Minggu, 23 April 2017
Bacaan
Alkitab: Kisah Para Rasul 10:44-48
Lalu ia menyuruh mereka dibaptis dalam nama Yesus Kristus. Kemudian mereka
meminta Petrus, supaya ia tinggal beberapa hari lagi bersama-sama dengan
mereka. (Kis 10:48)
Baptisan dalam Perjanjian Baru (Bagian 20): Baptisan
Pertama kepada Orang Non Yahudi
Sejak baptisan pertama kali dilakukan
oleh Yohanes Pembaptis, Alkitab tidak mencatat dengan rinci mengenai apakah ada
orang non Yahudi yang dibaptis oleh Yohanes Pembaptis. Memang dalam khotbahnya
di tepi sungai Yordan, Alkitab mencatat adanya prajurit-prajurit yang datang
kepadanya dan bertanya apa yang harus mereka lakukan (Luk 3:14). Tetapi Alkitab
tidak mencatat secara rinci bahwa para prajurit-prajurit tersebut dibaptis oleh
Yohanes. Hal ini terjadi karena baptisan pada awalnya adalah suatu upacara bagi
orang non Yahudi untuk masuk mengikuti adat dan agama Yahudi.
Hal tersebut lebih nampak setelah
kematian dan kenaikan Tuhan Yesus ke surga. Memang Tuhan Yesus sendiri
memerintahkan murid-murid-Nya antara lain untuk membaptis orang. Namun Alkitab
tidak mencatat secara jelas mengenai orang non Yahudi yang bertobat dan
dibaptis. Barulah dalam pasal 10 kitab Kisah Para Rasul ini, dikatakan bahwa
Kornelius, seorang perwira tentara Romawi (yang adalah orang non Yahudi)
dibaptis. Tidak tanggung-tanggung, yang membaptis adalah Petrus sendiri, salah
satu dari 12 rasul.
Hal ini dimulai ketika Petrus sedang
menjelaskan mengenai penglihatan yang diperolehnya ketika sedang berada di kota
Yope, sebelum ia bertemu dengan utusan Kornelius yang datang ke rumah. Petrus
juga mulai mengabarkan Injil yaitu karya keselamatan yang dilakukan oleh Yesus
Kristus kepada Kornelius dan semua orang yang ada di rumahnya. Ketika Petrus
sedang menjelaskan mengenai pengampunan dosa dalam nama-Nya, maka turunlah Roh
Kudus ke atas semua orang yang mendengarkan pemberitaan itu (ay. 44). Dalam hal
ini turunnya Roh Kudus kepada Kornelius dan orang-orang yang ada di rumahnya
ditandai dengan karunia Roh yaitu berkata-kata dalam bahasa roh (ay. 46).
Melihat hal tersebut, semua orang percaya (dari golongan Yahudi, yaitu golongan
yang bersunat) menjadi tercengang, karena melihat bahwa karunia Roh Kudus
dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain juga (ay. 45). Mereka awalnya mengira
bahwa Yesus mati dan bangkit hanya bagi orang Yahudi atau keturunan Yakub saja.
Ternyata tidaklah demikian. Kasih
Tuhan dan karya penyelamatan-Nya ditujukan kepada semua orang yang mau percaya,
tanpa memandang suku bangsa tertentu.
Ketika melihat Kornelius dan orang-orang di rumahnya yang memperoleh
karunia Roh Kudus, maka Petrus bertanya: “Bolehkah ada orang yang mencegah kita
membaptis orang-orang ini (yaitu orang non Yahudi) dengan air, sedangkan mereka
telah menerima Roh Kudus sama seperti kita? (ay. 47). Jadi jelas bahwa
seseorang bisa dibaptis dahulu dengan Roh Kudus (karena pada waktu itu salah
satu tanda dibaptis dengan Roh Kudus adalah dilihat dari karunia Roh yang
dimiliki seseorang) sebelum dibaptis dengan air. Kemudian, Petrus pun membaptis
Kornelius dan seisi rumahnya dengan air di dalam nama Yesus Kristus (ay. 48).
