Sabtu, 22 Oktober 2011
Bacaan Alkitab: Mazmur 37:23-24
“TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya; apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya.”
Tidak Sampai Tergeletak
Dahulu, ketika saya masih berjiwa muda, saya sering mengendarai motor dengan kecepatan yang cukup tinggi. Maklumlah, saat itu saya masih baru-barunya memiliki motor, sehingga masih tergoda untuk mencoba mengendarai motor dengan kecepatan yang tinggi. Kemudian pada suatu pagi, sekitar pukul 05.00 WIB ketika saya akan pergi ke kantor, saya mengendarai motor dengan kecepatan yang cukup tinggi. Ketika akan melewati sebuah flyover yang agak menikung, tiba-tiba motor saya selip. Sekilas saya berpikir bahwa saya akan jatuh, dan benar saja beberapa saat kemudian saya terpental dari motor. Saat itu saya terguling-guling di aspal, dan sekilas saya sempat melihat bahwa motor saya pun terseret sekitar 20 meter. Karena kecepatan yang tinggi, sempat terjadi percikan api akibat gesekan setang kemudi motor dengan aspal.
Entah mengapa saat itu saya bisa langsung bangun, dan kebetulan ada beberapa anak muda sedang berada di dekat tempat kejadian menolong saya. Mereka berkata, “Wah, Bapak orang keempat yang jatuh pagi ini. Soalnya ada solar tumpah jadi jalannya licin. Karena masih gelap jadi mungkin solar tersebut tidak terlihat.” Ketika saya melihat ke depan, ternyata persis sebelum saya ada orang yang juga baru saja terjatuh dari motor di lokasi yang sama, dan saya melihat bahwa orang tersebut luka-luka cukup parah, mungkin karena gesekan dengan aspal. Saya pun kemudian mengecek kondisi motor saya, hasilnya karet setang sebelah kanan mengelupas, dan bodi sebelah kanan penuh baret dari depan sampai belakang. Ketika saya melihat diri saya sendiri, saya terheran-heran, celana saya robek sampai ke lutut, jaket saya pun sobek-sobek, jam tangan saya sampai terpental dan kacanya hancur, padahal itu adalah jam tangan mahal yang katanya anti gores, namun pada diri saya tidak ada luka sama sekali, bahkan saya tidak merasa sakit atau ngilu. Memang saya menggunakan helm yang cukup bagus dan sepatu safety, tapi saya justru tidak menggunakan sarung tangan, jaket yang tebal dan juga celana yang tebal. Logikanya minimal saya akan mengalami luka-luka yang parah, minimal di ujung tangan atau di badan saya (mengingat celana saya saja robek hingga ke lutut).
Sejak saat itu saya baru mengerti apa artinya jatuh tapi tidak tergeletak. Tuhan masih mengasihi saya sehingga Ia melindungi saya dengan tanganNya untuk menjaga agar saya tidak terluka, walau secara logika seharusnya itu tidak mungkin. Dan saya pun percaya, bahwa perlindungan Tuhan atas orang-orang pilihanNya masih berlaku hingga saat ini. Ketika saya membaca kutipan Kitab Suci hari ini, saya tahu bahwa Tuhan akan selalu melindungi orang-orang yang hidupnya berkenan kepada Tuhan. Pertanyaannya, bagaimana cara kita hidup berkenan kepada Tuhan?
Berkenan artinya apa yang kita lakukan sesuai dengan harapan orang tersebut, atau dengan kata lain kita melakukan apa yang menjadi keinginan atau kesukaan orang tersebut. Jika kita ingin berkenan kepada manusia, misal kepada bos kita, maka kita akan melakukan apa saja yang bos kita perintahkan, atau kita memberikan bos kita sesuatu yang sangat ia sukai. Berkenan kepada manusia memang baik, tetapi seharusnya kita harus hidup lebih berkenan kepada Allah daripada kepada manusia (Gal 1:10). Berkenan kepada Allah berarti kita melakukan kehendak Tuhan. Sama seperti Yesus yang mau merendahkan diri dibaptis oleh Yohanes Pembaptis yang menandakan bahwa Yesus siap menjalankan tugasNya di dunia ini untuk mengabarkan kabar keselamatan, pada saat itulah Allah Bapa berfirman “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan” (Mat 3:17).
Janji Tuhan terhadap orang-orang yang berkenan kepada Tuhan, bahwa Tuhan akan menetapkan langkah-langkah orang tersebut, serta tidak akan membiarkan orang itu tergeletak (ay. 23-24). Memang Tuhan tidak pernah menjanjikan bahwa orang tersebut tidak akan pernah jatuh, tetapi janji Tuhan adalah bahwa walaupun orang tersebut jatuh, ia tidak akan jatuh tertimpa tangga, tergeletak dan tidak dapat bangkit kembali, tetapi Tuhan akan menopang tangannya, sehingga ia akan mampu bangkit kembali dari kejatuhannya. Memang kita tidak berharap bahwa kita akan jatuh, tetapi kadang-kadang peristiwa ketika kita mampu bangkit dari kejatuhan kita, justru bisa menjadi berkat bagi kita dan juga bagi orang lain.
Saya tidak tahu bagaimana pengalaman hidup Anda masing-masing. Mungkin ada di antara kita yang sudah pernah mengalami mujizat, atau sudah pernah mengalami perlindungan Tuhan yang menjaga kita sehingga kita tidak sampai tergeletak. Firman Tuhan berkata bahwa kemalangan orang benar banyak, tetapi TUHAN melepaskan dia dari semuanya itu (Mzm 34:20). Kita hidup dalam dunia yang penuh dengan permasalahan, tetapi selama Tuhan menopang kita dengan tanganNya, bahkan memegang kita dengan tangan kananNya, maka kita tidak perlu takut karena Tuhan akan meneguhkan kita dan menolong kita, bahkan akan membawa kita kepada kemenangan (Yes 41:10).
Bacaan Alkitab: Mazmur 37:23-24
37:23 TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya;
37:24 apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.