Jumat, 14 April 2017
Bacaan
Alkitab: Markus 10:35-40
Tetapi kata Yesus kepada mereka: "Kamu tidak tahu apa yang kamu minta.
Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum dan dibaptis dengan baptisan
yang harus Kuterima?" (Mrk 10:38)
Baptisan dalam Perjanjian Baru (Bagian 11): Baptisan
sebagai Lambang Penderitaan
Melanjutkan pembahasan dalam renungan
hari sebelumnya, maka hari ini kita akan belajar makna baptisan sebagai lambang
penderitaan atau ujian iman. Hal ini dimulai ketika Yakobus dan Yohanes, 2 dari
12 murid Tuhan Yesus, datang kepada Tuhan Yesus dan meminta Tuhan mengabulkan
permintaan mereka (ay. 35). Tuhan Yesus tidak langsung mengiyakan permintaan
mereka, tetapi bertanya dahulu apa yang mereka minta (ay. 36). Mereka kemudian
menjawab bahwa mereka ingin dapat duduk di dalam kemuliaan Tuhan kelak, bahkan
duduk di sebelah kanan dan sebelah kiri Tuhan Yesus (ay. 37).
Ini sebenarnya permintaan yang sedikit
“kurang ajar” kepada Tuhan Yesus. Tetapi Tuhan Yesus tahu bahwa murid-murid-Nya
masih belum dewasa, sehingga Tuhan menjawab dengan bahasa yang lembut: “Kamu
tidak tahu apa yang kamu minta” (ay. 38a). Ya, murid-murid yang meminta hal
seperti itu sebenarnya masih belum mengerti mengenai duduk dalam pemerintahan
Tuhan. Bahkan Tuhan Yesus, balik menanyakan kepada Yakobus dan Yohanes: “Apakah
kamu dapat meminum cawan yang harus Kuminum dan dibaptis dengan baptisan yang
harus Kuterima?” (ay. 38b).
Dengan cepat Yakobus dan Yohanes
menjawab: “Kami dapat” (ay. 39a). Mereka cepat menjawab tetapi sebenarnya
mereka tidak mengerti maksud dari jawaban mereka. Itu disebabkan mereka belum
mengerti maksud pertanyaan Tuhan Yesus di ayat sebelumnya. Oleh karena itu
Tuhan Yesus berkata: “Kamu memang akan meminum cawan yang akan Kuminum dan
dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima” (ay. 39b). Dalam hal ini kita
perlu membedah pengertian cawan dan baptisan supaya kita tidak salah menangkap
makna sebenarnya.
Cawan dalam Alkitab khususnya
Perjanjian Baru banyak berbicara tentang “murka Allah” (Why 14:10, Why 15:7,
Why 16:1-21). Itulah mengapa Tuhan Yesus dalam doa-Nya di Taman Getsemani
mengucapkan kalimat: “jika mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku” (Mat
26:39 & 42, Mrk 14:36, Luk 22:42). Tuhan Yesus harus menerima murka Allah
dan menanggungnya sendirian agar Ia menjadi Juruselamat yang mendamaikan
manusia dengan Allah Bapa (Yoh 18:11).
Sama seperti cawan, makna baptisan juga
tidak dapat dipandang hanya sebagai lambang pertobatan. Menjelang hari-hari
akhir hidup-Nya di dunia ini, baptisan yang diucapkan oleh Tuhan Yesus juga
memiliki makna penderitaan. Tuhan Yesus harus menderita, dengan cara yang
sangat keji, hingga mati di atas kayu salib. Baptisan merujuk kepada tuntutan
bahwa setiap orang percaya selain harus bertobat namun juga harus menderita,
karena itulah karunia bagi orang percaya (Flp 1:29). Setiap orang yang mau
hidup beribadah di dalam Tuhan Yesus harus menderita aniaya (2 Tim 3:12). Tuhan
Yesus telah memberikan teladan supaya setiap orang yang mau mengikut diri-Nya
juga harus menderita sama seperti Tuhan Yesus telah menderita (1 Ptr 2:21).
Sejarah gereja mencatat bahwa Yakobus
dan Yohanes memang akan menderita bagi nama Tuhan Yesus Kristus, bahkan sampai
mati sebagai martir. Tidak hanya mereka berdua, hampir seluruh 12 murid Tuhan
Yesus juga tercatat mati sebagai martir. Ini sejalan dengan ucapan Tuhan Yesus
kepada Yakobus dan Yohanes bahwa memang mereka memang harus menderita bahkan
mati bagi Tuhan. Akan tetapi, seharusnya penderitaan tersebut tidak boleh
dikaitkan dengan hak duduk di sebelah kiri atau kanan Tuhan Yesus. Karena itu
adalah hak prerogatif Allah Bapa (ay. 40).
Jadi, konsekuensi baptisan bagi jemaat
Tuhan memang harus ditekankan pada pertobatan. Tetapi baptisan juga mengandung
makna lain yaitu sebagai tanda seseorang siap menderita bagi Tuhan. Tuhan ingin
kita siap melakukan apapun bagi Tuhan, tidak hanya menerima berkat Tuhan atau
hal-hal yang enak-enak saja. Kita dipanggil dan diberikan karunia bukan hanya
untuk percaya, tetapi untuk menderita bagi Tuhan. Baptisan juga mengandung
makna bahwa kita menyatakan diri siap hidup dalam kondisi apapun selama itu menyenangkan
hati Tuhan. Sadarkah kita akan hal ini?
Bacaan
Alkitab: Markus 10:35-40
10:35 Lalu Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, mendekati Yesus dan
berkata kepada-Nya: "Guru, kami harap supaya Engkau kiranya mengabulkan
suatu permintaan kami!"
10:36 Jawab-Nya kepada mereka: "Apa yang kamu kehendaki Aku perbuat
bagimu?"
10:37 Lalu kata mereka: "Perkenankanlah kami duduk dalam kemuliaan-Mu
kelak, yang seorang lagi di sebelah kanan-Mu dan yang seorang di sebelah
kiri-Mu."
10:38 Tetapi kata Yesus kepada mereka: "Kamu tidak tahu apa yang kamu
minta. Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum dan dibaptis dengan
baptisan yang harus Kuterima?"
10:39 Jawab mereka: "Kami dapat." Yesus berkata kepada mereka:
"Memang, kamu akan meminum cawan yang harus Kuminum dan akan dibaptis
dengan baptisan yang harus Kuterima.
10:40 Tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku
tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa
itu telah disediakan."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.