Kamis, 13 April 2017

Baptisan dalam Perjanjian Baru (Bagian 12): Baptisan dalam Perintah Agung Tuhan Yesus



Sabtu, 15 April 2017
Bacaan Alkitab: Matius 28:18-20
Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus. (Mat 28:19)


Baptisan dalam Perjanjian Baru (Bagian 12): Baptisan dalam Perintah Agung Tuhan Yesus


Baptisan menjadi penting dalam Kekristenan karena baptisan merupakan salah satu perintah dalam Perintah Agung Tuhan Yesus, yaitu perintah yang diucapkan oleh Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya sebelum Ia naik ke surga. Terkait dengan hal tersebut mari hari ini kita belajar mengenai posisi dan porsi baptisan dalam Perintah Agung Tuhan Yesus, supaya kita menjadi semakin cerdas dalam iman dan pengiringan kita kepada Tuhan.

Perintah Agung tersebut dimulai ketika Tuhan Yesus mendekati murid-murid-Nya dan berkata: “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi” (ay. 18). Ini adalah bukti nyata bahwa Tuhan Yesus yang dahulu adalah Allah Anak, setelah mencapai kesempurnaan-Nya dalam hidup-Nya sebagai manusia di bumi ini, maka ia dibangkitkan oleh Allah dan akan naik ke surga, duduk di sebelah kanan tahta Allah Bapa, untuk menjalankan Pemerintahan Allah. Perhatikan bahwa kalimat di ayat 18 ini tidak pernah dikatakan Tuhan Yesus sendiri sebelum Ia mencapai kesempurnaan-Nya, yaitu ketika Ia mampu taat sepenuhnya kepada Allah Bapa hingga mati di atas kayu salib. Sebelumnya, level Tuhan Yesus dikatakan sebagai level berkenan (Mat 3:17, Mat 17:5). Namun setelah kematian-Nya, maka Allah Bapa membangkitkan Tuhan Yesus dan mengaruniakan-Nya segala kuasa di surga dan di bumi.

Terkait dengan hal tersebut, karena Tuhan Yesus telah menjadi penguasa jagad raya ini dalam kesempurnaan-Nya, maka Tuhan Yesus memerintahkan murid-murid-Nya untuk pergi, dan menjadikan semua bangsa murid-Nya (bukan murid Petrus atau murid Yohanes) (ay. 19a). Ini adalah perintah agung yang cukup sering dipelesetkan. Banyak gereja atau pendeta berjuang untuk menjadikan jemaat sebagai muridnya (bukan murid-Nya) atau sebagai pengikutnya (bukan pengikut-Nya). Mereka ingin membangun barisan jemaat yang loyal dan “berani mati” membela pendeta atau gerejanya. Ini adalah sesuatu yang salah. Gereja harus membangun setiap orang menjadi murid Tuhan Yesus, yaitu murid yang senantiasa belajar langsung dari Sang Guru Agung. Menyimpang atau meleset dari hal ini berarti adalah penyesatan.

Jadi ketiga gereja sudah berjuang untuk menjadikan semua orang menjadi murid Tuhan, barulah ayat selanjutnya berlaku, yaitu: “baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus” (ay. 19b). Jadi gereja seharusnya menjadikan orang-orang menjadi murid, dan tanda mereka telah menjadi murid maka harus dibaptis dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus. Sebagian gereja sudah “melupakan” hal ini sehingga mereka dengan mudahnya membaptis orang-orang padahal orang tersebut belum masuk dalam proses pemuridan, atau orang tersebut tidak mau belajar untuk menjadi murid Tuhan Yesus. Akibatnya, gereja semakin penuh dengan anggota-anggota gereja yang baru dibaptis, tetapi tidak ada (atau sangat sedikit sekali) yang berkualitas sebagai murid Tuhan Yesus.

Hal ini penting karena setelah dibaptis, maka orang-orang tersebut tidak boleh hanya dibiarkan saja, atau yang penting setiap hari Minggu datang ke gereja, memberikan persembahan dan melakukan liturgi semata. Gereja harus berjuang mengajar orang-orang yang telah dibaptis untuk melakukan segala sesuatu yang telah diperintahkan (atau diajarkan) oleh Tuhan Yesus (ay. 20a). Inilah sebenarnya inti dari Perintah Agung Tuhan Yesus, yaitu agar semua orang diajar supaya memiliki karakter seperti Tuhan Yesus, yaitu memiliki pikiran dan perasaan Tuhan Yesus (Flp 2:5). Ini bukanlah suatu pilihan, tetapi suatu kewajiban bagi semua orang yang mengaku sebagai murid Tuhan Yesus, yaitu wajib hidup sama seperti Tuhan Yesus telah hidup (1 Yoh 2:6).

Sayangnya, cukup banyak gereja dan pendeta yang hanya berpikir bahwa Perintah Agung Tuhan Yesus adalah mengabarkan Injil (padahal definisi Injil yang benar yang mereka mengerti mungkin masih belum tepat), menjadikan sebanyak-banyaknya orang menjadi anggota jemaat dengan cara membaptis mereka, lalu itu sudah dianggap sebagai melakukan Perintah Agung Tuhan Yesus. Padahal sebenarnya, yang mereka lakukan barulah sebagian (atau sebagian kecil) dari Perintah Agung Tuhan Yesus. Proses untuk membentuk manusia menjadi manusia yang berkarakter seperti Kristus atau berkodrat ilahi inilah adalah proses seumur hidup. Gereja tidak boleh hanya puas sudah membaptis ribuan bahkan jutaan orang, tetapi tanpa proses pembentukan karakter yang benar, maka semuanya akan menjadi sia-sia belaka.

Ini bukanlah tugas yang mudah. Tugas ini sangat sulit dan menuntut waktu, tenaga, bahkan biaya yang tidak sedikit. Mengikut Tuhan Yesus bukanlah masuk jalan yang lebar dan mudah, dimana setelah dibaptis maka sudah pasti selamat. Keselamatan itu adalah suatu proses yang harus dijalani, diperjuangkan, dan dikerjakan oleh setiap orang percaya. Di sini kita harus ingat dan meyakini janji Tuhan bagi gereja-Nya yang benar, yaitu bahwa Tuhan tetap menyertai kita sampai kepada akhir zaman. Oleh karena itu, sudah saatnya kita berjuang dengan benar di dunia ini hingga akhir hidup kita atau hingga akhir zaman tiba. Gereja harus mulai menghayati makna Perintah Agung dengan benar, termasuk melakukan baptisan dengan benar, dan bukan hanya demi mengejar jumlah jemaat yang besar, apalagi mengejar jumlah persembahan/persepuluhan yang lebih besar lagi.



Bacaan Alkitab: Matius 28:18-20
28:18 Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.
28:19 Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus,
28:20 dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.