Sabtu, 11 Februari 2017
Bacaan
Alkitab: Yesaya 3:9-12
Adapun umat-Ku, penguasa mereka ialah anak-anak, dan perempuan-perempuan
memerintah atasnya. Hai umat-Ku, pemimpin-pemimpinmu adalah penyesat, dan jalan
yang kamu tempuh mereka kacaukan! (Yes 3:12)
Siapa Penguasa dan Pemimpinmu?
Masih terkait dengan renungan hari
sebelumnya, dimana Tuhan begitu marah kepada para pemimpin bangsa Israel (raja
dan imam) yang membuat ibadah sebagai sandiwara belaka, di pasal 3 ini Tuhan
juga masih berbicara kepada bangsa Israel secara umum serta kepada raja dan
imam secara khusus mengenai dosa-dosa dan kejahatan mereka. Alkitab menulis
bahwa para pemimpin bangsa Israel tersebut adalah orang-orang yang jahat,
bahkan dari air muka (raut wajah) mereka pun sudah terlihat menyatakan
kejahatan mereka (ay. 9a). Mereka juga sekali lagi disebut sebagai orang Sodom,
yaitu orang-orang yang bejat secara moral dan yang tidak malu lagi terhada dosa
yang mereka lakukan (ay. 9b). Mereka melakukan dosa mereka secara terus terang,
sehingga orang-orang benar pun merasa malu melihat kelakuan mereka dan tersiksa
berada di sekitar orang-orang fasik ini seperti Lot yang hidup di tengah-tengah
orang Sodom (2 Ptr 2:7).
Namun sebenarnya para pemimpin yang
fasik tersebut sedang merencanakan kecelakaan bagi diri mereka sendiri. Mereka
sedang mendatangkan malapetaka kepada diri mereka sendiri (ay. 9c). Yang
membuat para pemimpin fasik tersebut tidak hanya melakukan dosa di dalam
dirinya, tetapi juga mempengaruhi orang lain juga untuk berdosa dan berbalik
dari Tuhan. Ini adalah dosa penyesatan yang luar biasa, yang membuat para
pemimpin fasik pada hari penghakiman nanti akan dibawa kepada hukuman yang
lebih berat (ay. 11).
Yesaya mengatakan bahwa betapa celaka
umat Tuhan (dalam konteks aslinya adalah bangsa Israel, sedangkan dalam konteks
saat ini adalah jemaat Tuhan) yang memiliki pemimpin seperti ini. Betapa celaka
umat Tuhan yang penguasanya adalah anak-anak (ay. 12a). Penguasa anak-anak ini
berbicara tentang pemimpin yang masih belum dewasa, yang masih bersikap seperti
anak-anak. Pemimpin seperti ini akan sangat berbahaya, karena begitu ada “gesekan”,
maka pemimpin seperti ini akan mudah “ngambek”, menyalahkan orang lain, dan justru
menghambat pertumbuhan jemaat. Pemimpin yang masih anak-anak tidak akan rela jika
ada jemaat yang menjadi lebih cerdas daripada dirinya. Padahal salah satu
tujuan gereja adalah untuk membuat jemaat menjadi cerdas sehingga dapat
mengerti kehendak Tuhan.
Ada pula kondisi yang tidak kalah
bahayanya, yaitu ketika ada perempuan-perempuan yang memerintah atas para pemimpin
(ay. 12b). Ini bukan berarti bahwa tidak boleh ada pemimpin wanita atau tidak
boleh ada pendeta wanita. Yang lebih berbahaya adalah pemimpin pria yang
dikuasai oleh wanita. Hal ini bisa berarti pemimpin yang justru dikuasai oleh
isterinya, oleh anak perempuannya, atau oleh menantu perempuannya. Hal ini
sangat membahayakan karena pemimpin seperti itu tidak akan dapat menjadi
independen, tetapi segala sesuatunya akan berada di bawah pengaruh wanita
tersebut. Alkitab sendiri mengatakan bahwa laki-laki adalah kepala, sehingga jika
ada seorang pemimpin laki-laki namun dikuasai oleh wanita (misal: isterinya),
maka pemimpin tersebut tidak akan lagi independen. Mungkin saja segala persembahan
yang diterima oleh pemimpin rohani tersebut justru akan digunakan untuk
membahagiakan wanita tersebut, semisal membeli perhiasan atau fashion, mengajak
jalan-jalan, dan lain sebagainya.
