Kamis, 13 April 2017
Bacaan
Alkitab: Lukas 12:49-50
Aku harus menerima baptisan, dan betapakah susahnya hati-Ku, sebelum hal
itu berlangsung! (Luk 12:50)
Baptisan dalam Perjanjian Baru (Bagian 10): Baptisan yang
Harus Diterima Tuhan Yesus
Ketika mendengar kata baptisan,
konotasi kita hari ini pada umumnya akan bermakna positif, yaitu sebagai salah
satu sakramen atau upacara keagamaan dalam Kekristenan. Tetapi, makna baptisan
juga pernah memiliki konotasi yang tidak positif. Tidak positif di sini bukan
berati negatif, tetapi merupakan suatu beban yang harus ditanggung oleh
seseorang.
Dalam ucapan-Nya, Tuhan Yesus berkata
bahwa Ia datang untuk melemparkan api ke bumi (ay. 49a). Apa maksudnya ini? Api
bisa berbicara tentang sesuatu yang membakar atau memberi semangat. Dalam hal
ini Roh Kudus juga digambarkan sebagai api atau nyala api (Kis 2:3). Api juga
bisa berbicara tentang kehadiran Tuhan (Kel 3:1-5). Api juga bisa bicara
tentang proses pemurnian, untuk memisahkan mana barang berkualitas tinggi dan
barang yang berkualitas rendah (1 Kor 3:12-13). Namun api juga berbicara
tentang hukuman Tuhan (Mat 3:12, Mat 7:19, Mat 13:40-50, Mat 18:8, Mat 25:41,
dsb).
Kira-kira, makna api yang mana yang
dimaksud Tuhan dalam ayat ini? Saya sendiri berpendapat bahwa api di sini lebih
berbicara tentang permurnian dan penyucian yang dilakukan oleh Injil Kristus
dan kehidupan Tuhan Yesus Kristus. Ingat bahwa umat Perjanjian Baru yang telah
mengenal kebenaran Injil akan dihakimi menurut standar hidup Tuhan Yesus, dalam
hal ini, seberapa kita telah melakukan kehendak Bapa di Surga (Mat 7:21-23),
karena Tuhan Yesus telah melakukan kehendak Bapa di Surga dengan taat dan
sempurna (Yoh 4:34, Flp 2:8).
Dalam hal ini, Tuhan Yesus berkata
bahwa Ia mengharapkan agar api itu telah menyala (ay. 49b). Artinya Tuhan Yesus
sedang berjuang untuk melakukan kehendak Bapa dengan sempurna, supaya hidup-Nya
bisa menjadi pokok keselamatan bagi semua orang yang taat kepada-Nya (Ibr 5:9).
Di situlah api Tuhan mulai menyala dan akan semakin menyala menjelang
kedatangan-Nya kembali.
Di sisi lain, untuk menjadi pokok
keselamatan tersebut, Tuhan Yesus harus diuji. Disinilah Tuhan Yesus berkata bahwa
Ia harus menerima baptisan (ay. 50a). Baptisan di sini menggambarkan proses
pergumulan dan penderitaan yang harus Ia alami. Tuhan Yesus tidak akan bisa
menjadi Juruselamat jika ia tidak diuji dengan ujian kehidupan sama seperti
manusia lainnya. Jika Tuhan Yesus tidak bisa berbuat dosa, maka iblis tidak
perlu mencobai Tuhan Yesus karena Tuhan Yesus pasti menang. Kenyataannya, Tuhan
Yesus dijadikan sama seperti manusia (hanya Rohnya yang dari Allah, tetapi
tubuhnya juga memiliki keinginan-keinginan daging sama seperti kita), sehingga
ia juga memiliki potensi untuk jatuh ke dalam dosa. Hanya karena ketaatan-Nya
kepada Allah maka Ia mampu memilih yang benar dan memilih untuk tidak melakukan
dosa dalam hidup-Nya.
Penderitaan Tuhan Yesus yang akan ia
alami sungguh sangat membuat Tuhan Yesus gelisah. Ia merasa susah hati sebelum
hal itu berlangsung (ay. 50b). Ini digambarkan ketika Tuhan Yesus berdoa dan
bergumul di Taman Getsemani sebelum penderitaan-Nya, dimana peluhnya pun
menjadi seperti titik-titik darah yang menetes di tanah (Luk 22:44). Namun puji
Tuhan, akhirnya Tuhan Yesus mampu melewati itu semua dengan sempurna hingga Ia
boleh menjadi Juruselamat bagi semua orang yang mau percaya kepada-Nya.
Dalam hal ini, kita diajarkan Tuhan
mengenai makna baptisan selanjutnya. Jika di awal kita telah membahas bahwa
baptisan berbicara tentang pertobatan, maka di sini baptisan juga bicara
tentang penderitaan, atau dalam bahasa yang lebih umum lagi: ujian iman. Orang tidak
dapat dikatakan menang jika ia tidak mau ikut perlombaan. Orang tidak dapat
dikatakan pintar jika tidak diuji dengan ulangan atau ujian. Ujian tersebutlah
yang membuktikan apakah seseorang pantas dikatakan sebagai orang yang pintar
atau tidak. Setelah orang tersebut mengikuti ujian, barulah nilainya akan
terlihat, apakah memang benar-benar berkualitas tinggi, atau hanya berkualitas
rendah. Ujian tersebut yang membuktikan apakah seseorang memang benar-benar
berkompeten, atau hanya orang yang suka membual dan meninggikan dirinya
sendiri, padahal dirinya sebenarnya tidak bermutu.
Bacaan
Alkitab: Lukas 12:49-50
12:49 "Aku datang untuk melemparkan api ke bumi dan betapakah Aku
harapkan, api itu telah menyala!
12:50 Aku harus menerima baptisan, dan betapakah susahnya hati-Ku, sebelum
hal itu berlangsung!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.