Selasa, 21 Februari 2017
Bacaan
Alkitab: Matius 23:11-12
Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa
merendahkan diri, ia akan ditinggikan. (Mat 23:12)
Ciri Ahli Taurat dan Orang Farisi (6): Meninggikan Diri
Sendiri
Salah satu ciri tambahan para ahli
Taurat dan orang Farisi adalah ketika mereka senantiasa meninggikan diri
sendiri. Mereka senantiasa merasa diri mereka paling tinggi, paling terhormat,
paling pintar, dan paling besar. Oleh karena itu, dalam ayat-ayat sebelumnya,
kita telah belajar bagaimana mereka berusaha menduduki tempat-tempat yang
terhormat, karena mereka hanya mencari hormat dari manusia dan bukan dari
Tuhan.
Akan tetapi Tuhan Yesus mengatakan
bahwa “barangsiapa yang terbesar di antara kamu , maka ia harus menjadi
pelayanmu” (ay. 11). Ini berarti bahwa mereka yang merasa lebih besar atau
paling besar di antara yang lain, maka ia juga harus lebih atau paling menjadi
pelayan di antara yang lain. Dalam Alkitab bahasa Inggris terjemahan New
International Version (NIV), ayat tersebut berbunyi “The greatest among you will be your servant”. Ini berarti bahwa
dalam suatu komunitas entah gereja atau persekutuan, orang yang paling besar bukanlah
mereka yang paling pintar berkhotbah atau paling tinggi gelar teologinya,
tetapi di mata Tuhan, orang yang paling besar adalah mereka yang paling
melayani orang lain dan melayani Tuhan.
Inilah perbedaan utama dari Kekristenan
dengan sekedar keagamaan atau organisasi sekuler pada umumnya. Dalam organisasi
lain, orang yang paling besar adalah orang yang paling bisa menyuruh-nyuruh
orang lain, atau yang memiliki kekuasaan yang paling besar. Sementara di dalam
Kekristenan, orang yang paling besar adalah orang yang paling banyak melayani,
yaitu orang yang paling banyak merendahkan diri. Ini tidak dapat dipahami oleh
orang-orang yang memiliki ambisi tertentu untuk menjadi yang terbesar di antara
yang lain. Mereka berpikir bahwa orang yang paling besar haruslah mereka yang
tidak merendahkan diri, tetapi meninggikan diri. Prinsip ini mungkin bisa
berhasil di organisasi dunia, tetapi
jika prinsip ini dibawa masuk ke dalam gereja, maka yang terjadi adalah
kekacauan, karena ini bukanlah prinsip Tuhan.
Tuhan Yesus sendiri mengatakan bahwa
mereka yang meninggikan diri (merasa paling besar) akan direndahkan, dan mereka
yang merendahkan diri (yang mau melayani) akan ditinggikan (ay. 12). Mengapa
demikian? Perlu kita ketahui bahwa kita semua adalah hamba atau pelayan Tuhan,
karena kita telah ditebus dengan darah yang mahal. Dahulu kita adalah hamba
dosa, sekarang kita harus menjadi hamba Tuhan. Oleh karena itu, sebagai hamba,
tidak ada hal lain yang boleh kita lakukan selain melayani Tuan kita, yaitu
Allah Bapa di surga.
Pada akhirnya nanti, Allah akan
menyiapkan langit baru dan bumi baru bagi orang-orang yang mau hidup kekal. Dalam
langit baru dan bumi baru tersebut, akan ada orang-orang yang diperkenankan Tuhan
untuk ikut memerintah bersama-sama dengan Dia selamanya. Ini adalah orang
percaya yang hidup sungguh-sungguh sebagai hamba. Mereka harus lulus “proses
pendidikan” di bumi supaya dapat memerintah dengan baik dalam kekekalan. Betapa
berbahayanya jika ada orang-orang yang busuk hatinya, yang selalu ingin
meninggikan diri dan menganggap diri paling besar, jika mereka bisa duduk dalam
pemerintahan Allah yang kekal. Orang-orang seperti ini akan mengganggu “keharmonisan”
surga yang suci. Oleh karena itu, betullah ucapan Tuhan bahwa siapa yang mau
menjadi yang terbesar, ia juga harus menjadi yang paling melayani di bumi ini.
Sikap seperti hamba yang benar inilah
yang harus kita gumulkan dan kita miliki dalam hidup kita di bumi, jika kita
mau memerintah bersama-sama dengan Tuhan dalam kekekalan. Sayangnya, sejarah
membuktikan bahwa para ahli Taurat dan orang Farisi lebih memilih menjadi
terhormat dan “besar” di dunia ini. Mereka tidak memikirkan bahwa ada dunia
yang akan datang, tempat orang-orang yang benar-benar layak menjadi hamba
Tuhan, merekalah yang akan memerintah dalam kekekalan. Dan sikap ahli Taurat
dan orang Farisi ini pun diwarisi oleh sebagian pemimpin agama. Begitu mereka
menjadi pemimpin, sikap melayani itu hilang. Mereka berpikir bahwa ketika
mereka berkhotbah, menggembalakan jemaat, dan lain sebagainya adalah pelayanan
bagi Tuhan, padahal itu adalah pelayanan bagi diri mereka sendiri. Jika mereka
tidak bertobat, mungkin saja mereka dapat jatuh ke dalam dosa kesombongan,
dimana mereka merasa dirinya paling benar, dan suatu saat Tuhan sendiri yang
akan merendahkan mereka. Hanya Tuhan yang berhak dan berkuasa meninggikan dan
merendahkan orang. Jangan kita mengambil alih posisi Tuhan dengan meninggikan
diri kita sendiri di hadapan manusia, apalagi di hadapan Tuhan.
Bacaan
Alkitab: Matius 23:11-12
23:11 Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu.
23:12 Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa
merendahkan diri, ia akan ditinggikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.