Dalam hal ini, saya tidak mempermasalahkan
jika ada pendeta atau pemimpin jemaat yang memang sayang isterinya sehingga
sering membelikan barang atau mengajak jalan-jalan, tetapi yang lebih berbahaya
jika si wanita menguasai pemimpin tersebut, sehingga misalnya pengelolaan
keuangan dikelola oleh si wanita tanpa pemimpin pria tahu, atau misalnya si
wanita memiliki kuasa yang tak terbatas dalam pengelolaan gereja termasuk
menentukan jadwal pelayan, menentukan tema Firman Tuhan, dan lain sebagainya,
yang sebenarnya itu adalah tugas dan
tanggung jawab pemimpin rohani (dhi. Pendeta atau gembala sidang) dan seharusnya
tidak boleh diintervensi oleh pihak lain, termasuk wanita (dhi. Isteri, anak
perempuan, atau menantu perempuan), dan ini sebenarnya juga berlaku jika pendeta
dipengaruhi oleh anak laki-laki atau menantu laki-lakinya, yaitu pihak lain
yang tidak sebenarnya tidak berhak.
Betapa berbahayanya jika kita memiliki
pemimpin-pemimpin seperti itu, yaitu yang masih anak-anak dan yang diperintah
oleh perempuan. Pemimpin-pemimpin seperti itu justru akan menjadi pemimpin yang
menyesatkan (ay. 12c). Pemimpin tersebut tidak akan membawa jemaat ke jalan
yang benar. Bahkan jika ada jemaat yang berjuang untuk hidup sungguh-sungguh
benar di hadapan Tuhan, dan berjuang untuk menempuh jalan yang benar, bisa jadi
akan dikacaukan oleh pemimpin penyesat seperti ini (ay. 12d).
Namun jika kita saat ini mendapatkan
pemimpin penyesat seperti ini, satu-satunya bagian kita adalah berjuang untuk
tetap setia di jalan yang benar. Jadilah seperti nabi Yesaya dan nabi-nabi
Tuhan lainnya yang tetap hidup benar walaupun pemimpin bangsa Israel (raja dan
imam) pada waktu itu adalah orang-orang yang tidak takut akan Tuhan. Waktu akan
membuktikan bagiamana nabi Yesaya dan nabi-nabi Tuhan lainnya tetap konsisten berada
di jalan yang benar. Sejarah mencatat bagaimana nabi Yesaya tercatat sebagai
orang benar, sementara pemimpin bangsa Israel (raja dan imam) tercatat sebagai
orang fasik. Satu hal yang perlu kita catat untuk menguatkan kita berjuang di
jalan yang benar: “Suatu saat kita akan memakan hasil pekerjaan kita” (ay. 10).
Artinya, jika kita tetap menabur yang benar meskipun dalam kondisi yang sulit,
maka kita akan menuai kebenaran pada waktu-Nya nanti.
Bacaan
Alkitab: Yesaya 3:9-12
3:9 Air muka mereka menyatakan kejahatan mereka, dan seperti orang Sodom,
mereka dengan terang-terangan menyebut-nyebut dosanya, tidak lagi
disembunyikannya. Celakalah orang-orang itu! Sebab mereka mendatangkan
malapetaka kepada dirinya sendiri.
3:10 Katakanlah berbahagia orang benar! Sebab mereka akan memakan hasil
pekerjaannya.
3:11 Celakalah orang fasik! Malapetaka akan menimpanya, sebab mereka akan
diperlakukan menurut perbuatannya sendiri.
3:12 Adapun umat-Ku, penguasa mereka ialah anak-anak, dan
perempuan-perempuan memerintah atasnya. Hai umat-Ku, pemimpin-pemimpinmu adalah
penyesat, dan jalan yang kamu tempuh mereka kacaukan!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.