Rabu, 1 Maret 2017
Bacaan
Alkitab: Matius 23:27-28
Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu
orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang
sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh
tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran. (Mat 23:27)
Ciri Ahli Taurat dan Orang Farisi (14): Bersih di Luar
tetapi Busuk di Dalam
Renungan hari ini masih terkait dengan
renungan sebelumnya, dimana salah satu ciri para ahli Taurat dan orang Farisi
adalah hanya mementingkan penampilan luar. Selanjutnya, Tuhan Yesus juga
menyamakan para ahli Taurat dan orang Farisi dengan kuburan (ay. 27a). Sejak
lama, manusia sering membuat kuburan dengan penampilan yang megah dan mewah.
Bangsa Mesir misalnya, membangun makam Firaun dengan megah, yaitu membuat
piramida yang begitu besar. Bahkan menurut para arkeolog, dalam makam Firaun
tersebut juga terdapat berbagai hiasan bahkan emas-emas milik Firaun semasa ia
hidup. Ada juga seorang raja di India yang membangun Taj Mahal sebagai monumen
atas istrinya yang telah meninggal yang dimakamkan di tengah-tengah Taj Mahal.
Bangsa Indonesia pun tidak kalah megah membuat kuburan. Suku-suku tertentu
membuat kuburan dengan megah, bahkan terkadang terdapat foto orang tersebut
semasa hidup, sertai tulisan-tulisan di batu nisannya. Saat ini bahkan terdapat
pemakaman-pemakaman internasional yang menyediakan “kavling-kavling” khusus
yang bisa dipesan dan dibangun sesuai keinginan.
Namun apapun namanya, bentuknya, dan
materialnya, sebuah kuburan tetaplah kuburan, yaitu tempat jasad manusia yang
sudah mati dimakamkan. Sebagus-bagusnya sebuah kuburan dihias, isinya tetaplah
sama yaitu berisi jasad yang membusuk serta tulang belulang (ay. 27b). Hakekat
dasar kuburan memang adalah tempat meyimpan jasad orang yang meninggal dunia. Jadi
hakekat itu memang pada dasarnya tidak akan dapat diubah lagi.
Para ahli Taurat dan orang Farisi sibuk
membersihkan bagian luar supaya terlihat bagus dan indah di mata orang lain.
Sikap mereka menunjukkan bahwa mereka berjuang untuk dipandang benar di mata
orang (ay. 28a). Mereka sudah hafal Hukum Taurat di luar kepala, secara
lahiriah mereka menjalankan ibadah dengan ketat, pakaian mereka pun diatur
sedemikian rupa sehingga terlihat agamis, dan lain sebagainya. Dalam hal ini
mereka sudah mendapatkan pengakuan dan penghormatan dari sebagian besar bangsa
Yahudi. Mereka juga memiliki posisi yang terhormat di mata penjajah Romawi yang
menguasai daerah Yahudi pada waktu itu. Di mata orang, mereka nyaris tidak
bercacat dan tidak bercela.
Akan tetapi, Tuhan mencela mereka
karena hanya itulah yang mereka lakukan, yaitu berusaha mencari kehormatan di
mata manusia. Mereka tidak pernah mempersoalkan untuk mencari kehormatan di
mata Allah. Akibatnya, dari luar (penampilan luar), mereka nyaris sempurna,
bersih, suci dan kudus. Akan tetapi ternyata isinya masih penuh dengan berbagai
kemunafikan dan kedurjanaan (ay. 28b). Mereka munafik karena mereka bersembunyi
di balik topeng setiap harinya. Mereka setiap hari ibarat melabur kuburan
dengan kapur putih sehingga terlihat bersih, padahal isinya tidak pernah
diperhatikan. Mereka durjana karena mereka tetap melakukan kejahatan. Kejahatan
di sini bukanlah kejahatan di mata manusia. Secara duniawi mereka mungkin tidak
bersalah karena semua tuntutan Hukum Taurat sudah dipenuhi. Namun demikian
mereka dipandang jahat karena tidak melakukan apa yang dikehendaki oleh Tuhan.
Mereka sibuk melakukan syariat hukum agama Yahudi tanpa sedikitpun berusaha
untuk mencari Tuhan.
Berapa banyak dari kita yang memiliki
gaya hidup seperti ini? Dari luar penampilan kita mungkin menawan dan memukau.
Kita mungkin aktif dalam berbagai kegiatan pelayanan di gereja atau
persekutuan. Setiap hari Minggu mungkin kita tidak pernah absen datang ke
gereja. Namun demikian, apa yang kita lakukan itu hanyalah “ibadah” lahiriah
saja karena sesungguhnya batiniah kita masih penuh dengan kemunafikan dan
kedurjanaan. Tidak heran jika kita dengar banyak pelayan-pelayan gereja yang
jatuh dalam dosa-dosa yang memalukan. Ada berita dimana seorang pendeta
menghamili jemaatnya yang masih di bawah umur, ada berita dimana seorang
worship leader yang dihamili oleh pemain musik, ada berita dimana seorang
pendeta divonis bersalah atas penggelapan pajak, dan lain sebagainya. Hati-hati
supaya kita tidak menjadi orang-orang yang munafik dan durjana, hanya terlihat
baik dan bersih di luar, tetapi ternyata masih busuk dan najis di dalam.
Bacaan
Alkitab: Matius 23:27-28
23:27 Celakalah kamu, hai ahli-ahli
Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama
seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih
tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai
jenis kotoran.
23:28 Demikian jugalah kamu, di sebelah
luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh
kemunafikan dan kedurjanaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.