Selasa, 07 Februari 2017

Status Manusia sebagai Anak Allah dalam Perjanjian Baru (Bagian 17)



Rabu, 8 Februari 2017
Bacaan Alkitab: 1 Yohanes 4:4-6
Kamu berasal dari Allah, anak-anakku, dan kamu telah mengalahkan nabi-nabi palsu itu; sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia. (1 Yoh 4:4)


Status Manusia sebagai Anak Allah dalam Perjanjian Baru (Bagian 17)


Suka atau tidak suka, ada konsekuensi atau tanggung jawab ketika kita menjadi anak-anak Allah. Tanggung jawab itu berupa tugas yang harus dilaksanakan oleh setiap orang yang mengaku sebagai anak-anak Allah, yang secara tidak langsung mengatakan bahwa mereka berasal dari Allah. Kita memiliki tugas sebagai anak-anak Allah untuk mengalahkan nabi-nabi palsu (ay. 4a). Tentu saya sendiri tidak mungkin membahas secara lengkap mengenai apa itu nabi palsu dalam renungan hari ini, karena tentu membutuhkan banyak pembahasan mengenai topik nabi palsu tersebut.

Namun demikian, inti dari berkeadaan sebagai anak-anak Allah adalah bagaimana kita memiliki Roh Allah (Roh Kudus) dalam diri kita, yang jauh lebih besar dari roh apapun di dalam dunia, termasuk roh nabi palsu dan roh penyesat (ay. 4b). Tentu dalam hal ini kita tidak bisa mengharapkan bahwa Tuhan akan menghilangkan penyesatan dari atas muka bumi. Justru kita sebagai anak-anak Allah dituntut untuk bisa membedakan bahkan “menelanjangi” para nabi-nabi palsu tersebut. Bagaimana caranya?

Tentu dalam hal ini kita sebagai anak-anak Allah harus hidup benar menurut pimpinan Roh Allah. Dengan memiliki hidup yang dipimpin Roh Allah, yaitu dengan cara memiliki persekutuan yang intim dengan Allah dan juga memiliki perbendaharaan Firman Tuhan yang benar (diperoleh dengan cara memiliki waktu teduh yang teratur, pujian dan penyembahan, serta kebiasaan membaca Firman Tuhan secara konsisten), maka dalam diri kita akan terbangun suatu “kepekaan rohani” dimana kita akan mengerti mana yang berasal dari Tuhan dan mana yang bukan. Dalam hal ini, ibarat seorang kasir bank yang sering bersentuhan dengan uang asli, maka ketika ada uang yang palsu, ia akan dengan mudah dapat mengenalinya. 

Ilustrasi tersebut menggambarkan bagaimana seorang anak Allah yang sering “bersentuhan” dengan Tuhan maka akan dapat dengan mudah membedakan mana yang berasal dari Tuhan dan mana yang bukan. Mungkin suatu khotbah dapat terlihat bagus bagi orang awam, tetapi bagi orang yang memiliki kepekaan rohani, maka ia akan dapat membedakan mana khotbah yang benar2 membawa orang menuju surga, dan mana khotbah yang hanya membuat orang nyaman di bumi. Ia akan dapat membedakan mana pengkhotbah yang sungguh-sungguh mempersiapkan Firman Tuhan dengan penuh kerendahan hati, dan mana pengkhotbah yang memang jago bicara tetapi isi khotbahnya hanya meninggikan dirinya sendiri dan bukan meninggikan Tuhan. Ia juga akan dapat membedakan mana worship leader (WL) yang pintar menyanyi, tetapi tidak kata-kata penyembahannya sebenarnya hanya di bibir saja tanpa penghayatan yang benar, dan mana WL yang walau suaranya fals, tetapi menyembah Tuhan dengan benar dari hati.

Dalam hal ini, Roh Kudus akan memimpin anak-anak Allah dalam kebenaran sehingga dapat membedakan mana yang berasal dari Allah dan mana yang bukan (yaitu yang berasal dari dunia). Sebenarnya, salah satu cara termudah untuk membedakan roh nabi-nabi Allah dan roh nabi-nabi palsu adalah dari inti apa yang disampaikan oleh mereka. Nabi-nabi Allah tentu saja akan membicarakan tentang hal-hal yang rohani, termasuk di dalamnya mengenai kesucian hidup dan bagaimana orang percaya memiliki kerinduan untuk masuk ke dalam Kerajaan Surga. Sebaliknya, nabi-nabi palsu akan membicarakan tentang hal-hal yang terlihat rohani, tetapi sebenarnya membuat jemaat nyaman di bumi dan tidak merindukan untuk pergi ke surga. Tentu saja bagi orang-orang yang pergi ke gereja dan orang-orang beragama Kristen yang tidak sungguh-sungguh hidup sebagai anak-anak Allah, mereka akan sangat suka dengan jenis khotbah seperti ini. Tidak heran bahwa ada begitu banyak orang yang mendengarkan para “nabi-nabi palsu” ini, yaitu orang-orang yang masih hidup secara duniawi dan yang masih ingin menikmati dunia dan segala kesenangannya (ay. 5).

Memang mau tidak mau, anak-anak Allah harus memiliki suatu komunitas persekutuan yang baik, sehingga mereka dapat memperoleh didikan dan pengajaran dari hamba-hamba Tuhan yang benar pula. Anak-anak Allah harus mencari mana gereja yang mengajarkan kebenaran, dan mana pengkhotbah/pendeta yang menyampaikan kebenaran dengan konsisten. Sebaliknya, pendeta dan pengkhotbah yang benar juga harus paham bahwa kebenaran yang murni dan konsisten kemungkinan besar akan sulit diterima oleh mereka yang belum berstatus sebagai anak-anak Allah. Sebagai dampaknya, pendeta dan pengkhotbah yang benar harus siap memiliki jemaat yang jumlahnya tidak banyak, sedangkan para “nabi-nabi palsu” mungkin malah memiliki jemaat yang jumlahnya banyak, karena isi khotbah “nabi-nabi palsu” memang adalah khotbah-khotbah yang menyenangkan telinga kebanyakan orang. Itulah tanda yang membedakan mana Roh Kebenaran dan mana roh yang menyesatkan, tanda yang membedakan mana anak-anak Allah dan mana anak-anak iblis, tanda yang membedakan mana nabi-nabi Tuhan yang benar dan mana nabi-nabi palsu.



Bacaan Alkitab: 1 Yohanes 4:4-6
4:4 Kamu berasal dari Allah, anak-anakku, dan kamu telah mengalahkan nabi-nabi palsu itu; sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia.
4:5 Mereka berasal dari dunia; sebab itu mereka berbicara tentang hal-hal duniawi dan dunia mendengarkan mereka.
4:6 Kami berasal dari Allah: barangsiapa mengenal Allah, ia mendengarkan kami; barangsiapa tidak berasal dari Allah, ia tidak mendengarkan kami. Itulah tandanya Roh kebenaran dan roh yang menyesatkan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.