Sabtu, 15 April 2017
Bacaan
Alkitab: Matius 28:18-20
Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka
dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus. (Mat 28:19)
Baptisan dalam Perjanjian Baru (Bagian 12): Baptisan
dalam Perintah Agung Tuhan Yesus
Baptisan menjadi penting dalam
Kekristenan karena baptisan merupakan salah satu perintah dalam Perintah Agung
Tuhan Yesus, yaitu perintah yang diucapkan oleh Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya
sebelum Ia naik ke surga. Terkait dengan hal tersebut mari hari ini kita
belajar mengenai posisi dan porsi baptisan dalam Perintah Agung Tuhan Yesus,
supaya kita menjadi semakin cerdas dalam iman dan pengiringan kita kepada
Tuhan.
Perintah Agung tersebut dimulai ketika
Tuhan Yesus mendekati murid-murid-Nya dan berkata: “Kepada-Ku telah diberikan
segala kuasa di surga dan di bumi” (ay. 18). Ini adalah bukti nyata bahwa Tuhan
Yesus yang dahulu adalah Allah Anak, setelah mencapai kesempurnaan-Nya dalam
hidup-Nya sebagai manusia di bumi ini, maka ia dibangkitkan oleh Allah dan akan
naik ke surga, duduk di sebelah kanan tahta Allah Bapa, untuk menjalankan
Pemerintahan Allah. Perhatikan bahwa kalimat di ayat 18 ini tidak pernah
dikatakan Tuhan Yesus sendiri sebelum Ia mencapai kesempurnaan-Nya, yaitu
ketika Ia mampu taat sepenuhnya kepada Allah Bapa hingga mati di atas kayu
salib. Sebelumnya, level Tuhan Yesus dikatakan sebagai level berkenan (Mat
3:17, Mat 17:5). Namun setelah kematian-Nya, maka Allah Bapa membangkitkan
Tuhan Yesus dan mengaruniakan-Nya segala kuasa di surga dan di bumi.
Terkait dengan hal tersebut, karena
Tuhan Yesus telah menjadi penguasa jagad raya ini dalam kesempurnaan-Nya, maka
Tuhan Yesus memerintahkan murid-murid-Nya untuk pergi, dan menjadikan semua
bangsa murid-Nya (bukan murid Petrus atau murid Yohanes) (ay. 19a). Ini adalah
perintah agung yang cukup sering dipelesetkan. Banyak gereja atau pendeta
berjuang untuk menjadikan jemaat sebagai muridnya (bukan murid-Nya) atau
sebagai pengikutnya (bukan pengikut-Nya). Mereka ingin membangun barisan jemaat
yang loyal dan “berani mati” membela pendeta atau gerejanya. Ini adalah sesuatu
yang salah. Gereja harus membangun setiap orang menjadi murid Tuhan Yesus,
yaitu murid yang senantiasa belajar langsung dari Sang Guru Agung. Menyimpang
atau meleset dari hal ini berarti adalah penyesatan.
Jadi ketiga gereja sudah berjuang untuk
menjadikan semua orang menjadi murid Tuhan, barulah ayat selanjutnya berlaku,
yaitu: “baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus” (ay. 19b).
Jadi gereja seharusnya menjadikan orang-orang menjadi murid, dan tanda mereka
telah menjadi murid maka harus dibaptis dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.
Sebagian gereja sudah “melupakan” hal ini sehingga mereka dengan mudahnya
membaptis orang-orang padahal orang tersebut belum masuk dalam proses
pemuridan, atau orang tersebut tidak mau belajar untuk menjadi murid Tuhan
Yesus. Akibatnya, gereja semakin penuh dengan anggota-anggota gereja yang baru
dibaptis, tetapi tidak ada (atau sangat sedikit sekali) yang berkualitas
sebagai murid Tuhan Yesus.
Hal ini penting karena setelah
dibaptis, maka orang-orang tersebut tidak boleh hanya dibiarkan saja, atau yang
penting setiap hari Minggu datang ke gereja, memberikan persembahan dan
melakukan liturgi semata. Gereja harus berjuang mengajar orang-orang yang telah
dibaptis untuk melakukan segala sesuatu yang telah diperintahkan (atau
diajarkan) oleh Tuhan Yesus (ay. 20a). Inilah sebenarnya inti dari Perintah
Agung Tuhan Yesus, yaitu agar semua orang diajar supaya memiliki karakter
seperti Tuhan Yesus, yaitu memiliki pikiran dan perasaan Tuhan Yesus (Flp 2:5).
Ini bukanlah suatu pilihan, tetapi suatu kewajiban bagi semua orang yang
mengaku sebagai murid Tuhan Yesus, yaitu wajib hidup sama seperti Tuhan Yesus
telah hidup (1 Yoh 2:6).
Sayangnya, cukup banyak gereja dan
pendeta yang hanya berpikir bahwa Perintah Agung Tuhan Yesus adalah mengabarkan
Injil (padahal definisi Injil yang benar yang mereka mengerti mungkin masih
belum tepat), menjadikan sebanyak-banyaknya orang menjadi anggota jemaat dengan
cara membaptis mereka, lalu itu sudah dianggap sebagai melakukan Perintah Agung
Tuhan Yesus. Padahal sebenarnya, yang mereka lakukan barulah sebagian (atau
sebagian kecil) dari Perintah Agung Tuhan Yesus. Proses untuk membentuk manusia
menjadi manusia yang berkarakter seperti Kristus atau berkodrat ilahi inilah
adalah proses seumur hidup. Gereja tidak boleh hanya puas sudah membaptis
ribuan bahkan jutaan orang, tetapi tanpa proses pembentukan karakter yang
benar, maka semuanya akan menjadi sia-sia belaka.
Ini bukanlah tugas yang mudah. Tugas
ini sangat sulit dan menuntut waktu, tenaga, bahkan biaya yang tidak sedikit.
Mengikut Tuhan Yesus bukanlah masuk jalan yang lebar dan mudah, dimana setelah
dibaptis maka sudah pasti selamat. Keselamatan itu adalah suatu proses yang
harus dijalani, diperjuangkan, dan dikerjakan oleh setiap orang percaya. Di
sini kita harus ingat dan meyakini janji Tuhan bagi gereja-Nya yang benar,
yaitu bahwa Tuhan tetap menyertai kita sampai kepada akhir zaman. Oleh karena
itu, sudah saatnya kita berjuang dengan benar di dunia ini hingga akhir hidup
kita atau hingga akhir zaman tiba. Gereja harus mulai menghayati makna Perintah
Agung dengan benar, termasuk melakukan baptisan dengan benar, dan bukan hanya
demi mengejar jumlah jemaat yang besar, apalagi mengejar jumlah
persembahan/persepuluhan yang lebih besar lagi.
Bacaan
Alkitab: Matius 28:18-20
28:18 Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan
segala kuasa di sorga dan di bumi.
28:19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah
mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,
28:20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan
kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir
zaman."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.