Senin, 27 Februari 2017

Ciri Ahli Taurat dan Orang Farisi (14): Bersih di Luar tetapi Busuk di Dalam


Rabu, 1 Maret 2017
Bacaan Alkitab: Matius 23:27-28
Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran. (Mat 23:27)


Ciri Ahli Taurat dan Orang Farisi (14): Bersih di Luar tetapi Busuk di Dalam


Renungan hari ini masih terkait dengan renungan sebelumnya, dimana salah satu ciri para ahli Taurat dan orang Farisi adalah hanya mementingkan penampilan luar. Selanjutnya, Tuhan Yesus juga menyamakan para ahli Taurat dan orang Farisi dengan kuburan (ay. 27a). Sejak lama, manusia sering membuat kuburan dengan penampilan yang megah dan mewah. Bangsa Mesir misalnya, membangun makam Firaun dengan megah, yaitu membuat piramida yang begitu besar. Bahkan menurut para arkeolog, dalam makam Firaun tersebut juga terdapat berbagai hiasan bahkan emas-emas milik Firaun semasa ia hidup. Ada juga seorang raja di India yang membangun Taj Mahal sebagai monumen atas istrinya yang telah meninggal yang dimakamkan di tengah-tengah Taj Mahal. Bangsa Indonesia pun tidak kalah megah membuat kuburan. Suku-suku tertentu membuat kuburan dengan megah, bahkan terkadang terdapat foto orang tersebut semasa hidup, sertai tulisan-tulisan di batu nisannya. Saat ini bahkan terdapat pemakaman-pemakaman internasional yang menyediakan “kavling-kavling” khusus yang bisa dipesan dan dibangun sesuai keinginan.

Namun apapun namanya, bentuknya, dan materialnya, sebuah kuburan tetaplah kuburan, yaitu tempat jasad manusia yang sudah mati dimakamkan. Sebagus-bagusnya sebuah kuburan dihias, isinya tetaplah sama yaitu berisi jasad yang membusuk serta tulang belulang (ay. 27b). Hakekat dasar kuburan memang adalah tempat meyimpan jasad orang yang meninggal dunia. Jadi hakekat itu memang pada dasarnya tidak akan dapat diubah lagi.

Para ahli Taurat dan orang Farisi sibuk membersihkan bagian luar supaya terlihat bagus dan indah di mata orang lain. Sikap mereka menunjukkan bahwa mereka berjuang untuk dipandang benar di mata orang (ay. 28a). Mereka sudah hafal Hukum Taurat di luar kepala, secara lahiriah mereka menjalankan ibadah dengan ketat, pakaian mereka pun diatur sedemikian rupa sehingga terlihat agamis, dan lain sebagainya. Dalam hal ini mereka sudah mendapatkan pengakuan dan penghormatan dari sebagian besar bangsa Yahudi. Mereka juga memiliki posisi yang terhormat di mata penjajah Romawi yang menguasai daerah Yahudi pada waktu itu. Di mata orang, mereka nyaris tidak bercacat dan tidak bercela. 

Akan tetapi, Tuhan mencela mereka karena hanya itulah yang mereka lakukan, yaitu berusaha mencari kehormatan di mata manusia. Mereka tidak pernah mempersoalkan untuk mencari kehormatan di mata Allah. Akibatnya, dari luar (penampilan luar), mereka nyaris sempurna, bersih, suci dan kudus. Akan tetapi ternyata isinya masih penuh dengan berbagai kemunafikan dan kedurjanaan (ay. 28b). Mereka munafik karena mereka bersembunyi di balik topeng setiap harinya. Mereka setiap hari ibarat melabur kuburan dengan kapur putih sehingga terlihat bersih, padahal isinya tidak pernah diperhatikan. Mereka durjana karena mereka tetap melakukan kejahatan. Kejahatan di sini bukanlah kejahatan di mata manusia. Secara duniawi mereka mungkin tidak bersalah karena semua tuntutan Hukum Taurat sudah dipenuhi. Namun demikian mereka dipandang jahat karena tidak melakukan apa yang dikehendaki oleh Tuhan. Mereka sibuk melakukan syariat hukum agama Yahudi tanpa sedikitpun berusaha untuk mencari Tuhan. 

Berapa banyak dari kita yang memiliki gaya hidup seperti ini? Dari luar penampilan kita mungkin menawan dan memukau. Kita mungkin aktif dalam berbagai kegiatan pelayanan di gereja atau persekutuan. Setiap hari Minggu mungkin kita tidak pernah absen datang ke gereja. Namun demikian, apa yang kita lakukan itu hanyalah “ibadah” lahiriah saja karena sesungguhnya batiniah kita masih penuh dengan kemunafikan dan kedurjanaan. Tidak heran jika kita dengar banyak pelayan-pelayan gereja yang jatuh dalam dosa-dosa yang memalukan. Ada berita dimana seorang pendeta menghamili jemaatnya yang masih di bawah umur, ada berita dimana seorang worship leader yang dihamili oleh pemain musik, ada berita dimana seorang pendeta divonis bersalah atas penggelapan pajak, dan lain sebagainya. Hati-hati supaya kita tidak menjadi orang-orang yang munafik dan durjana, hanya terlihat baik dan bersih di luar, tetapi ternyata masih busuk dan najis di dalam.



Bacaan Alkitab: Matius 23:27-28
23:27 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran.
23:28 Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.