Sabtu, 25 Februari 2017
Bacaan
Alkitab: Matius 23:16-22
Celakalah kamu, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata: Bersumpah demi
Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci, sumpah
itu mengikat. (Mat 23:16)
Ciri Ahli Taurat dan Orang Farisi (10): Pemimpin Buta
yang Memutarbalikkan Kebenaran
Beberapa waktu yang lalu, kita sering
melihat atau mendengar slogan yang berbunyi “Turn Back Crime” yang artinya membalikkan kejahatan (supaya menjadi
tidak jahat lagi). Dalam hal kebenaran, kita nanti juga akan mengenal istilah “Turn Back Truth” yang artinya adalah
membalikkan atau memutarbalikkan kebenaran. Jika slogan “Turn Back Crime” adalah baik, maka slogan “Turn Back Truth” adalah jahat. Akan tetapi, inilah yang sebenarnya
terjadi dan dilakukan oleh para ahli Taurat dan orang Farisi, yaitu mereka
sedang memutarbalikkan kebenaran.
Dalam bagian Alkitab kita hari ini, kita
melihat bagaimana Tuhan Yesus tetap mengecam para ahli Taurat dan orang Farisi,
yang dikatakan sebagai pemimpin-pemimpin yang buta (ay. 16a). Mengapa Tuhan
Yesus sampai berkata demikian? Karena Tuhan melihat bagaimana pemimpin-pemimpin
rohani bangsa Yahudi memutarbalikkan kebenaran, dalam hal ini terkait dengan sumpah.
Pada masa itu, untuk meyakinkan orang
lain, orang Yahudi seringkali menambahkan kata-kata “sumpah” dalam ucapannya.
Sumpah tersebut tentu saja didasarkan pada sesuatu yang dipandang kudus, antara
lain sumpah kepada Allah (Yahweh) atau sumpah kepada Bait Suci (yang adalah
lambang atau representasi kehadiran Yahweh di antara bangsa Yahudi). Sebenarnya
para pemimpin agama Yahudi pada waktu itu juga sudah melarang sumpah demi Bait
Suci (dianggap tidak sah), akan tetapi, sayangnya mereka tidak bisa konsisten,
dan justru mengajarkan bahwa bersumpah demi emas yang ada di Bait Suci, maka
sumpah tersebut menjadi sah (ay. 16b). Demikian pula sumpah demi mezbah
persembahan, itu dianggap tidak sah, tetapi sumpah demi persembahan di atas
mezbah, maka sumpah itu mengikat (ay. 18).
Sebenarnya standar sumpah pun sudah
dikatakan oleh Tuhan Yesus kepada orang banyak, yaitu: “Jika ya, hendaklah kamu
katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak” (Mat 5:37). Artinya,
perkataan kita harus bisa dipegang dan konsisten supaya tidak perlu
menambah-nambahkan kalimat “sumpah deh, saya tidak bohong, sumpah demi Tuhan
(atau demi apapun)”. Dalam ayat lain pun Tuhan Yesus juga mengajarkan “Janganlah
sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah, maupun
demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena
Yerusalem adalah kota Raja Besar; janganlah juga engkau bersumpah demi
kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai
rambut pun” (Mat 5:34-36). Ini artinya sebenarnya kita tidak perlu bersumpah
jika memang kita terbiasa jujur dengan perkataan kita.
Namun jika seorang Yahudi merasa perlu
bersumpah (karena Hukum Taurat pun juga “mengizinkan dan membolehkan” seseorang
bersumpah), maka bersumpahlah dengan benar. Para ahli Taurat dan orang Farisi
seharusnya mengajar seperti Tuhan Yesus yang mengajarkan agar seseorang
meminimalkan sumpah dengan biasa berkata jujur. Namun para ahli Taurat dan
orang Farisi menambah dosa mereka dengan mengajarkan bahwa sumpah yang sah
didasarkan pada emas Bait Suci atau persembahan di atas mezbah, padahal emas
dan persembahan ini merupakan bagian dari Bait Suci dan juga mezbah (ay. 17 dan
19). Ini adalah penyesatan yang luar biasa karena mereka mengajarkan apa yang
salah kepada bangsa Yahudi mengenai apa yang terpenting dalam ibadah. Bangsa
Yahudi secara tidak langsung diajarkan bahwa emas lebih penting daripada Bait
Suci (lambang representasi atau kehadiran Allah) dan kurban persembahan lebih
penting daripada mezbah di Bait Suci tersebut.
Tuhan memang meminta orang percaya
untuk menjaga perkataannya sehingga tidak perlu bersumpah. Tetapi bagi bangsa
Yahudi (yang terbiasa bersumpah), Tuhan mengajarkan bahwa mereka yang bersumpah
demi mezbah, maka mereka bersumpah demi seluruh yang ada di atas mezbah itu
(termasuk persembahan di atasnya), dan mereka yang bersumpah demi Bait Suci,
maka mereka pun bersumpah demi Bait Suci dan Allah (yang hadir di situ), dan
mereka yang bersumpah demi surga, mereka pun bersumpah demi Allah yang bertahta
di surga (ay. 20-22). Jadi kebenaran harus dilihat secara utuh dan lengkap,
bukan hanya sekedar parsial dan ujung-ujungnya tidak ada manfaatnya bagi kita (karena
tujuan kebenaran Firman Tuhan diberikan kepada kita adalah supaya kita semakin
mengenal Tuhan dengan benar).
Bagi orang percaya di masa Perjanjian
Baru, kita tidak perlu lagi bersumpah demi apapun juga, misal bersumpah demi Alkitab,
demi gereja, apalagi demi surga. Kecuali mungkin untuk beberapa jabatan yang
memang mensyaratkan sumpah jabatan (seperti PNS, pejabat negara, hingga presiden).
Jadi, apa aplikasinya bagi kita saat ini? Jadilah cerdas sehingga kita dapat
mengerti secara lengkap dan utuh mengenai kebenaran Firman Tuhan. Jangan ada di
antara kita yang mudah dirayu dan ditawarkan kebenaran yang sudah
diputarbalikkan. Kita harus tahu mana hal yang jauh lebih penting dalam iman
kekristenan, dan itulah yang kita kejar dengan segenap kekuatan kita. Jangan
habiskan waktu kita untuk mengurusi hal-hal yang sepele, yang tidak akan
menambah iman kita, tetapi justru menguras energi kita dan menjauhkan kita dari
kebenaran Firman Tuhan.
Bacaan
Alkitab: Matius 23:16-22
23:16 Celakalah kamu, hai pemimpin-pemimpin buta, yang berkata: Bersumpah
demi Bait Suci, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi emas Bait Suci,
sumpah itu mengikat.
23:17 Hai kamu orang-orang bodoh dan orang-orang buta, apakah yang lebih
penting, emas atau Bait Suci yang menguduskan emas itu?
23:18 Bersumpah demi mezbah, sumpah itu tidak sah; tetapi bersumpah demi
persembahan yang ada di atasnya, sumpah itu mengikat.
23:19 Hai kamu orang-orang buta, apakah yang lebih penting, persembahan
atau mezbah yang menguduskan persembahan itu?
23:20 Karena itu barangsiapa bersumpah demi mezbah, ia bersumpah demi
mezbah dan juga demi segala sesuatu yang terletak di atasnya.
23:21 Dan barangsiapa bersumpah demi Bait Suci, ia bersumpah demi Bait Suci
dan juga demi Dia, yang diam di situ.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.