Selasa, 14 Februari 2017

Kesengsaraan Orang Kaya

Selasa, 14 Februari 2017
Bacaan Alkitab: Yakobus 5:1-6
Jadi sekarang hai kamu orang-orang kaya, menangislah dan merataplah atas sengsara yang akan menimpa kamu! (Yak 5:1)


Kesengsaraan Orang Kaya


Jika ditanya, “Siapa yang mau menjadi kaya?”, pasti kita semua akan mengangkat tangan atau mengacungkan jari. Tentu semua orang di dunia ini ingin kaya, minimal berkecukupan. Tidak ada yang mau menjadi orang miskin. Kekayaan dunia (dalam hal ini uang) adalah jaminan untuk kehidupan yang lebih baik di dunia ini. Menjadi kaya tidaklah salah. Tetapi menjadi kaya tanpa mengerti untuk apa kita kaya itu bisa membuat seseorang menjadi salah langkah.

Yakobus menulis bahwa bagi orang-orang kaya, mereka harus menangis dan meratap atas sengsara yang akan menimpa mereka (ay. 1). Mungkin ada orang yang bertanya, mengapa orang kaya harus menangis dan meratap? Bukankah uang mereka banyak? Bukankah mereka bisa menikmati keindahan dunia, bisa makan tanpa harus berpikir tentang uang, bisa pergi naik mobil mewah, bisa tidur di kasur yang empuk? Oleh karena itu kita harus sungguh-sungguh menggumulkan hal-hal apa saja yang bisa membuat orang kaya sengsara, dan menghindarinya.

Kesengsaraan orang kaya adalah ketika kekayaan yang mereka miliki di dunia ini dapat dengan mudah menjadi busuk (ay. 2). Kita tentu ingat bagaimana Ayub kehilangan segala harta bendanya dalam satu hari. Kita juga bisa melihat di dunia ini bagaimana mobil bisa dicuri, rumah bisa dirampok, investasi bisa raib, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, kesengsaraan orang kaya dimulai dari ketika mereka tak sadar bahwa kekayaan yang mereka miliki di dunia ini sebenarnya adalah semu adanya.

Alkitab menulis bagaimana emas dan perak yang mereka miliki akan berkarat, bahkan karat tersebut akan menjadi kesaksian terhadap mereka dan membuat daging mereka tersiksa di dalam api (ay. 3a). Ini menunjukkan bahwa kekayaan apapun yang kita miliki di dunia ini tidak akan berguna di hadapan Tuhan Yesus Kristus pada hari kedatangan-Nya. Jika di dunia ini orang kaya terbiasa “menyogok” sehingga dapat melanggar hukum dan peraturan, atau sehingga dapat memperoleh perlindungan walaupun ia salah, namun pada hari penghakiman tersebut, segala harta benda dan kekayaan menjadi tidak ada gunanya. Benarlah apa yang ditulis Alkitab bahwa mereka sedang mengumpulkan harta pada hari-hari yang sedang berakhir (ay. 3b). Mereka tidak mau mengumpulkan harta pada kekekalan, yaitu pada hari-hari yang tidak akan pernah berakhir.

Persoalan utama bagi orang kaya adalah bagaimana mereka bisa kaya namun tetap memiliki harta di surga. Ini tentu membutuhkan pengorbanan untuk memindahkan hati ke surga, karena di mana hati kita berada, di situ harta kita berada (Mat 6:21). Orang yang kaya bahkan sangat kaya tentu sulit untuk membayangkan surga sebagai suatu tempat yang indah karena mereka merasa di dunia ini saja sudah sangat indah. Mereka bisa membeli apapun yang mereka mau dengan uang mereka, sehingga Tuhan sudah tidak mereka butuhkan lagi. Mengabarkan Injil kepada orang kaya sangatlah sulit, karena mereka sulit untuk mau diajak ke surga, mengingat dunia ini sudah dianggap sebagai “firdaus” bagi mereka.

