Kamis, 09 Februari 2017

Status Manusia sebagai Anak Allah dalam Perjanjian Baru (Bagian 18)



Kamis, 9 Februari 2017
Bacaan Alkitab: 1 Yohanes 5:1-5
Inilah tandanya, bahwa kita mengasihi anak-anak Allah, yaitu apabila kita mengasihi Allah serta melakukan perintah-perintah-Nya. (1 Yoh 5:2)


Status Manusia sebagai Anak Allah dalam Perjanjian Baru (Bagian 18)


Saya memang sejak kecil adalah orang Kristen karena kedua orang tua saya adalah orang Kristen juga. Sejak kecil saya sudah diajar mengenai bagaimana Tuhan Yesus Kristus adalah Anak Allah yang turun ke dalam dunia. Sehingga, dengan mudah saya dapat mengaku percaya bahwa Tuhan Yesus lahir dari Allah (ay. 1a). Tetapi hal ini tentu tidak mudah dimengerti bagi mereka yang bukan berasal dari latar belakang keluarga Kristen. 

Namun sebagai orang yang Kristen sejak kecil, saya dulu merasa bahwa saya sudah mengasihi Allah dan mengasihi Tuhan Yesus (ay. 1b). Saya merasa saya sudah mengasihi Tuhan dengan pergi ke gereja, membaca Firman Tuhan, rajin berdoa, ikut ambil bagian dalam pelayanan, dan lain sebagainya. Akan tetapi ternyata hal itu bukanlah patokan pasti dalam menjadi anak-anak Allah. Sebagai anak-anak Allah, kita juga harus membuktikan kasih kita kepada anak-anak Allah (ay. 2a). Selain itu, kita harus juga membuktikan kasih kita kepada Allah melalui menaati perintah-perintah-Nya (ay. 2b).

Seperti seorang ayah mengasihi anaknya, dan anak mengasihi ayahnya, demikian juga kita harus mengasihi Allah sebagai Bapa kita. Dalam hal ini, kita harus mampu mengerti kehendak-Nya yang diaplikasikan dengan cara menuruti perintah-perintahNya. Kita menuruti perintah-perintah Allah bukan dengan terpaksa. Sebagai contoh, seorang pengendara motor memakai helm bukan karena ia takut ditilang, tetapi karena ia sadar bahwa memakai helm penting bagi keselamatan dirinya. Oleh karena itu, kita juga harus menuruti perintah-perintah Allah bukan karena kita takut hukuman, tetapi lebih karena kita mengasihi-Nya. Lagipula, Alkitab juga mengatakan bahwa perintah-perintah-Nya itu tidak berat (ay. 3).

Dengan melakukan perintah-perintah Allah, maka kita membuktikan bahwa kita adalah anak-anak Allah. Melakuan perintah Allah di sini tidak hanya berbicara mengenai sikap moral yang baik secara umum (tidak mencuri, tidak berzinah, tidak berbohong, tidak korupsi, dan lain sebagainya). Akan tetapi lebih kepada mengenakan karakter surgawi yang juga terlihat dari sikap batiniah kita. Hal ini akan membuat kita tetap rendah hati, mau memaafkan, tidak sombong, tidak munafik, dan lain sebagainya. Dalam hal ini, jika kita berjuang menjadi anak-anak Allah yang benar, maka kita akan membuktikan kasih Allah kepada dunia, dan kita akan mengalahkan dunia (ay. 4). Dalam hal ini, orang-orang dunia akan melihat Allah di dalam diri kita dan akan memuji dan memuliakan nama Tuhan.

Sayangnya, banyak orang Kristen saat ini belum dapat hidup atau belum mau hidup seperti anak-anak Allah yang benar. Mereka masih hidup sama seperti orang dunia hidup. Bahkan secara moral umum pun, mereka masih memiliki standar moral yang lebih buruk dibandingkan orang-orang beragama lainnya. Tidak heran, banyak orang beragama lain yang memandang orang Kristen sebagai orang yang kafir. Ya, dari sudut pandang tertentu, hal itu memang ada benarnya karena orang-orang Kristen tidak dapat menunjukkan jati diri mereka sebagai anak-anak Allah. Orang Kristen juga ikut korupsi, juga ikut berzinah, juga memiliki perkataan yang kotor, dan lain sebagainya. Sehingga ketika orang beragama lain melihat orang Kristen yang seperti ini (yang masih hidup dengan standar moral yang rendah), mereka berpandangan bahwa orang Kristen memang pantas dipandang sebagai orang kafir.

Namun jika orang-orang Kristen mengerti betul posisinya sebagai anak-anak Allah, maka orang-orang Kristen akan berusaha hidup sungguh-sungguh seperti Kristus hidup. Orang Kristen akan berjuang untuk memiliki pikiran, perasaan, kehendak, dan karakter Kristus dalam hidupnya, sehingga orang lain akan melihat bahwa orang Kristen memang anak-anak Allah yang benar, dan mengenal Allah melalui kehidupan orang-orang percaya. Dalam hal ini kita bisa berkata bahwa orang-orang percaya (yaitu yang percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah) akan mengalahkan dunia melalui bukti nyata kehidupan mereka (ay. 5).



Bacaan Alkitab: 1 Yohanes 5:1-5
5:1 Setiap orang yang percaya, bahwa Yesus adalah Kristus, lahir dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi Dia yang melahirkan, mengasihi juga dia yang lahir dari pada-Nya.
5:2 Inilah tandanya, bahwa kita mengasihi anak-anak Allah, yaitu apabila kita mengasihi Allah serta melakukan perintah-perintah-Nya.
5:3 Sebab inilah kasih kepada Allah, yaitu, bahwa kita menuruti perintah-perintah-Nya. Perintah-perintah-Nya itu tidak berat,
5:4 sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita.
5:5 Siapakah yang mengalahkan dunia, selain dari pada dia yang percaya, bahwa Yesus adalah Anak Allah?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.