Selasa, 21 Februari 2017

Ciri Ahli Taurat dan Orang Farisi (9): “Mentobatkan” Orang untuk Menjadi Orang Neraka



Jumat, 24 Februari 2017
Bacaan Alkitab: Matius 23:15
Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu mengarungi lautan dan menjelajah daratan, untuk mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kamu menjadikan dia orang neraka, yang dua kali lebih jahat dari pada kamu sendiri. (Mat 23:15)


Ciri Ahli Taurat dan Orang Farisi (9): “Mentobatkan” Orang untuk Menjadi Orang Neraka


Banyak orang Kristen atau bahkan para hamba Tuhan yang berlomba-lomba mengabarkan Injil kepada orang yang belum mengenal Injil. Tentu itu adalah sesuatu yang sangat membanggakan, yaitu mengabarkan keselamatan di dalam nama Tuhan Yesus Kristus kepada mereka yang belum percaya kepada-Nya. Akan tetapi, dalam melakukan kegiatan penginjilan ini, ada satu hal yang harus kita pahami, yaitu apakah tujuan kita membuat orang lain mengenal Yesus?

Kekristenan sebagai salah satu agama samawi, juga adalah agama yang misioner. Artinya orang-orang Kristen dipanggil juga untuk melakukan misi, yaitu tugas menjadi saksi Tuhan hingga ke ujung dunia (Mat 28:18-20). Jauh sebelum itu, agama Yahudi juga adalah agama samawi sekaligus agama yang misioner. Tidak heran bahwa banyak orang-orang yang beragama Yahudi yang tersebar di seluruh dunia. Mereka tentu berasal dari misi yang dilakukan orang-orang Yahudi di masa lalu.

Orang-orang Yahudi tentu mempunyai suatu motivasi yang mendorong mereka untuk melakukan misi “Peng-Yahudi-an” kepada orang-orang non Yahudi. Dalam ayat bacaan Alkitab kita hari ini, kita melihat bagaimana orang-orang Yahudi yang diwakili oleh para ahli Taurat dan orang Farisi, mengarungi lautan dan menjelajah daratan untuk membuat orang-orang menganut agama mereka (agama Yahudi) (ay. 15a). Dengan dukungan dana yang melimpah (karena kebanyakan orang Yahudi adalah pedagang yang kaya), tentu cukup banyak orang-orang dari bangsa-bangsa lain yang ikut menyembah Yahweh. Tidak heran bahwa ketika Hari Raya Pentakosta tiba, ada banyak orang Yahudi dari seluruh bangsa yang sedang berada di kota Yerusalem (Kis 2:5-11). Mereka adalah orang-orang dari berbagai bangsa yang percaya kepada Yahweh dan kemudian memutuskan untuk beribadah kepada-Nya.

Namun demikian, Tuhan Yesus mengecam tindakan para ahli Taurat dan orang Farisi ini. Yang dikecam oleh Tuhan Yesus adalah bahwa mereka melakukan misi “Peng-Yahudi-an” hanya dengan satu tujuan, yaitu supaya mereka bisa menjadi penganut agama Yahudi (atau menjadi orang Yahudi). Tidak ada motivasi lain yang lebih mulia selain hanya untuk menyebarkan agama Yahudi ke tempat-tempat lain. Tentu bagi para pemimpin agama Yahudi, semakin banyak orang yang menjadi Yahudi di bangsa-bangsa lain, semakin besar kemungkinan mereka membuka sinagoge (rumah ibadah bangsa Yahudi), semakin besar peluang mereka menjadi pemimpin Yahudi di kota-kota tersebut, dan semakin besar pula “penghasilan” yang diterima oleh para ahli Taurat, orang Farisi, dan juga para imam.

Motivasi mereka melakukan misi benar-benar sangat rendah dan miskin. Itulah yang membuat Tuhan Yesus mengkritiknya karena tujuannya hanya supaya mereka beragama (agama Yahudi), tetapi tidak ada dampak positif lainnya sama sekali. Setelah orang dari bangsa lain bertobat dan menjadi orang Yahudi, mereka juga tidak semakin dekat dengan kerajaan surga, tetapi justru semakin dekat dengan neraka. Tidak heran Tuhan Yesus menggunakan kalimat bahwa para ahli Taurat dan orang Farisi hanya menjadikan orang yang bertobat (yang memeluk agama Yahudi) tersebut sebagai “orang neraka” (ay. 15b). Arti dari orang neraka adalah mereka sesungguhnya tidak pernah bertobat di hadapan Allah, karena pertobatan yang diajarkan pun adalah pertobatan yang pura-pura, yang penuh dengan topeng, dimana seakan-akan ketika seseorang berkata bahwa ia bertobat dan mempersembahkan korban atau persembahan di rumah ibadah, maka imam sudah mengatakan bahwa ia sudah bertobat. Itu adalah makna pertobatan yang sangat miskin, dimana dengan membayar korban maka dianggap sudah bertobat, padahal sikap hati dan pola pikir orang tersebut tidak ada perubahan sama sekali.

Dengan demikian, hasil dari misi “peng-Yahudi-an” yang dilakukan oleh para ahli Taurat dan orang Farisi sesungguhnya tidak ada dampaknya. Mereka hanya menjadikan orang menjadi umat beragama tanpa adanya pertobatan yang benar-benar terlihat. Akibatnya, justru mereka menjadikan orang yang baru bertobat itu menjadi orang yang lebih jahat lagi dari sebelumnya (ay. 15c). Mengapa demikian? Karena sejak awal mereka menawarkan promosi bahwa “umat Yahudi adalah umat pilihan Allah”, “segala dosa bisa diselesaikan dengan darah korban” (yang membuat orang tidak mau sungguh-sungguh bertobat”, “ada imam-imam yang siap melayani dan mendoakan umat Yahudi”, dan lain sebagainya. Ini membuat orang yang masuk memeluk agama Yahudi tidak bertumbuh dengan benar tetapi justru memiliki pemahaman yang salah mengenai Allah, dan pada akhirnya mereka semakin jauh dari jalan Allah yang benar.

Jadi, betapa pentingnya kita memiliki motivasi yang benar di hadapan Tuhan. Tanpa motivasi yang benar, pelayanan kita bahkan penginjilan kita pun menjadi tidak berdampak apa-apa bagi Kerajaan Tuhan. Mungkin hasil penginjilan kita dapat terlihat di dunia: adanya penambahan jumlah jemaat, adanya penambahan anggota-anggota gereja baru, adanya pembukaan gereja atau pos-pos PI baru, dan tentu adanya penambahan pemasukan gereja baik dari kantong kolekte maupun dari persembahan persepuluhan. Jika itu saja tujuan dari pelayanan dan penginjilan kita, maka sesungguhnya kita tidak menyelamatkan siapapun. Kita justru sedang menjadikan para petobat itu untuk menjadi orang neraka, yang tidak dapat lagi mengenal kebenaran. Apakah hal itu dapat menjadi sesuatu yang dapat kita banggakan di hadapan Allah pada hari penghakiman kita kelak?



Bacaan Alkitab: Matius 23:15
23:15 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu mengarungi lautan dan menjelajah daratan, untuk mentobatkan satu orang saja menjadi penganut agamamu dan sesudah ia bertobat, kamu menjadikan dia orang neraka, yang dua kali lebih jahat dari pada kamu sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.