Kamis, 2 Februari 2017
Bacaan
Alkitab: Filipi 2:12-16
Supaya kamu
tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di
tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu
bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia (Flp 2:15)
Status Manusia sebagai Anak Allah dalam Perjanjian Baru
(Bagian 13)
Salah satu tugas kita sebagai anak-anak
Allah adalah harus taat kepada Bapa kita, yaitu Allah di surga (ay. 12a).
Ukuran anak-anak yang menyenangkan hati orang tuanya dinilai dari seberapa taat
mereka terhadap apa yang dikehendaki orang tuanya. Dalam hal ini anak-anak
tidak hanya dilihat dari bagaimana mereka tidak melakukan apa yang dilarang
oleh orang tuanya, tetapi juga bagaimana anak-anak tersebut dapat mengerti apa
yang diinginkan oleh orang tuanya, dan melakukannya dengan sadar karena mereka
mengasihi orang tuanya.
Oleh karena itu, ketika Tuhan
menginginkan kita untuk mengerjakan keselamatan kita dengan takut dan gentar
(ay. 12b), tentu harus dipandang bahwa kita melakukan itu bukan hanya
semata-mata karena tidak ingin dihukum, tetapi karena kita mengerti apa yang
diinginkan oleh Allah Bapa di surga. Kita mengerjakan keselamatan kita (yang
antara lain dengan berjuang untuk hidup suci dan mengerjakan kehendak Bapa selama
kita hidup di dunia ini), karena kita mengasihi Tuhan dan kita rindu
menyenangkan hati-Nya.
Tidak dapat dipungkiri bahwa Tuhan pun
menginginkan kita melakukan perbuatan baik di dunia ini, karena itulah salah
satu kehendak Allah (1 Ptr 2:15), tetapi lebih dari itu, kita harus
melakukannya dengan kemauan yang sadar serta dengan rela hati (ay. 13). Allah pasti
menggarap hidup kita dengan segala macam peristiwa yang terjadi dalam hidup
kita. Akan tetapi di sisi lain, kemauan dan kerelaan untuk mau digarap dan
dibentuk Tuhan harus sungguh-sungguh kita miliki dalam hati. Orang yang tidak
mau dan tidak rela untuk dibentuk oleh Allah, bukanlah anak-anak Allah. Kita
harus memiliki sikap seperti bejana yang sedang dibentuk oleh penjunan, yang mau
dan rela untuk diproses oleh “Tangan Penjunan yang berkuasa”, walaupun sakit
rasanya. Itulah sebabnya dalam proses pembentukan ini, kita tidak boleh
bersungut-sungut maupun berbantah-bantahan (ay. 14).
Salah satu tujuan pembentukan Allah
adalah supaya kita menjadi anak-anak Allah yang benar sesuai dengan
standar-Nya. Jika Allah adalah kudus dan bahkan maha kudus, maka anak-anak
Allah juga harus memiliki standar kekudusan yang sama seperti Allah. Anak-anak
Allah harus harus bisa hidup kudus setinggi mungkin. Dalam bahasa yang lebih
sederhana, itu berarti tidak beraib, tidak bernoda, dan tidak bercela (ay.
15a).
Mungkin ada para pembaca yang bertanya,
“Apakah bisa manusia sempurna seperti itu?
Tidak beraib, tidak bernoda, dan tidak bercela?”. Saya jawab dengan
tegas: “Pasti bisa!”. Bisa dalam hal ini tentu manusia harus berjuang
semaksimal mungkin supaya tidak berbuat dosa lagi. Tidak mungkin Tuhan
memerintahkan sesuatu yang mustahil dilakukan kepada manusia. Saya sendiri berprinsip
bahwa hidup kudus memang tidak mudah bahkan sangatlah sukar, tetapi hal itu
tidaklah mustahil.
Kita bisa melihat bagaimana ada
orang-orang yang berjuang untuk hidup sesuci mungkin dengan cara hidup membiara
dan menjauhi keramaian. Ratusan tahun lalu, banyak orang mencari ketenangan di
biara dan berusaha untuk dapat hidup semurni mungkin dalam pikiran, perkataan
dan perbuatan. Untuk ukuran manusia, orang-orang yang menyendiri hidup di
biara-biara bisa dikatakan nyaris tak bercela. Mereka hidup dalam aturan
keagamaan yang sangat ketat dan disiplin. Mereka mengisi harinya dengan
meditasi dan perbuatan-perbuatan baik, bahkan kebanyakan juga memilih untuk
tidak menikah untuk menghindari dosa seksual. Di negara kita sendiri, kita juga
pernah mendengar orang-orang yang memilih untuk bertapa dan semedi di
tempat-tempat terpencil supaya mereka mendekatkan diri kepada Yang Maha Kuasa,
yang kita kenal sebagai para pertapa. Mereka sungguh-sungguh berjuang untuk melatih
tubuh mereka dengan keras supaya mereka tidak berdosa.
Akan tetapi, tantangan kita di masa
kini jauh lebih berat dari itu. Kita tidak dipanggil Tuhan untuk hidup menyendiri
di tengah hutan atau di tempat terpencil lainnya. Kita dipanggil Tuhan untuk
hidup di tengah-tengah orang lain, di tengah-tengah angkatan yang bengkok dan
sesat hatinya (ay. 15b). Kita harus hidup di tengah-tengah mereka untuk
membuktikan kualitas hidup kita, apakah kita bisa bercahaya di tengah-tengah
kegelapan (ay. 15c). Terang hanya bermanfaat jika lingkungan di sekitarnya
gelap. Oleh karena itu, kita ibarat pelita yang tidak boleh berada di dalam
gantang, tetapi harus tampil dan keluar untuk menerangi orang-orang di sekitar
kita. Kita harus berjuang supaya ketika orang lain melihat hidup kita yang
kudus dan bercahaya, maka mereka akan mengerti bahwa Allahnya orang Kristen
adalah Allah yang benar (Mat 5:15-16). Mereka harus sampai bisa melihat kualitas
Allah yang benar melalui kehidupan kita sebagai anak-anak Allah.
Inilah perlombaan kita yang
sesungguhnya, yaitu hidup di dunia ini menjadi anak-anak Allah yang benar
supaya orang lain juga dapat mengenal Allah yang benar. Perlombaan ini adalah
perlombaan kita seumur hidup kita, sampai kita menutup mata atau sampat Tuhan
datang kembali (ay. 16). Ini adalah perlombaan yang nyata, bahkan diwajibkan
bagi kita (Ibr 12:1). Perlombaan yang nyata tentu memiliki “hadiah” yang nyata,
yaitu mahkota kehidupan bagi setiap orang yang menang (Why 2:10). Itulah
kemegahan bagi orang-orang percaya pada hari kedatangan Tuhan yang kedua kali.
Itulah sukacita yang luar biasa yang Allah siapkan bagi anak-anak-Nya, yaitu
mereka yang mau taat kepada Tuhan sampai garis akhir.
Bacaan
Alkitab: Filipi 2:12-16
2:12 Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu
tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti
waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir,
2:13 karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun
pekerjaan menurut kerelaan-Nya.
2:14 Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan
berbantah-bantahan,
2:15 supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah
yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang
sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di
dunia,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.