Selasa, 18 April 2017
Bacaan
Alkitab: Kisah Para Rasul 2:37-41
Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada
hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa. (Kis 2:41)
Baptisan dalam Perjanjian Baru (Bagian 15): Dibaptis pada
Hari Pentakosta
Menyambung dari renungan kita pada hari
sebelumnya, kita melihat bagaimana janji Bapa bahwa murid-murid Tuhan Yesus
akan dibaptis dengan Roh Kudus digenapi di hari Pentakosta, yaitu ketika Roh
Kudus turun ke atas murid-murid yang sedang berkumpul di ruang atas sehingga
mereka mulai berbicara dalam bahasa-bahasa lain yang diberikan oleh Roh Kudus
kepada mereka (Kis 2:4). Pada hari itu juga, Petrus berbicara kepada orang Yahudi
yang datang ke Yerusalem, dan mereka mendengar “penginjilan yang pertama” oleh
para murid Tuhan Yesus.
Ketika orang banyak mendengar khotbah
Petrus dan murid-murid yang lain (karena para murid berkata-kata dalam berbagai
bahasa), maka orang banyak itu menjadi terharu dan bertanya: “Apakah yang harus
kami perbuat?” (ay. 37). Respon ini adalah respon yang cukup bisa dipahami
karena meskipun mereka berasal dari daerah yang berbeda-beda, pada intinya
mereka sudah menganut adat istiadat Yahudi atau sudah beragama Yahudi. Mereka
sedang berada di Yerusalem untuk merayakan hari Pentakosta, yaitu hari ke-50
sejak hari raya Paskah. Tentu mereka bingung karena mereka merasa sudah menjadi
orang Yahudi yang saleh, tetapi khotbah Petrus tentang kematian dan kebangkitan
Tuhan Yesus membuat mereka bertanya supaya diri mereka dapat diselamatkan.
Menjawab pertanyaan orang banyak
tersebut, Petrus menjawab bahwa agar semua orang yang mendengar khotbah para
murid memberi diri untuk dibaptis (dengan air) dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosa mereka, maka
mereka akan menerima karunia Roh Kudus (ay. 38). Dalam proses “penginjilan yang
pertama” ini, para murid belum membaptis orang banyak dalam nama “Bapa, Anak,
dan Roh Kudus” karena pada hari itu Roh Kudus baru diturunkan kepada para
murid. Mereka baru membaptis orang banyak dalam nama Yesus Kristus. Hal ini
pada waktu itu tentu dapat dimengerti, namun semua baptisan yang dilakukan pada
hari ini haruslah dilakukan di dalam nama “Bapa, Anak dan Roh Kudus”.
Jadi kita dapat melihat bahwa pada hari
Pentakosta, ada 2 peristiwa baptisan, yaitu: 1) para murid dibaptis dengan Roh
Kudus; dan 2) orang percaya yang mendengar khotbah para murid dibaptis dengan
air sebagai lambang pertobatan dan pengampunan dosa. Ingat bahwa ini adalah
baptisan air pertama yang dilakukan oleh para murid sejak Roh Kudus dicurahkan,
dan kedua peristiwa itu juga terjadi pada hari yang sama. Melihat karya Roh
Kudus pada hari itu, Petrus pun mengucapkan bahwa hari Pentakosta adalah juga
penggenapan janji Tuhan kepada para murid, dan juga kepada orang banyak yang
mau mendengar Injil Keselamatan (ay. 39).
Khotbah Petrus dan murid-murid lain
begitu kuat sehingga para murid berani berkhotbah dengan lantang, bahkan hingga
mengecam dosa dan memberi nasehat kepada orang banyak untuk bertobat dan
diselamatkan dari angkatan yang jahat ini (ay. 40). Dan Alkitab mencatat
bagaimana orang banyak tersebut menerima perkataan Petrus, bertobat dan memberi
diri mereka dibaptis. Pada hari itu, ada sekitar 3.000 orang yang percaya
kepada Tuhan Yesus sebagai Juruselamat mereka (ay. 41). Inilah baptisan massal
pertama dalam konteks jemaat mula-mula. Pada hari Pentakosta, murid-murid
dibaptis dengan Roh Kudus dan pada hari yang sama, ada 3.000 orang yang juga
mengaku percaya kepada Tuhan Yesus, bertobat, dan dibaptis.
Jadi jelaslah bahwa sejak Hari Raya
Pentakosta, baptisan tidak hanya sekedar sebagai lambang pertobatan, tetapi
harus dimaknai sebagai pertobatan yang benar. Dalam hal ini baptisan harus
diawali dengan pemberitaan Injil, yaitu pemberitaan tentang Tuhan Yesus Kristus
yang lahir, melayani, menderita, mati disalib, bangkit dari antara orang mati,
dan yang telah naik ke surga dan menjadi Juruselamat bagi semua orang yang mau
percaya kepada-Nya. Inilah esensi dari pemberitaan Injil yaitu supaya orang
yang belum percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, dapat percaya kepada-Nya.
Barulah setelah Injil diberitakan, dan ada respon dari pendengar untuk menerima
berita Injil tersebut, maka mereka baru dikatakan bertobat. Setelah bertobat
(yaitu menyadari mereka berdosa dan membutuhkan Juruselamat), maka mereka dapat
dibaptis. Urutan ini yang seringkali salah atau diabaikan dalam proses baptisan
di sejumlah gereja pada hari-hari ini. Begitu gampangnya gereja atau pendeta
membaptis orang padahal mereka belum mendengar Injil dengan memadai, sehingga
makna baptisan menjadi kabur dan nyaris tak bermakna.
Bacaan
Alkitab: Kisah Para Rasul 2:37-41
2:37 Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu, lalu
mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: "Apakah yang
harus kami perbuat, saudara-saudara?"
2:38 Jawab Petrus kepada mereka: "Bertobatlah dan hendaklah kamu
masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk
pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus.
2:39 Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang
masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita."
2:40 Dan dengan banyak perkataan lain lagi ia memberi suatu kesaksian yang
sungguh-sungguh dan ia mengecam dan menasihati mereka, katanya: "Berilah
dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini."
2:41 Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan
pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.