit-sedikit, namun tidak dengan mata tertutup. Dan orang tersebut mampu memainkan melodi dengan indah jauh lebih bagus jika dibandingkan jika saya yang memainkannya dengan mata terbuka. Apa yang terjadi saat itu membuka mata saya, bahwa jika orang buta saja mampu memuliakan Tuhan dengan menyanyi dan bermain musik, bukankah saya yang tidak buta seharusnya juga mampu memuliakan Tuhan dengan apa yang ada pada saya?
Dalam bacaan kita kali ini, Tuhan mengumpamakan hal Kerajaan Sorga seperti talenta. Talenta di sini dapat berarti banyak hal, tetapi mari kita anggap talenta ini sebagai sesuatu yang Tuhan telah berikan dalam hidup kita. Dalam perumpamaan ini, ada beberapa prinsip yang dapat kita pelajari agar kita dapat mengembangkan talenta kita.
Pertama, Tuhan memberikan talenta kepada setiap orang, walaupun mungkin jumlahnya berbeda-beda (ay. 15). Tuhan tidak pernah tidak memberikan talenta kepada seseorang. Bahkan minimal Ia akan memberikan satu talenta kepada seseorang. Pemberian talenta ini bukan karena kita yang meminta, tetapi ini adalah kewenangan Tuhan sendiri. Ia yang menentukan apakah si A mendapatkan satu talenta, atau si B mendapatkan lima talenta, atau bahkan si C mendapatkan seratus talenta. Dalam hal ini kita tidak bisa membanding-bandingkan talenta yang Tuhan berikan kepada kita dengan talenta yang Tuhan berikan ke orang lain, karena Tuhan memberi talenta tersebut menurut kesanggupan kita (ay. 15b).
Kedua, Tuhan ingin kita mengembangkan talenta kita (ay. 14). Walaupun tidak disebutkan secara eksplisit, namun secara implisit dalam perumpamaan ini kita dapat melihat bahwa Tuhan mau talenta yang telah diberikanNya tersebut tidak hanya disimpan di dalam tanah, melainkan dikembangkan sehingga menjadi berlipat ganda. Dalam mengembangkan talenta kita tidak perlu berfokus kepada berapa hasil yang akan kita peroleh. Dalam perumpamaan ini, Tuhan tidak memuji hamba berdasarkan berapa jumlah hasil perolehan laba hamba-hamba tersebut, melainkan Tuhan memuji sikap hamba tersebut yang baik dan setia melakukan apa yang Tuhan ingin lakukan. Walaupun demikian, seseorang yang diberikan talenta lebih banyak, seharusnya mampu menghasilkan laba yang lebih besar pula. Semakin banyak kita diberi, semakin banyak kita dituntut.
Ketiga, hamba yang mau mengembangkan talenta disebut sebagai hamba yang baik dan setia, sedangkan hamba yang tidak mau mengembangkan talenta disebut sebagai hamba yang jahat dan malas (ay. 21a & 26a). Apakah anda mau menjadi hamba yang jahat dan malas? Atau mau menjadi hamba yang baik dan setia? Tuhan tidak minta banyak, Tuhan hanya ingin kita mengembangkan talenta yang Tuhan telah berikan kepada kita. Soal hasilnya bagaimana, yang penting kita sudah berusaha dan sudah setia dengan apa yang ada bagi kita. Ketika kita sudah setia mengembangkan talenta yang Tuhan berikan, di situ Tuhan akan menambahkan tanggung jawab yang lebih besar lagi kepada kita.
Bagaimana dengan kita? Berapa banyak talenta yang Tuhan telah berikan dalam kehidupan kita. Saya iseng-iseng mencoba melihat apa sih talenta yang Tuhan berikan dalam hidup saya, dan ketika saya mencoba melihat diri saya sendiri, saya menyadari bahwa Tuhan memberikan dua talenta utama dalam diri saya yang dapat saya gunakan dalam pelayanan. Pertama adalah talenta di bidang musik, dan kedua adalah talenta di bidang menulis. Oleh karena itu akhirnya saya mencoba mengembangkan talenta saya di kedua bidang tersebut, termasuk menulis renungan ini. Cobalah kita lihat diri kita masing-masing, barangkali Tuhan memberikan kepada anda lima talenta yang luar biasa, mungkin hanya dua, atau mungkin hanya satu. Tidak menjadi masalah berapa talenta yang Tuhan berikan, yang menjadi masalah adalah apakah Anda mau mengembangkan talenta tersebut atau tidak. Apapun talenta anda, apakah sebagai penginjil, sebagai pengkhotbah, sebagai gembala, sebagai penyanyi, sebagai pemusik, sebagai penulis, sebagai pendoa, atau sebagai apapun juga, saatnya bagi kita untuk mengembangkan talenta kita, sehingga suatu saat nanti kita dapat mendengar Tuhan berkata kepada kita “Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu”.
Bacaan Alkitab: Matius 25:14-30
25:14 "Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka.
25:15 Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat.
25:16 Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu lalu beroleh laba lima talenta.
25:17 Hamba yang menerima dua talenta itu pun berbuat demikian juga dan berlaba dua talenta.
25:18 Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lobang di dalam tanah lalu menyembunyikan uang tuannya.
25:19 Lama sesudah itu pulanglah tuan hamba-hamba itu lalu mengadakan perhitungan dengan mereka.
25:20 Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa laba lima talenta, katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba lima talenta.
25:21 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
25:22 Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta itu, katanya: Tuan, dua talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba dua talenta.
25:23 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
25:24 Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam.
25:25 Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan!
25:26 Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam?
25:27 Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya.
25:28 Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu.
25:29 Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.
25:30 Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.