Sabtu, 15 Oktober 2011
Bacaan Alkitab: Markus 7:1-8
“Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia.” (Mrk 7:7-8)
Firman Tuhan vs Adat Istiadat
Di Indonesia, kita pasti hidup dengan berbagai adat-istiadat. Hampir setiap suku memiliki adat-istiadatnya masing-masing. Ada adat terkait dengan kehidupan keluarga, adat terkait hubungan kemasyarakatan, dan lain sebagainya. Mungkin di kota-kota besar seperti Jakarta, adat sudah mulai ditinggalkan, tetapi di beberapa daerah tertentu, adat masih dipertahankan, bahkan mungkin sangat kuat pengaruhnya bagi masyarakat. Lalu, bagaimanakah pendapat Alkitab mengenai adat istiadat?
Dalam bacaan kita kali ini, orang Farisi dan ahli Taurat digambarkan sebagai orang yang memegang teguh adat Yahudi mereka. Adat istiadat ini sebenarnya tidak ada di dalam kitab Taurat, tetapi merupakan tradisi turun temurun dari manusia. Kebanyakan tradisi malah kelihatan mengurusi hal-hal yang sebenarnya tidak penting, seperti yang disebutkan dalam bacaan kita kali ini, antara lain membasuh tangan sebelum makan, membersihkan diri sepulang dari pasar, mencuci cawan, kendi, dan perkakas-perkakas tembaga (ay. 3 dan 4).
Sebetulnya kalau kita pikir-pikir, adat-adat tersebut masuk akal juga. Bukankah memang sebaiknya makan dengan membasuh tangan terlebih dahulu supaya tidak ada kuman di tangan kita yang ikut masuk ke tubuh bersama makanan? Bukankah pasar juga kotor dan banyak debu dan kotoran (apalagi pasar 2000 tahun yang lalu), sehingga sebaiknya membersihkan diri setelah pulang dari pasar sebelum makan? Bukankah cawan, kendi, dan lain sebagainya memang harus dicuci agar bersih? Memang logis, tetapi dalam bacaan kita hari ini, orang Farisi dan ahli Taurat bukan mempersoalkan esensi adat, tetapi ingin menjebak Yesus dengan mengatakan bahwa Yesus tidak mengikuti adat-istiadat orang Yahudi (ay. 5).
Tapi Yesus dengan tegas mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang munafik. Mereka lebih mementingkan adat ketimbang dengan mendengarkan ajaran Yesus. Ketika Yesus mengajar (yang merupakan ajaran Allah sendiri), mereka tidak mau mendengar dan berpendapat bahwa ajaran mereka adalah yang paling benar. Tetapi terhadap adat istiadat yang tidak jelas sumbernya (karena bersifat turun temurun dan merupakan ajaran dari manusia), mereka mau melaksanakannya. Itulah yang Yesus benci dari sikap orang Farisi. Mereka bersikap munafik karena mereka mau bersusah payah melaksanakan adat, tetapi mereka tidak mau mendengarkan kebenaran Firman Tuhan (ay. 6 s.d. 8).
Terhadap adat, menurut saya memang kita harus melihat konteks dari adat itu sendiri. Ada adat yang sesuai dengan Firman Tuhan, semisal menghormati orang tua, menjaga kesopanan dan kesusilaan, dan seterusnya. Terhadap adat seperti ini kita tidak perlu menghindarinya karena dengan melakukan Firman Tuhan pun kita juga sudah menjalankan adat. Ada pula adat yang tidak bertentangan dengan Firman Tuhan, seperti menggunakan tangan kanan untuk memberi salam, mencuci tangan sebelum makan. Terhadap adat yang seperti ini, hal ini juga tidak apa-apa untuk dilakukan, tetapi jangan lupa juga melakukan Firman Allah. Seperti contoh, jangan sampai kita mencuci tangan sebelum makan tetapi malah kita lupa berdoa sebelum makan.
Selain dua tipe adat di atas, juga ada adat yang bertentangan dengan Firman Tuhan, misalnya melakukan ritual untuk memanggil arwah orang yang sudah mati untuk mendapatkan petunjuk, atau menyimpan benda-benda pusaka sebagai pelindung kita, dan sebagainya. Terhadap adat-adat yang bertentangan dengan Firman Tuhan ini, kita harus berani menolak, karena memang jelas-jelas bertentangan dengan Firman Tuhan, walaupun memang dibutuhkan hikmat agar dapat melakukannya. Sebagai orang percaya, seharusnya kita bertanya kepada Tuhan dan bukan kepada arwah orang yang sudah mati (Yes 8:19), dan juga seharusnya kita mengandalkan Tuhan sebagai Tuhan yang melindungi kita (Mzm 3:4). Tentunya tidak ada cara lain mengetahui apakah suatu adat bertentangan dengan Firman Tuhan kecuali kita membaca dan merenungkan Firman Tuhan setiap hari. Ketika kita secara rutin membaca dan merenungkan Firman Tuhan, maka kita akan mengerti manakah adat yang tidak bertentangan dengan Firman Tuhan dan manakah adat yang bertentangan dengan Firman Tuhan. Ketika ada kondisi di mana adat istiadat bertentangan dengan Firman Tuhan, lakukanlah Firman Tuhan, karena Firman Tuhan itu berasal dari Allah sendiri, bahkan Firman itu adalah Allah sendiri (Yoh 1:1).
Bacaan Alkitab: Markus 7:1-8
7:1 Pada suatu kali serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat dari Yerusalem datang menemui Yesus.
7:2 Mereka melihat, bahwa beberapa orang murid-Nya makan dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh.
7:3 Sebab orang-orang Farisi seperti orang-orang Yahudi lainnya tidak makan kalau tidak melakukan pembasuhan tangan lebih dulu, karena mereka berpegang pada adat istiadat nenek moyang mereka;
7:4 dan kalau pulang dari pasar mereka juga tidak makan kalau tidak lebih dahulu membersihkan dirinya. Banyak warisan lain lagi yang mereka pegang, umpamanya hal mencuci cawan, kendi dan perkakas-perkakas tembaga.
7:5 Karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada-Nya: "Mengapa murid-murid-Mu tidak hidup menurut adat istiadat nenek moyang kita, tetapi makan dengan tangan najis?"
7:6 Jawab-Nya kepada mereka: "Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.
7:7 Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia.
7:8 Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.