Rabu, 12 April 2017

Baptisan dalam Perjanjian Baru (Bagian 11): Baptisan sebagai Lambang Penderitaan



Jumat, 14 April 2017
Bacaan Alkitab: Markus 10:35-40
Tetapi kata Yesus kepada mereka: "Kamu tidak tahu apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum dan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima?" (Mrk 10:38)


Baptisan dalam Perjanjian Baru (Bagian 11): Baptisan sebagai Lambang Penderitaan


Melanjutkan pembahasan dalam renungan hari sebelumnya, maka hari ini kita akan belajar makna baptisan sebagai lambang penderitaan atau ujian iman. Hal ini dimulai ketika Yakobus dan Yohanes, 2 dari 12 murid Tuhan Yesus, datang kepada Tuhan Yesus dan meminta Tuhan mengabulkan permintaan mereka (ay. 35). Tuhan Yesus tidak langsung mengiyakan permintaan mereka, tetapi bertanya dahulu apa yang mereka minta (ay. 36). Mereka kemudian menjawab bahwa mereka ingin dapat duduk di dalam kemuliaan Tuhan kelak, bahkan duduk di sebelah kanan dan sebelah kiri Tuhan Yesus (ay. 37).

Ini sebenarnya permintaan yang sedikit “kurang ajar” kepada Tuhan Yesus. Tetapi Tuhan Yesus tahu bahwa murid-murid-Nya masih belum dewasa, sehingga Tuhan menjawab dengan bahasa yang lembut: “Kamu tidak tahu apa yang kamu minta” (ay. 38a). Ya, murid-murid yang meminta hal seperti itu sebenarnya masih belum mengerti mengenai duduk dalam pemerintahan Tuhan. Bahkan Tuhan Yesus, balik menanyakan kepada Yakobus dan Yohanes: “Apakah kamu dapat meminum cawan yang harus Kuminum dan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima?” (ay. 38b). 

Dengan cepat Yakobus dan Yohanes menjawab: “Kami dapat” (ay. 39a). Mereka cepat menjawab tetapi sebenarnya mereka tidak mengerti maksud dari jawaban mereka. Itu disebabkan mereka belum mengerti maksud pertanyaan Tuhan Yesus di ayat sebelumnya. Oleh karena itu Tuhan Yesus berkata: “Kamu memang akan meminum cawan yang akan Kuminum dan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima” (ay. 39b). Dalam hal ini kita perlu membedah pengertian cawan dan baptisan supaya kita tidak salah menangkap makna sebenarnya. 

Cawan dalam Alkitab khususnya Perjanjian Baru banyak berbicara tentang “murka Allah” (Why 14:10, Why 15:7, Why 16:1-21). Itulah mengapa Tuhan Yesus dalam doa-Nya di Taman Getsemani mengucapkan kalimat: “jika mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku” (Mat 26:39 & 42, Mrk 14:36, Luk 22:42). Tuhan Yesus harus menerima murka Allah dan menanggungnya sendirian agar Ia menjadi Juruselamat yang mendamaikan manusia dengan Allah Bapa (Yoh 18:11).

Sama seperti cawan, makna baptisan juga tidak dapat dipandang hanya sebagai lambang pertobatan. Menjelang hari-hari akhir hidup-Nya di dunia ini, baptisan yang diucapkan oleh Tuhan Yesus juga memiliki makna penderitaan. Tuhan Yesus harus menderita, dengan cara yang sangat keji, hingga mati di atas kayu salib. Baptisan merujuk kepada tuntutan bahwa setiap orang percaya selain harus bertobat namun juga harus menderita, karena itulah karunia bagi orang percaya (Flp 1:29). Setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Tuhan Yesus harus menderita aniaya (2 Tim 3:12). Tuhan Yesus telah memberikan teladan supaya setiap orang yang mau mengikut diri-Nya juga harus menderita sama seperti Tuhan Yesus telah menderita (1 Ptr 2:21). 

Sejarah gereja mencatat bahwa Yakobus dan Yohanes memang akan menderita bagi nama Tuhan Yesus Kristus, bahkan sampai mati sebagai martir. Tidak hanya mereka berdua, hampir seluruh 12 murid Tuhan Yesus juga tercatat mati sebagai martir. Ini sejalan dengan ucapan Tuhan Yesus kepada Yakobus dan Yohanes bahwa memang mereka memang harus menderita bahkan mati bagi Tuhan. Akan tetapi, seharusnya penderitaan tersebut tidak boleh dikaitkan dengan hak duduk di sebelah kiri atau kanan Tuhan Yesus. Karena itu adalah hak prerogatif Allah Bapa (ay. 40).

Jadi, konsekuensi baptisan bagi jemaat Tuhan memang harus ditekankan pada pertobatan. Tetapi baptisan juga mengandung makna lain yaitu sebagai tanda seseorang siap menderita bagi Tuhan. Tuhan ingin kita siap melakukan apapun bagi Tuhan, tidak hanya menerima berkat Tuhan atau hal-hal yang enak-enak saja. Kita dipanggil dan diberikan karunia bukan hanya untuk percaya, tetapi untuk menderita bagi Tuhan. Baptisan juga mengandung makna bahwa kita menyatakan diri siap hidup dalam kondisi apapun selama itu menyenangkan hati Tuhan. Sadarkah kita akan hal ini?



Bacaan Alkitab: Markus 10:35-40
10:35 Lalu Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, mendekati Yesus dan berkata kepada-Nya: "Guru, kami harap supaya Engkau kiranya mengabulkan suatu permintaan kami!"
10:36 Jawab-Nya kepada mereka: "Apa yang kamu kehendaki Aku perbuat bagimu?"
10:37 Lalu kata mereka: "Perkenankanlah kami duduk dalam kemuliaan-Mu kelak, yang seorang lagi di sebelah kanan-Mu dan yang seorang di sebelah kiri-Mu."
10:38 Tetapi kata Yesus kepada mereka: "Kamu tidak tahu apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum dan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima?"
10:39 Jawab mereka: "Kami dapat." Yesus berkata kepada mereka: "Memang, kamu akan meminum cawan yang harus Kuminum dan akan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima.
10:40 Tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa itu telah disediakan."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.