Jika demikian, betapa lebih parahnya kelakuan orang kaya yang mengumpulkan kekayaannya dari sumber atau cara yang tidak benar. Alkitab menulis bahwa orang-orang kaya yang menahan upah buruhnya sesungguhnya akan diperhitungkan oleh Tuhan (ay. 4). Demikian juga orang-orang kaya yang memperoleh hasil kekayaannya dari sumber yang tidak benar (bersumber dari kegiatan menjadi bandar narkoba atau bandar judi) atau dengan cara yang tidak benar (dari hasil korupsi atau mencuri/menipu). Jika di dunia ini kejahatan mereka bisa tertutupi dengan kekayaan mereka, tetapi pada hari penghakiman nanti, tidak akan ada lagi yang tersembunyi. Semua akan telanjang di hadapan Tuhan (Ibr 4:13).

Ketika orang kaya hidup dalam kemewahan dan berfoya-foya di bumi ini, mereka menjadikan kemewahan itu sebagai harta yang paling bernilai (ay. 5a). Mereka memuaskan hati mereka dengan kemewahan dan kekayaan yang dimiliki. Akibatnya mereka tidak dapat lagi mencari Tuhan. Bagi mereka, hanya uang dan kekayaan yang dapat memuaskan hati mereka, sehingga sudah tidak ada lagi tempat bagi Tuhan dalam hati mereka. Jika bagi orang-orang biasa, satu-satunya kepuasan jiwa kita adalah ketika kita dekat dengan Tuhan, bagi orang-orang kaya, satu-satunya hal yang bisa memuaskan jiwa mereka hanyalah kekayaan yang fana. Itulah mengapa dikatakan bahwa dengan melakukan demikian maka orang-orang kaya seakan-akan sedang memuaskan hati mereka pada hari penyembelihan (ay. 5b).

Orang-orang kaya mungkin saja dapat “membeli” hukum dan keadilan dengan uangnya. Mereka bisa memutarbalikkan hukum dengan kekayaannya. Mereka mungkin dapat menjatuhkan orang lain dengan kekuasaannya. Tetapi, hal itu sama saja dengan membunuh orang yang benar yang tidak dapat melawan (karena kalah uang dibandingkan dengan mereka yang kaya) (ay. 6). Namun itu pun akan diperhitungkan Tuhan pada hari penghakiman. Percayalah bahwa walaupun kita menderita ketidakadilan di dunia ini, Tuhan akan menghakimi semua orang dengan adil. Jika kita setia bertahan di dunia ini dan menjauhi dosa, maka Tuhan pun akan menganugerahkan kepada kita apa yang patut kita terima dalam kekekalan. Jangan tiru cara orang-orang kaya menikmati hidup di dunia, tetapi tirulah teladan Tuhan Yesus yang tidak memandang kekayaan dunia sebagai sesuatu yang membahagiakan. Satu-satunya kebahagiaan kita adalah ketika kita boleh masuk ke dalam Yerusalem Baru dan memerintah bersama-sama dengan Tuhan kita.



Bacaan Alkitab: Yakobus 5:1-6
5:1 Jadi sekarang hai kamu orang-orang kaya, menangislah dan merataplah atas sengsara yang akan menimpa kamu!
5:2 Kekayaanmu sudah busuk, dan pakaianmu telah dimakan ngengat!
5:3 Emas dan perakmu sudah berkarat, dan karatnya akan menjadi kesaksian terhadap kamu dan akan memakan dagingmu seperti api. Kamu telah mengumpulkan harta pada hari-hari yang sedang berakhir.
5:4 Sesungguhnya telah terdengar teriakan besar, karena upah yang kamu tahan dari buruh yang telah menuai hasil ladangmu, dan telah sampai ke telinga Tuhan semesta alam keluhan mereka yang menyabit panenmu.
5:5 Dalam kemewahan kamu telah hidup dan berfoya-foya di bumi, kamu telah memuaskan hatimu sama seperti pada hari penyembelihan.
5:6 Kamu telah menghukum, bahkan membunuh orang yang benar dan ia tidak dapat melawan kamu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.