Rabu, 5 April 2017
Bacaan
Alkitab: Matius 3:7-12
Tetapi waktu ia melihat banyak orang Farisi dan orang Saduki datang untuk
dibaptis, berkatalah ia kepada mereka: “Hai kamu keturunan ular beludak.
Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari
murka yang akan datang?” (Mat 3:12)
Baptisan dalam Perjanjian Baru (Bagian 2): Makna Baptisan
yang Sebenarnya
Ketika kita berbicara tentang baptisan,
maka biasanya orang Kristen langsung memikirkan mengenai cara baptisan, yaitu
baptisan selam atau baptisan percik. Dalam hal ini, perbedaan doktrin mengenai
baptisan sudah mengakar begitu kuat sehingga seringkalli orang Kristen lupa
akan makna baptisan yang sebenarnya dan justru sibuk berdebat mengenai cara
baptisan. Ini bukanlah sesuatu yang dikehendaki Tuhan, karena Tuhan
menginginkan agar orang Kristen menjadi cerdas dan mengerti makna sebenarnya dari baptisan itu sendiri.
Alkitab menulis bahwa ketika Yohanes
melihat banyak orang Farisi dan orang Saduki yang datang untuk dibaptis, maka
Yohanes justru mengucapkan perkataan yang menyakitkan telinga: “Hai kamu
keturunan ular beludak. Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat
melarikan diri dari murka yang akan datang?” (ay. 7). Bayangkan jika kita ada
di masa itu, ketika ada orang yang mau datang untuk dibaptis oleh Yohanes,
namun Yohanes justru mengatakan perkataan yang kasar. Apa maksudnya ini?
Sebenarnya kita harus mengerti bahwa
kebanyakan orang Farisi dan orang Saduki datang kepada Yohanes dengan hati yang
tidak tulus. Tentu orang Farisi dan orang Saduki tahu bahwa Yohanes adalah
keturunan imam. Tentu mereka juga melihat bagaimana Yohanes menyerukan suara
pertobatan dan banyak orang (Yahudi maupun non Yahudi) yang datang kepada
Yohanes dan dibaptis olehnya. Dengan demikian, maka kemungkinan besar orang
Farisi dan orang Saduki yang datang kepada Yohanes hanya ingin dibaptis karena
mereka malu terhadap orang banyak yang bersedia dibaptis oleh Yohanes. Mereka
malu jika sebagai pemuka agama mereka “kalah cepat” dibaptis dari orang-orang
awam.
Dalam hal ini, besar kemungkinan orang
Farisi dan orang Saduki tidak datang dan meminta dibaptis oleh Yohanes karena
mereka sungguh-sungguh bertobat. Ini erat kaitannya dengan ayat selanjutnya,
yaitu ketika Yohanes meminta mereka untuk menghasilkan buah yang sesuai dengan
pertobatan (ay. 8). Jika orang Farisi dan orang Saduki benar-benar datang
kepada Yohanes karena bertobat, maka Yohanes tidak perlu mengucapkan kalimat
seperti pada ayat 8 tersebut.
Orang Farisi dan orang Saduki merasa sebagai
keturunan Yahudi, yaitu keturunan Abraham, Ishak, dan Yakub. Mereka merasa
sebagai anak-anak Abraham, yaitu bapa orang beriman, sehingga mereka merasa
diri mereka sudah beriman. Mereka bangga sebagai keturunan jasmani dari
Abraham, padahal yang lebih penting lagi adalah bagaimana menghidupi iman
Abraham dalam hidup mereka. Itulah sebabnya Yohanes menghardik sikap orang
Farisi dan orang Saduki yang sombong tersebut (ay. 9). Walaupun mereka adalah
keturunan jasmani dari Abraham,tetapi jika mereka tidak berbuah (yaitu buah
pertobatan), maka mereka akan ditebang dan dibuang ke dalam api (ay. 10 &
12).
Jelas bahwa unsur utama dari baptisan
bukanlah pada cara melakukan sakramen baptisan itu sendiri, melainkan pada apa motivasi
orang tersebut dibaptis. Orang bisa saja dibaptis berkali-kali, tetapi tanpa
ada pertobatan yang sungguh-sungguh, maka baptisan yang berkali-kali itu tidak
ada artinya. Sebaliknya, jika ada orang yang sungguh-sungguh bertobat dan
bersedia untuk dibaptis, walaupun ia dibaptis di gereja kecil, terpencil, dan
sederhana, maka itu lebih berkenan di hadapan Tuhan. Yohanes membaptis dengan
air, tetapi Tuhan Yesus akan membaptis dengan Roh Kudus dan dengan api (ay. 11).
Ini adalah gambaran bahwa baptisan adalah suatu lambang, yaitu lambang
pertobatan. Setiap baptisan harus didasarkan pada pertobatan yang benar, bukan
hanya sekedar caranya (apakah diselam atau dipercik).
Jika kita masih sibuk memperdebatkan
mengenai cara atau teknis baptisan, maka suka atau tidak suka, kita tidak ada
bedanya seperti orang Farisi dan orang Saduki yang hanya ingin dibaptis untuk
pencitraan semata. Mereka tidak mengerti makna baptisan itu sendiri sehingga
walaupun mereka dibaptis berkali-kali oleh Yohanes pun, semua tidak ada
maknanya.
Jadi apa respon kita hari ini? Bagi
kita yang saat ini belum dibaptis, ingatlah bahwa baptisan adalah lambang dari
pertobatan. Tanpa pertobatan maka baptisan kita adalah sia-sia belaka.
Bertobatlah sebelum terlambat, dan nyatakan pertobatan kita dengan cara
dibaptis. Bagi kita yang saat ini sudah dibaptis, coba kita renungkan, apakah
ketika kita memutuskan untuk dibaptis atau disidi (bagi yang dibaptis ketika
masih kecil), kita sudah sungguh-sungguh bertobat? Apakah selama jeda waktu
antara waktu pembaptisan/sidi kita hingga saat ini, hidup kita sudah berubah
menjadi lebih baik lagi atau tetap sama seperti yang dulu? Jika demikian,
bukankah kita juga harus bertobat? Sadarilah bahwa Tuhan tidak ingin kita
dibaptis jika baptisan hanyalah seremonial keagamaan semata. Tuhan ingin kita
dibaptis sebagai lambang pertobatan kita, yaitu meninggalkan dosa dan hidup
yang lama, serta mengenakan hidup yang baru yaitu hidup yang mencari Tuhan
dengan sungguh-sungguh supaya menyenangkan hati-Nya. Sudahkah kita bertobat di
hadapan Tuhan?
Bacaan
Alkitab: Matius 3:7-12
3:7 Tetapi waktu ia melihat banyak orang Farisi dan orang Saduki datang
untuk dibaptis, berkatalah ia kepada mereka: "Hai kamu keturunan ular
beludak. Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri
dari murka yang akan datang?
3:8 Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan.
3:9 Dan janganlah mengira, bahwa kamu dapat berkata dalam hatimu: Abraham
adalah bapa kami! Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat menjadikan anak-anak
bagi Abraham dari batu-batu ini!
3:10 Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak
menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.
3:11 Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang
datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak
melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan
api.
3:12 Alat penampi sudah ditangan-Nya. Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya
dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan
dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.