Senin, 10 April 2017

Baptisan dalam Perjanjian Baru (Bagian 8): Murid-Murid Tuhan Yesus juga Membaptis



Selasa, 11 April 2017
Bacaan Alkitab: Yohanes 3:22-24
Sesudah itu Yesus pergi dengan murid-murid-Nya ke tanah Yudea dan Ia diam di sana bersama-sama mereka dan membaptis. (Yoh 3:22-24)


Baptisan dalam Perjanjian Baru (Bagian 8): Murid-Murid Tuhan Yesus juga Membaptis


Ternyata, sejak Yohanes Pembaptis membaptis, maka baptisan menjadi sesuatu hal yang umum di masyarakat Yahudi pada waktu itu. Baptisan dianggap sebagai lambang pertobatan, dan sangat mungkin ada orang-orang lain yang juga menyuarakan pertobatan melalui baptisan. Jadi sangat mungkin sekali pada masa itu terjadi diskusi antar para penduduk Yerusalem dan daerah Yudea seperti ini:

“Eh kemarin aku udah dibaptis lho sama nabi A.”
“Oh ya? Kok kamu nggak dibaptis sama Yohanes Pembaptis?”
“Jauh sih tempatnya, aku cari pembaptis yang dekat rumah saja.”

Terkait dengan hal tersebut, Tuhan Yesus bersama murid-murid-Nya yang saat itu berada di tanah Yudea juga membaptis (ay. 22). Memang dalam ayat selanjutnya dikatakan bahwa bukan Tuhan Yesus yang membaptis tetapi murid-murid-Nya (Yoh 4:1-2). Jadi sangat mungkin pada waktu itu orang banyak yang mengikut Tuhan Yesus dan mendengar pengajaran-Nya menjadi bertobat. Lalu bagaimana mereka membuktikan pertobatan mereka tersebut? Mereka pada akhirnya meminta agar Tuhan Yesus (melalui murid-murid-Nya) untuk membaptis mereka.

Pada waktu itu masih cukup banyak orang juga yang datang ke Yohanes Pembaptis untuk dibaptis sebagai lambang pertobatan (ay. 23-24). Yohanes sama sekali tidak menyia-nyiakan waktunya untuk membaptis sebanyak-banyaknya orang, karena kemudian ia pun dimasukkan ke dalam penjara (Mrk 6:17). Di sisi lain, Tuhan Yesus pun melalui  murid-murid-Nya juga membaptis. Yohanes tahu bahwa sudah saatnya bagi dia untuk semakin kecil, tetapi bagi nama Yesus Kristus untuk semakin besar (Yoh 3:30).

Jadi, kita bisa melihat bahwa Yohanes Pembaptis membawa baptisan dari upacara keagamaan untuk masuk ke dalam adat istiadat Yahudi, naik ke level yang lebih tinggi lagi, yaitu sebagai lambang pertobatan. Yohanes telah membuat baptisan menjadi hal yang umum untuk pertobatan di masa itu, dan baptisan kemudian menjadi dasar dari iman Kristen, yang dimulai dari baptisan yang dilakukan oleh murid-murid Tuhan Yesus.

Dari penjelasan di atas jelas bahwa sebenarnya baptisan itu dapat dilakukan oleh siapa saja, asalkan ia adalah murid-murid Tuhan Yesus. Namun memang di Indonesia, karena agama dan negara masih saling berkaitan, maka baptisan ini pun tidak bisa dilakukan dengan sembarangan. Baptisan biasanya dilakukan oleh pendeta yang resmi, yang memiliki mandat dari sinode gereja. Untuk itu, gereja juga mengeluarkan akta baptisan sebagai salah satu dokumen resmi untuk pengurusan agama di KTP dan KK. Akta baptisan juga menjadi salah satu syarat pemberkatan nikah di gereja.

Dalam hal ini kita bisa melihat bahwa baptisan sesunggunya bukanlah suatu upacara atau liturgi yang bisa dianggap remeh. Baptisan harus dilakukan dengan kesadaran penuh, dan bukan sekedar ikut-ikutan saja. Setiap pendeta yang membaptis orang sebenarnya harus bertanggung jawab atas keselamatan jiwa dari orang yang dibaptis oleh dirinya. Ia harus mendidik orang-orang tersebut dalam kebenaran sehingga mereka menyadari dosa-dosanya dan ingin kembali bertobat. Itulah pentingnya bimbingan sebelum dibaptis, sama seperti pentingnya bimbingan pranikah sebelum pernikahan. Jika kita melihat alur dari baptisan Yohanes dan murid-murid Tuhan Yesus, maka jelaslah bahwa alurnya adalah: Pemberitaan Firman --> Kesadaran diri sebagai orang berdosa --> Sungguh-sungguh bertobat di hadapan Tuhan --> Dibaptis sebagai lambang pertobatan.



Bacaan Alkitab: Yohanes 3:22-24
3:22 Sesudah itu Yesus pergi dengan murid-murid-Nya ke tanah Yudea dan Ia diam di sana bersama-sama mereka dan membaptis.
3:23 Akan tetapi Yohanes pun membaptis juga di Ainon, dekat Salim, sebab di situ banyak air, dan orang-orang datang ke situ untuk dibaptis,
3:24 sebab pada waktu itu Yohanes belum dimasukkan ke dalam penjara.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.