Kamis, 23 Februari 2017
Bacaan
Alkitab: Matius 23:14
Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu
orang-orang munafik, sebab kamu menelan rumah janda-janda sedang kamu
mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Sebab itu kamu pasti
akan menerima hukuman yang lebih berat. (Mat 23:14)
Ciri Ahli Taurat dan Orang Farisi (8): Mengelabui Mata
Orang dengan Doa
Suatu ketika, saya diundang ke dalam
suatu grup chatting komunitas rohani yang isinya adalah orang-orang Kristen.
Saya sih pada awalnya juga tidak minta dimasukkan, tetapi kemudian dimasukkan
oleh admin dari grup chatting tersebut. Pada awalnya saya juga tidak terlalu
memperhatikan isi grup tersebut, tetapi lama kelamaan, mulai ada orang-orang
yang meminta bantuan didoakan di grup tersebut. Dan sejumlah anggota grup mulai
membalas dengan ucapan “kami pasti doakan”, “kami dukung dalam doa”, atau
sekedar memberi tanda “like” atau tanda “jempol”. Beberapa orang yang dituakan
dan dihormati dalam grup tersebut pun mulai membalas dengan kalimat yang lebih
panjang, misalnya “kami doakan saudara bla bla bla... kami tolak semua kutuk di
dalam nama Yesus, supaya saudara menjadi sukses bla bla bla... kami berdoa
dengan iman di dalam nama Tuhan supaya segala doa-doa saudara dijawab bla bla
bla... dan seterusnya”.
Ya, cukup disayangkan bahwa ada
orang-orang yang merasa bahwa jika dirinya didoakan orang lain, apalagi orang
yang bergelar sarjana teologia atau orang yang sudah menjadi pejabat sinode
gereja, maka doanya akan lebih manjur. Memang betul bahwa terkadang kita perlu
orang-orang yang mendukung kita dalam doa. Tetapi, satu hal yang kita harus
tahu bahwa masing-masing kita adalah anak-anak Allah, kita adalah imamat yang
rajani, kita adalah hamba-hamba Allah. Oleh karena itu, sebenarnya kita bisa
langsung berhubungan kepada Allah dalam doa-doa kita, tanpa memerlukan
perantara. Pendeta pun bukanlah “agen tunggal”-nya Tuhan dimana doa-doa pendeta
pasti dijawab, atau jika didoakan pendeta maka pasti lebih tokcer. Doa menjadi "senjata" atau "barang jualan" yang ditawarkan oleh orang-orang (oknum) yang mengaku sebagai hamba-hamba Tuhan.
Hal itu juga sudah terjadi pada masa
Perjanjian Baru ketika Tuhan Yesus hidup di bumi ini. Tuhan Yesus mengecam
sikap para ahli Taurat dan orang Farisi yang disebut-Nya sebagai orang munafik
(ay. 14a), yaitu sikap mereka yang menelan rumah janda-janda (ay. 14b). Kata
menelan dalam bahasa aslinya adalah katesthióu (κατεσθίω)
yang dapat diartikan sebagai “I eat up,
eat till it is finished, devour, squander, annoy, injure” (memakan/menelan,
menghabiskan, melahap, membuang sesuatu yang dianggap sampah/sisa,
mengganggu/menyiksa, dan merusak/merugikan). Ini dapat diartikan bahwa para
ahli Taurat dan orang Farisi tidak melakukan apapun untuk membantu para janda
tetapi malah “menghabisi” mereka sehingga mereka semakin tertekan. Perlu
diketahui bahwa definisi para janda di masa Perjanjian Baru adalah mereka yang
sudah kehilangan suaminya (misal karena perang) dan tidak punya sanak saudara
lagi sehingga hidup dalam kesendirian. Pada masa itu, sangat sulit bagi seorang
janda untuk mendapatkan uang karena budaya patriarki yang begitu kuat (pekerjaan
adalah tugas bagi seorang laki-laki). Ini tentu berbeda dengan definisi janda
pada masa sekarang yang justru seringkali merupakan kebalikannya.
