Rabu, 26 Oktober 2011

Maria dan Marta

Selasa, 1 November 2011

Bacaan Alkitab: Lukas 10:38-42

“Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya” (Luk 10:39)


Maria dan Marta


Dahulu, ketika pacar saya (yang sekarang tentunya sudah menjadi isteri saya) masih berkuliah di kota Semarang, saya pernah datang menjumpainya tanpa memberitahunya terlebih dahulu. Pokoknya, saya merahasiakan kedatangan saya dan tiba-tiba saja pacar saya sudah melihat saya sudah berada di depan pintu kos-kosannya. Apa yang terjadi saat itu adalah pacar saya terkejut luar biasa. Mungkin karena terlalu terkejut, ia sampai sibuk menyiapkan minuman, bahkan memasak makanan (karena ia tahu bahwa saya belum makan siang padahal saat saya datang sudah hampir pukul 13.00 WIB), dan melakukan segala hal lainnya. Berapa kali ia bolak balik dari ruang tamu (tempat saya duduk), ke kamar kos, kemudian ke dapur, dan kembali lagi ke ruang tamu, dan begitu seterusnya untuk beberapa saat. Mungkin saat itu ia lupa bahwa tujuan utama saya datang ke tempatnya adalah untuk bertemu dengannya.

Demikian juga apa yang dilakukan Marta ketika Tuhan Yesus datang ke rumahnya. Ketika Marta menerima Yesus di rumahnya, Marta sibuk sekali melayani. Mungkin saja Marta menyiapkan makanan dan minuman bagi Yesus dan murid-muridnya, dan tentunya hal tersebut sangat merepotkan Marta dan menyita waktunya. Hingga akhirnya Marta kesal dan berkata kepada Tuhan Yesus untuk meminta Maria membantunya untuk melayani Tuhan (ay. 40).

Menurut saya, apa yang Marta lakukan memang tidak salah, karena memang dibutuhkan orang-orang yang mau melayani Tuhan seperti Marta. Misalkan pada saat ada persekutuan, komsel, ataupun dalam ibadah di Gereja, kita pasti memerlukan orang-orang yang mau membantu menyiapkan alat musik, menyiapkan makanan, atau mengurus hal-hal sederhana seperti merapikan kursi-kursi dan lain sebagainya. Tetapi dalam melakukan pelayanan seperti itu, kita juga tidak boleh lupa akan hal yang penting, yaitu duduk dekat kaki Tuhan dan mendengarkan Firman Tuhan, seperti apa yang Maria lakukan (ay. 39).

Duduk dekat kaki Tuhan artinya kita memiliki hubungan yang intim dan dekat dengan Tuhan, serta memiliki waktu khusus bersama Tuhan. Jika Tuhan Yesus saja mau untuk bangun pagi-pagi benar untuk berdoa kepada Allah Bapa (Mrk 1:35), bukankah kita juga harus melakukan hal yang demikian? Kita pun harus memiliki waktu khusus kita dengan Tuhan yang tidak terganggu oleh kesibukan kita sehari-hari.

Mendengarkan Firman Tuhan tentunya dapat dilakukan dengan cara menghadiri ibadah-ibadah yang ada, ataupun mungkin mendengarkan khotbah melalui media televisi, radio, kaset, atau CD, ataupun dengan membaca Firman Tuhan sendiri. Apapun caranya, Firman Tuhan harus menjadi santapan rohani kita setiap hari, karena manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah (Mat 4:4).

Hal ini harus menjadi perhatian bagi kita, terutama bagi kita yang saat ini sudah banyak melakukan pelayanan di Gereja maupun di tempat-tempat lain. Jangan sampai karena kita terlalu terfokus kepada pelayanan kita, akibatnya kita waktu pribadi kita dengan Tuhan pun menjadi tersita. Sebagai contoh, misalkan kita adalah guru sekolah minggu, jangan sampai kita sibuk mengajar anak-anak sekolah minggu di berbagai jam kebaktian sekolah minggu, tetapi kita sendiri lupa untuk mendengarkan khotbah Firman Tuhan. Atau misalkan kita adalah pengkhotbah, tetapi kita hanya membaca Firman saat menyiapkan khotbah kita. Kita harus mengerti dan mengutamakan hal-hal apa saja yang penting bagi kita, sama seperti Tuhan Yesus memuji Maria karena Maria telah mengambil bagian yang terbaik bagi dirinya (ay. 42).

Hal tersebut bukan berarti sibuk melayani Tuhan itu tidak penting, tetapi yang lebih penting lagi adalah bagaimana kita mengenal Tuhan yang kita layani. Jangan sampai pelayanan kita hanya sekedar pelayanan biasa, tanpa kita mengenal Tuhan yang kita layani. Ingat, dalam Matius 7:21-23, dikatakan bahwa akan banyak orang yang telah melayani Tuhan tetapi justru Tuhan mengatakan bahwa Tuhan tidak pernah mengenal mereka. Lalu, siapakah yang selama ini mereka layani?

Marilah kita belajar dari Marta dan Maria dalam kisah yang kita baca. Tuhan tidak pernah melarang kita untuk melakukan pelayanan bagi Tuhan, melainkan Tuhan akan sangat senang ketika kita mau melayaniNya. Tetapi kita harus mengingat satu hal, yaitu bagaimanapun sibuknya kita dalam pelayanan, tentunya kita harus memiliki waktu khusus dengan Tuhan. Selain itu kita pun harus tetap memiliki kerendahan hati untuk mendengar Firman Tuhan, dan melakukannya juga dalam kehidupan kita sehari-hari.


Bacaan Alkitab: Lukas 10:38-42

10:38 Ketika Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan, tibalah Ia di sebuah kampung. Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya.

10:39 Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya,

10:40 sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku."

10:41 Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara,

10:42 tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.