Jumat, 21 April 2017
Bacaan
Alkitab: Kisah Para Rasul 8:35-40
Lalu orang Etiopia itu menyuruh menghentikan kereta itu, dan keduanya turun
ke dalam air, baik Filipus maupun sida-sida itu, dan Filipus membaptis dia. (Kis
8:38)
Baptisan dalam Perjanjian Baru (Bagian 18): Sida-sida
Etiopia yang Dibaptis
Kitab Kisah Para Rasul penuh dengan
tulisan mengenai orang-orang yang dibaptis. Salah satunya adalah sida-sida dari
Etiopia yang sedang menuju kembali ke negerinya setelah ia beribadah di
Yerusalem (Kis 8:27-28). Filipus dibawa oleh malaikat Tuhan ke dekat sida-sida dari
Etiopia itu. Kita memang tidak tahu bagaimana bangsa Etiopia bisa mendengar dan
memeluk agama Yahudi, terlebih karena sida-sida tersebut sedang membaca kitab
Yesaya.
Namun demikian, Filipus yang mendengar
sida-sida tersebut membaca kitab Yesaya, mulai berbicara kepada sida-sida
tersebut dari nas kitab Yesaya tersebut dan memberitakan Injil Yesus kepadanya
(ay. 35). Tentu dalam hal ini Filipus menyampaikan bahwa nubuatan dalam kitab
Perjanjian Lama telah digenapi oleh Tuhan Yesus, hingga baptisan sebagai bagian
dari perintah agung atau perintah terakhir Tuhan Yesus kepada para murid. Dari
pemberitaan Injil tersebut akhirnya sida-sida tersebut melihat adanya air, dan
ia bertanya apakah ada halangan jika ia ingin dibaptis (ay. 36).
Menjawab pertanyaan sida-sida tersebut,
Filipus hanya memberikan 1 syarat kepadanya: “jika tuan percaya dengan segenap
hati, maka ia boleh dibaptis”. Lalu sida-sida tersebut menjawab bahwa ia
percaya bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah (ay. 37). Apakah baptisan sesimpel
itu? Hanya mengaku percaya kemudian bisa dibaptis? Tentu yang tidak boleh
dilupakan adalah proses penginjilan yang dilakukan oleh Filipus kepada
sida-sida Etiopia tersebut. Filipus tidak langsung datang dan berkata: “ayo
dibaptis supaya selamat”. Filipus menjelaskan dengan sabar mengenai nubuatan
kitab Yesaya tentang Tuhan Yesus, menjelaskan mengenai pekerjaan pelayanan
Tuhan Yesus, bagaimana Ia menderita, disalibkan, mati dan bangkit, serta naik
ke surga. Dari situlah Filipus menjelaskan bagaimana Yesus Kristus adalah Anak
Allah yang diutus Allah ke dunia ini untuk menyelamatkan manusia.
Jadi kata “percaya” di sini tidak boleh
diartikan secara sempit yaitu percaya bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah
(percaya alkali), tetapi sungguh-sungguh percaya dengan sungguh bahwa Yesus
Kristus adalah satu-satunya pihak yang dapat menyelamatkan dan memulihkan
relasi manusia dengan Allah Bapa. Ketika sida-sida itu sudah mencapai tahap
pemahaman dan iman seperti ini, barulah Filipus mengiyakan untuk membaptis sida-sida
tersebut (ay. 38). Alkitab mencatat bahwa setelah mereka keluar dari air, Roh
Tuhan tiba-tiba melarikan Filipus ke daerah Asdod, dan ia memberitakan Injil
hingga ke daerah Kaisarea (ay. 39-40).
Jadi jelas bahwa baptisan tidak dapat
dilakukan dengan sembarangan. Jika dalam baptisan-baptisan terdahulu (baptisan
Yohanes), yang ditekankan adalah pertobatan, namun sejak hari Pentakosta,
baptisan juga bicara tentang pertobatan dan kepercayaan kepada Yesus Kristus.
Dalam hal ini Filipus tidak terlalu menekankan mengenai pertobatan karena
mungkin ia merasa bahwa sida-sida tersebut lebih tulus hatinya dibandingkan
dengan para ahli Taurat dan orang Farisi. Namun demikian, saya yakin bahwa pada
saat pemberitaan Injil oleh Filipus kepada sida-sida tersebut, pasti juga sudah
disampaikan mengenai pentingnya pertobatan.
Pertobatan itu dalam arti sempit adalah
kembali kepada jalan yang benar. Dalam hal ini, harus dipahami bahwa bagi
sida-sida Etiopia yang selama ini menganggap bahwa agama Yahudi adalah yang
paling benar, maka ia harus disadarkan bahwa Yesus Kristus adalah penggenapan
Hukum Taurat. Hukum Taurat sebagai dasar ajaran Yahudi harus disempurnakan
dengan hukum kasih yang diajarkan oleh Tuhan Yesus Kristus. Bahkan kehidupan
Yesus Kristus dalam segala hal menunjukkan kasih yang sempurna yang harus diteladani
dan dipraktikkan oleh semua manusia. Inilah esensi dari percaya kepada Tuhan
Yesus Kristus. Percaya bukan hanya sekedar keyakinan di dalam pikiran saja,
tetapi percaya artinya menaruh segala iman dan pengharapan kepada Yesus
Kristus, tidak hanya di dalam pikiran saja, tetapi dalam perbuatan nyata. Orang
yang percaya kepada Yesus Kristus wajib hidup seperti Dia (1 Yoh 2:6). Itulah
percaya yang sejati, yaitu dengan segenap hati kepada Tuhan, bukan dengan
setengah hati saja.
Bacaan
Alkitab: Kisah Para Rasul 8:35-40
8:35 Maka mulailah Filipus berbicara dan bertolak dari nas itu ia
memberitakan Injil Yesus kepadanya.
8:36 Mereka melanjutkan perjalanan mereka, dan tiba di suatu tempat yang
ada air. Lalu kata sida-sida itu: "Lihat, di situ ada air; apakah
halangannya, jika aku dibaptis?"
8:37 [Sahut Filipus: "Jika tuan percaya dengan segenap hati,
boleh." Jawabnya: "Aku percaya, bahwa Yesus Kristus adalah Anak
Allah."]
8:38 Lalu orang Etiopia itu menyuruh menghentikan kereta itu, dan keduanya
turun ke dalam air, baik Filipus maupun sida-sida itu, dan Filipus membaptis
dia.
8:39 Dan setelah mereka keluar dari air, Roh Tuhan tiba-tiba melarikan Filipus
dan sida-sida itu tidak melihatnya lagi. Ia meneruskan perjalanannya dengan
sukacita.
8:40 Tetapi ternyata Filipus ada di Asdod. Ia berjalan melalui daerah itu
dan memberitakan Injil di semua kota sampai ia tiba di Kaisarea.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.