Pada masa itu, para ahli Taurat dan orang Farisi tidak membantu sedikitpun
untuk menolong para janda yang kekurangan dan penuh kesulitan. Akan tetapi,
para ahli Taurat dan orang Farisi justru “mengelabui mata orang” dengan doa
mereka yang panjang-panjang (ay. 14c). Kata “mengelabui mata orang” dalam
bahasa aslinya adalah prophasis (πρόφασις) yang secara singkat dapat
diartikan sebagai “a pretext, an excuse”
(pembenaran/alasan palsu/tipu daya atau dalih). Jadi, para ahli Taurat dan
orang Farisi ketika ditanya “mengapa kamu tidak membantu para janda”, mereka
berdalih bahwa doa-doa mereka panjang sehingga waktu mereka hanya digunakan
untuk berdoa. Padahal, isi doa mereka sebenarnya tidak ada artinya di hadapan
Tuhan, karena hanya berupa kata-kata yang diulang-ulang, atau hanya sebatas
ucapan di bibir semata. Kalaupun tidak, isi doanya sama sekali bukan untuk
berkomunikasi dengan Tuhan, tetapi untuk membenarkan diri mereka sendiri di
hadapan Tuhan (Luk 18:11-12).
Jadi doa hanya dijadikan semacam alasan atau dalih untuk tidak melakukan
bagian Firman Tuhan yang lain. Mereka berpikir bahwa karena mereka sudah berdoa
dalam waktu yang lama hingga berjam-jam, maka mereka merasa bahwa mereka sudah
begitu dekat dengan Tuhan. Yang lebih parah adalah ketika ada oknum hamba Tuhan
yang berdoa lama lalu doa tersebut dijadikan alasan bahwa mereka adalah orang-orang
pilihan Tuhan. Jemaat yang mau doanya dijawab harus minta didoakan oleh oknum
hamba Tuhan, jika tidak maka doa mereka tidak mungkin berkenan di hadapan
Tuhan.
Dalam tulisan ini, saya mendorong setiap
orang percaya untuk memiliki kehidupan pribadi dengan Tuhan, sampai kita semua
bisa bertemu Tuhan secara pribadi, bisa berkomunikasi langsung dengan Tuhan,
dan bisa berdoa langsung kepada-Nya tanpa perantara. Tuhan kita adalah Tuhan yang
hidup, tetapi di sisi lain Tuhan kita adalah Tuhan yang benci terhadap
kemunafikan, apalagi kemunafikan yang menggunakan ayat-ayat Alkitab yang “dipelintir”
demi kepentingan pribadi atau golongan tertentu. Pada masa itu, kebanyakan
bangsa Yahudi tidak tahu bahwa para ahli Taurat dan orang Farisi sudah
mengelabuhi orang banyak dengan doa-doa mereka
yang panjang-panjang, tetapi Tuhan Yesus tahu. Demikian pula kita yang adalah
anak-anak Allah, yaitu kita semua yang memiliki kerinduan untuk bertemu Tuhan,
maka Tuhan akan memberikan kita kepekaan untuk dapat membedakan mana doa yang
tulus (walaupun kata-katanya sederhana) dan mana doa yang penuh kepura-puraan
dan kepalsuan (walaupun kata-katanya panjang). Doa adalah komunikasi dengan
Tuhan. Jika doa dijadikan semacam “komoditas” untuk membuat kita menjadi
terhormat, atau doa diucapkan dengan motivasi yang salah, apalagi dengan penuh
kepura-puraan, maka itu adalah pelecehan dan pennistaan terhadap Tuhan. Tidak
salah jika Tuhan berkata bahwa orang-orang seperti ini pasti akan menerima
hukuman yang lebih berat (ay. 14d).
Bacaan
Alkitab: Matius 23:14
23:14 [Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai
kamu orang-orang munafik, sebab kamu menelan rumah janda-janda sedang kamu
mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Sebab itu kamu pasti
akan menerima hukuman yang lebih berat.]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.