Hal ini menimbulkan pertanyaan, mana yang lebih dulu harus terjadi:
dibaptis dengan air atau dibaptis dengan Roh Kudus? Untuk menjawab pertanyaan
itu, kita harus melihat konteks kejadian yang ditanyakan. Dalam konteks jemaat
mula-mula, ketika Roh Kudus baru dicurahkan, maka kebanyakan kejadian yang
terjadi adalah dibaptis dengan air dahulu baru dibaptis dengan Roh Kudus. Namun
demikian, jika pertanyaan itu ditanyakan di konteks jemaat masa kini, saya
secara pribadi lebih menjawab: harus dibaptis dengan Roh Kudus dahulu (artinya
bertobat, hidup di dalam pimpinan Roh Kudus dahulu), baru kemudian dibaptis
dengan air.
Sayangnya cukup banyak pendeta atau gereja yang berlomba-lomba membaptis
orang lain. Saya sendiri melihat dan mendengar bagaimana ketika ada rencana
pernikahan anggota jemaat gereja dengan orang di luar jemaat, maka pendeta atau
gereja tersebut mensyaratkan agar “warga binaan” (sebutan bagi orang yang
berasal dari luar gereja) harus dibaptis dahulu sebelum menikah. Karena diburu
tenggat waktu menikah, biasanya bimbingan pra baptisan dan juga bimbingan pra
nikah terhadap orang ini tidaklah
memadai. Akibatnya mereka biasanya dibaptis tetapi belum sungguh-sungguh
bertobat dan menerima Roh Kudus dalam hidupnya. Pendeta dan gereja seperti ini
berpandangan “Ah, nanti kalau sudah dibaptis air kan dia bisa dibaptis dengan
Roh Kudus juga”. Nyatanya, sebagian orang-orang seperti ini mau dibaptis hanya
supaya bisa menikah. Setelah menikah, mereka tidak bertumbuh dengan
sungguh-sungguh, bahkan ada yang kemudian kembali kepada agama dan kepercayaan
lamanya. Padahal ketika dibaptis, si pendeta dengan bangga dan berapi-api
berkata kepada orang yang dibaptis tersebut: “Sekarang kamu telah dibaptis dan
diselamatkan”. Bagaimana mungkin orang yang sudah diselamatkan bisa kembali ke
kepercayaan lama? Bukankah ini adalah suatu tindakan yang terburu-buru dan
kurang bijaksana dari oknum pendeta tersebut?
Mari kita belajar kebenaran yang murni sehingga kita tidak mudah disesatkan
oleh orang-orang yang mencari keuntungan. Memang pendeta adalah profesi yang
sangat terhormat, tetapi ada orang-orang tertentu yang adalah oknum yang
memutarbalikkan kebenaran dan membuat profesi pendeta menjadi tercemar. Kita tidak
perlu memperdebatkan siapa saja oknum-oknum tersebut. Yang lebih penting lagi
adalah supaya kita dapat berjaga-jaga dan membedakan manakah kebenaran dan
manakah pembenaran. Belajarlah untuk mengerti makna baptisan dengan benar
supaya kita tidak tersesat, disesatkan, apalagi menyesatkan.
Bacaan
Alkitab: Kisah Para Rasul 10:44-48
10:44 Ketika Petrus sedang berkata demikian, turunlah Roh Kudus ke atas
semua orang yang mendengarkan pemberitaan itu.
10:45 Dan semua orang percaya dari golongan bersunat yang menyertai Petrus,
tercengang-cengang, karena melihat, bahwa karunia Roh Kudus dicurahkan ke atas
bangsa-bangsa lain juga,
10:46 sebab mereka mendengar orang-orang itu berkata-kata dalam bahasa roh
dan memuliakan Allah. Lalu kata Petrus:
10:47 "Bolehkah orang mencegah untuk membaptis orang-orang ini dengan
air, sedangkan mereka telah menerima Roh Kudus sama seperti kita?"
10:48 Lalu ia menyuruh mereka dibaptis dalam nama Yesus Kristus. Kemudian
mereka meminta Petrus, supaya ia tinggal beberapa hari lagi bersama-sama dengan
mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.