Senin, 06 Februari 2017

Status Manusia sebagai Anak Allah dalam Perjanjian Baru (Bagian 15)



Senin, 6 Februari 2017
Bacaan Alkitab: 1 Yohanes 3:1-2
Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya. (1 Yoh 3:2)


Status Manusia sebagai Anak Allah dalam Perjanjian Baru (Bagian 15)


Salah satu poin penting mengenai status kita sebagai anak-anak Allah adalah karena kasih Allah Bapa. Tidak bisa dipungkiri bahwa kita tidak mungkin dapat menjadi anak-anak Allah jika Allah (Bapa) tidak mengasihi kita. Kasih tersebut dikaruniakan Bapa kepada kita sehingga kita disebut sebagai anak-anak Allah (ay. 1a). Dan memang kita sebenarnya adalah anak-anak Allah sejak awal (ay. 1b), yaitu sejak penciptaan Adam yang disebutkan sebagai anak Allah (Luk 3:38). 

Konsekuensi menjadi anak-anak Allah sebenarnya sangatlah berat, yaitu tidak dikenal oleh dunia ini (ay. 1c). Hal ini tentu saja logis karena sejak kejatuhan manusia, dan manusia yang semakin bertambah jahat, maka mereka sudah sulit membedakan apa yang benar dan apa yang salah, sampai tidak dapat membedakan mana yang berasal dari Tuhan dan yang bukan. Hal ini terbukti ketika dunia (secara umum) tidak dapat menerima bahwa Tuhan Yesus telah turun ke dunia sebagai manusia dan mati untuk menebus dosa dunia. Mereka menolak Dia karena mereka tidak mengenal-Nya. Jika mereka saja tidak mengenal siapa itu Tuhan Yesus sebagai Anak Allah, maka sangat mungkin mereka juga tidak mengenal kita sebagai anak-anak Allah.

Memang akan menjadi suatu kendala bahwa sepertinya di dunia ini orang-orang percaya yang berjuang untuk hidup sebagai anak-anak Allah akan dipandang dunia sebagai orang-orang yang aneh. Sikap kita yang mau berjuang bagi Tuhan tanpa batas, yang mau memikul salib, dan yang mau berusaha mengenakan pribadi Kristus dalam hidup kita, akan dipandang sebagai sesuatu yang ketinggalan zaman. Inilah tantangan anak-anak Allah yaitu ketika seakan-akan kita kesepian karena nyaris tidak memiliki sahabat yang dapat diajak berjuang bersama menjadi anak-anak Allah.

Namun kita harus meyakini satu hal bahwa waktu akan membuktikan apakah kita memang memiliki kualitas sebagai anak-anak Allah yang benar. Hari ini, anak-anak Allah mungkin dipandang “kalah” oleh dunia, bahkan mungkin dipandang inferior oleh orang-orang beragama (termasuk orang Kristen) yang tidak mau berjuang hidup benar di hadapan Tuhan. Kita seperti tidak dibela Tuhan, kita seperti sendirian dan tidak memiliki teman. Tetapi suatu saat, waktu akan membuktikan apakah kita berada di pihak yang tepat atau pihak yang salah.

Waktu itu adalah ketika Tuhan Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Hakim yang akan menghakimi seluruh umat manusia. Pada saat itulah kualitas iman kita, perjuangan kita selama hidup di dunia ini akan dibuktikan dalam pengadilan yang maha adil, karena yang menjadi Hakim adalah Tuhan kita yang Maha Adil pula (ay. 2). Pada saat itulah, anak-anak Allah yang di dunia ini dipandang hina, lemah, kalah, dan inferior, akan diakui sepenuhnya oleh Tuhan Yesus. Salah satu syarat untuk diakui oleh Tuhan Yesus adalah apakah kita menjadi anak-anak Allah yang memiliki karakter (pikiran dan perasaan) seperti yang Tuhan Yesus miliki atau tidak. Jika ya, maka kita adalah anak-anak Allah yang sah, yang akan dinyatakan kelak pada hari kedatangan-Nya yang kedua kali. Jika tidak, maka kita sama saja dengan menipu diri kita sendiri selama ini, karena apa yang kita lakukan hanyalah kedok untuk menutupi keadaan kita yang belum pantas menjadi anak-anak Allah. Sikap kita kepada Tuhan belumlah mencapai standar anak-anak Allah yang harus dicapai. Jika pada waktu itu kita ada di pihak yang salah, maka celakalah kita, karena sudah tidak ada lagi waktu untuk bertobat.



Bacaan Alkitab: 1 Yohanes 3:1-2
3:1 Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia.
3:2 Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.