Senin, 03 April 2017

Baptisan dalam Perjanjian Baru (Bagian 2): Makna Baptisan yang Sebenarnya



Rabu, 5 April 2017
Bacaan Alkitab: Matius 3:7-12
Tetapi waktu ia melihat banyak orang Farisi dan orang Saduki datang untuk dibaptis, berkatalah ia kepada mereka: “Hai kamu keturunan ular beludak. Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang?” (Mat 3:12)


Baptisan dalam Perjanjian Baru (Bagian 2): Makna Baptisan yang Sebenarnya


Ketika kita berbicara tentang baptisan, maka biasanya orang Kristen langsung memikirkan mengenai cara baptisan, yaitu baptisan selam atau baptisan percik. Dalam hal ini, perbedaan doktrin mengenai baptisan sudah mengakar begitu kuat sehingga seringkalli orang Kristen lupa akan makna baptisan yang sebenarnya dan justru sibuk berdebat mengenai cara baptisan. Ini bukanlah sesuatu yang dikehendaki Tuhan, karena Tuhan menginginkan agar orang Kristen menjadi cerdas dan mengerti  makna sebenarnya dari baptisan itu sendiri.

Alkitab menulis bahwa ketika Yohanes melihat banyak orang Farisi dan orang Saduki yang datang untuk dibaptis, maka Yohanes justru mengucapkan perkataan yang menyakitkan telinga: “Hai kamu keturunan ular beludak. Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang?” (ay. 7). Bayangkan jika kita ada di masa itu, ketika ada orang yang mau datang untuk dibaptis oleh Yohanes, namun Yohanes justru mengatakan perkataan yang kasar. Apa maksudnya ini?

Sebenarnya kita harus mengerti bahwa kebanyakan orang Farisi dan orang Saduki datang kepada Yohanes dengan hati yang tidak tulus. Tentu orang Farisi dan orang Saduki tahu bahwa Yohanes adalah keturunan imam. Tentu mereka juga melihat bagaimana Yohanes menyerukan suara pertobatan dan banyak orang (Yahudi maupun non Yahudi) yang datang kepada Yohanes dan dibaptis olehnya. Dengan demikian, maka kemungkinan besar orang Farisi dan orang Saduki yang datang kepada Yohanes hanya ingin dibaptis karena mereka malu terhadap orang banyak yang bersedia dibaptis oleh Yohanes. Mereka malu jika sebagai pemuka agama mereka “kalah cepat” dibaptis dari orang-orang awam.

Dalam hal ini, besar kemungkinan orang Farisi dan orang Saduki tidak datang dan meminta dibaptis oleh Yohanes karena mereka sungguh-sungguh bertobat. Ini erat kaitannya dengan ayat selanjutnya, yaitu ketika Yohanes meminta mereka untuk menghasilkan buah yang sesuai dengan pertobatan (ay. 8). Jika orang Farisi dan orang Saduki benar-benar datang kepada Yohanes karena bertobat, maka Yohanes tidak perlu mengucapkan kalimat seperti pada ayat 8 tersebut.

Orang Farisi dan orang Saduki merasa sebagai keturunan Yahudi, yaitu keturunan Abraham, Ishak, dan Yakub. Mereka merasa sebagai anak-anak Abraham, yaitu bapa orang beriman, sehingga mereka merasa diri mereka sudah beriman. Mereka bangga sebagai keturunan jasmani dari Abraham, padahal yang lebih penting lagi adalah bagaimana menghidupi iman Abraham dalam hidup mereka. Itulah sebabnya Yohanes menghardik sikap orang Farisi dan orang Saduki yang sombong tersebut (ay. 9). Walaupun mereka adalah keturunan jasmani dari Abraham,tetapi jika mereka tidak berbuah (yaitu buah pertobatan), maka mereka akan ditebang dan dibuang ke dalam api (ay. 10 & 12).

Jelas bahwa unsur utama dari baptisan bukanlah pada cara melakukan sakramen baptisan itu sendiri, melainkan pada apa motivasi orang tersebut dibaptis. Orang bisa saja dibaptis berkali-kali, tetapi tanpa ada pertobatan yang sungguh-sungguh, maka baptisan yang berkali-kali itu tidak ada artinya. Sebaliknya, jika ada orang yang sungguh-sungguh bertobat dan bersedia untuk dibaptis, walaupun ia dibaptis di gereja kecil, terpencil, dan sederhana, maka itu lebih berkenan di hadapan Tuhan. Yohanes membaptis dengan air, tetapi Tuhan Yesus akan membaptis dengan Roh Kudus dan dengan api (ay. 11). Ini adalah gambaran bahwa baptisan adalah suatu lambang, yaitu lambang pertobatan. Setiap baptisan harus didasarkan pada pertobatan yang benar, bukan hanya sekedar caranya (apakah diselam atau dipercik).

Jika kita masih sibuk memperdebatkan mengenai cara atau teknis baptisan, maka suka atau tidak suka, kita tidak ada bedanya seperti orang Farisi dan orang Saduki yang hanya ingin dibaptis untuk pencitraan semata. Mereka tidak mengerti makna baptisan itu sendiri sehingga walaupun mereka dibaptis berkali-kali oleh Yohanes pun, semua tidak ada maknanya.

Jadi apa respon kita hari ini? Bagi kita yang saat ini belum dibaptis, ingatlah bahwa baptisan adalah lambang dari pertobatan. Tanpa pertobatan maka baptisan kita adalah sia-sia belaka. Bertobatlah sebelum terlambat, dan nyatakan pertobatan kita dengan cara dibaptis. Bagi kita yang saat ini sudah dibaptis, coba kita renungkan, apakah ketika kita memutuskan untuk dibaptis atau disidi (bagi yang dibaptis ketika masih kecil), kita sudah sungguh-sungguh bertobat? Apakah selama jeda waktu antara waktu pembaptisan/sidi kita hingga saat ini, hidup kita sudah berubah menjadi lebih baik lagi atau tetap sama seperti yang dulu? Jika demikian, bukankah kita juga harus bertobat? Sadarilah bahwa Tuhan tidak ingin kita dibaptis jika baptisan hanyalah seremonial keagamaan semata. Tuhan ingin kita dibaptis sebagai lambang pertobatan kita, yaitu meninggalkan dosa dan hidup yang lama, serta mengenakan hidup yang baru yaitu hidup yang mencari Tuhan dengan sungguh-sungguh supaya menyenangkan hati-Nya. Sudahkah kita bertobat di hadapan Tuhan?



Bacaan Alkitab: Matius 3:7-12
3:7 Tetapi waktu ia melihat banyak orang Farisi dan orang Saduki datang untuk dibaptis, berkatalah ia kepada mereka: "Hai kamu keturunan ular beludak. Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang?
3:8 Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan.
3:9 Dan janganlah mengira, bahwa kamu dapat berkata dalam hatimu: Abraham adalah bapa kami! Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini!
3:10 Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.
3:11 Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.
3:12 Alat penampi sudah ditangan-Nya. Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.