Sabtu, 22 Oktober 2011

Bukan Siapa, tetapi Mengapa

Minggu, 23 Oktober 2011

Bacaan Alkitab: Yohanes 9:1-7

“Jawab Yesus: "Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.” (Yoh 9:3)


Bukan Siapa, tetapi Mengapa


Saya suka memberi ilustrasi dari pengalaman-pengalaman pribadi saya, termasuk pada hari ini saya akan menceritakan pengalaman saya dulu sewaktu masih bekerja di pabrik sepeda motor. Seperti yang saya ceritakan beberapa waktu yang lalu, saya bekerja di bagian Production Control, yang artinya saya bertanggung jawab terhadap pencapaian produksi sepeda motor setiap harinya. Ketika produksi sepeda motor tidak sesuai dengan target atau rencana atau adanya minus produksi, berarti ada sesuatu yang salah. Pernah ada masa-masa sulit di perusahaan saya, sehingga saat itu setiap ada minus produksi, harus dicari tahu siapa pihak yang salah sehingga menyebabkan minus produksi. Kondisi saat itu menurut saya sangat tidak mengenakkan. Saat itu, orang lebih suka mencari siapa yang menyebabkan minus produksi daripada mencari mengapa minus produksi tersebut dapat terjadi. Tapi syukurlah berdasarkan informasi setelah saya keluar dari perusahaan tersebut, kondisi menjadi lebih baik dan kondusif, bahkan sekarang rasanya perusahaan tersebut sudah jauh berkembang lebih baik dari sebelumnya.

Demikian juga yang kita baca dalam bacaan Kitab Suci kita kali ini. Saat rombongan Yesus dan murid-muridNya melewati seorang yang buta sejak lahir, murid-muridnya bertanya “Siapa yang berdosa sehingga orang ini dilahirkan buta? Apakah orang ini sendiri ataukah orang tuanya?” (ay. 2). Murid-muridnya masih berpandangan bahwa ketika ada suatu hal yang kelihatannya salah, berarti ada pihak-pihak yang menyebabkan salah. Mereka ingin mencari kambing hitam, siapa yang bertanggung jawab atas butanya orang ini sejak lahir. Mungkin jika ditarik lagi, bisa-bisa murid-murid Yesus akhirnya menyalahkan Allah yang membuat orang tersebut buta sejak lahirnya.

Tapi Yesus menjawab dengan bijaksana. Ketika sudut pandang murid-murid Yesus adalah “siapa”, Tuhan Yesus melihat dari sudut pandang “Mengapa” dan “Bagaimana”. Yesus menjawab bahwa bukan dia yang berdosa, dan juga bukan orang tuanya yang berdosa sehingga orang tersebut buta sejak lahir. Yesus mengatakan bahwa melalui orang buta tersebut, pekerjaan Allah akan dinyatakan dalam dirinya (ay. 3). Perhatikan kata “karena” yang dipergunakan Yesus untuk menjawab pertanyaan murid-muridNya. Yesus tidak melihat suatu permasalahan sebagai ajang untuk saling menyalahkan, tetapi Yesus melihat suatu permasalahan sebagai kesempatan untuk melakukan pekerjaan Allah. Ketika murid-murid Yesus hanya sibuk mendiskusikan siapa yang salah, Tuhan Yesus datang untuk memberi solusi yaitu menyembuhkan orang buta tersebut (ay. 6-7).

Demikian juga kita, mungkin ada di antara kita yang suka mencari-cari kesalahan orang lain, atau suka membicarakan kejadian buruk yang dialami oleh orang lain, bahkan mungkin di antara sesama jemaat. Tapi kita seharusnya belajar dari teladan Tuhan Yesus yang tidak pernah menyalahkan orang lain, tetapi langsung bertindak dan dengan demikian memuliakan nama Tuhan. Kita harus berusaha mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang Tuhan mau, selagi masih ada kesempatan bagi kita (ay. 4). Ketika ada sesama kita yang mengalami masalah, bukankah seharusnya kita langsung berinisiatif untuk menolongnya, tanpa harus berdebat terlebih dahulu siapa yang salah sehingga masalah ini bisa terjadi.

Yesus berkata di dalam ayat 5 bahwa selama Yesus di dalam dunia, Yesuslah terang dunia. Lalu bagaimana setelah Yesus telah naik ke surga dan sudah tidak ada di dalam dunia lagi? Tentunya kita sebagai murid-muridNya memiliki tanggung jawab untuk menjadi terang dunia itu sendiri. Yesus sendiri juga berkata bahwa kita adalah terang dunia (Mat 5:14). Kita pun memiliki tanggung jawab untuk menerangi dunia ini dengan kasih Kristus. Kalau kita adalah terang dunia, tentunya kita harus belajar untuk memiliki sudut pandang “mengapa” dan “bagaimana” seperti Tuhan Yesus, bukan “siapa” seperti sudut pandang murid-murid. Tujuan kita yang utama sebagai terang dunia adalah agar terang kita bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatan kita yang baik dan memuliakan Bapa yang di surga (Mat 5:16).



Bacaan Alkitab: Yohanes 9:1-7

9:1 Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya.

9:2 Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: "Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?"

9:3 Jawab Yesus: "Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.

9:4 Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorang pun yang dapat bekerja.

9:5 Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia."

9:6 Setelah Ia mengatakan semuanya itu, Ia meludah ke tanah, dan mengaduk ludah-Nya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi

9:7 dan berkata kepadanya: "Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam." Siloam artinya: "Yang diutus." Maka pergilah orang itu, ia membasuh dirinya lalu kembali dengan matanya sudah melek.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.