Minggu, 9 April 2017
Bacaan
Alkitab: Matius 3:13-17
Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga
langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke
atas-Nya. (Mat 3:16)
Baptisan dalam Perjanjian Baru (Bagian 6): Yesus pun Juga
Dibaptis
Kita perlu ingat bahwa baptisan yang
dilakukan oleh Yohanes Pembaptis adalah baptisan pertama yang merujuk pada
pertobatan. Baptisan sebelumnya (yaitu baptisan proselit) adalah baptisan yang
dilakukan orang non Yahudi yang ingin mengikuti adat istiadat Yahudi. Oleh
karena itu, semua orang yang mau bertobat harus bersedia dibaptis. Bisa
dibilang bahwa baptisan merupakan “jembatan” dari Perjanjian Lama ke Perjanjian
Baru. Oleh karena itu, semua orang yang mau terhisap dalam Perjanjian Baru juga
harus menjalani prosesi baptisan.
Dalam hal ini, kita dapat mengerti
mengapa Tuhan Yesus datang dari Galilea (daerah Nazaret) ke sungai Yordan dekat
Betania kepada Yohanes Pembaptis untuk dibaptis olehnya (ay. 13). Pemikiran
kita sebagai orang yang mengetahui bahwa Yesus adalah Mesias, pasti sama dengan
apa yang ada di pikiran Yohanes: “Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu, dan
Engkau yang datang kepadaku?” (ay. 14). Ini adalah pemikiran yang wajar bagi
mereka yang sudah tahu bahwa Yesus adalah Tuhan dan Mesias. Tetapi ingat bahwa
pada waktu itu hanya sedikit orang yang tahu bahwa Yesus adalah Mesias, antara
lain Maria ibu Yesus dan Yohanes Pembaptis. Orang lain belum tahu bahwa Yesus
adalah Mesias karena memang Tuhan Yesus belum menyatakan diri-Nya.
Dalam hal ini, Tuhan Yesus menjawab
Yohanes dengan sabar, karena memang itulah yang harus terjadi, karena adalah
kehendak Allah bagi Yesus untuk juga dibaptis sama seperti manusia lain yang
menunjukkan pertobatan (ay. 15). Kita harus paham bahwa Tuhan Yesus datang di
dunia ini dengan mengosongkan diri-Nya sendiri sekosong-kosongnya (Flp 2:7-8).
Alkitab juga mengatakan bahwa dalam segala hal (ya, benar, dalam segala hal),
Tuhan Yesus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, yaitu manusia pada umumnya
(Ibr 2:17). Artinya sebagai manusia, Yesus benar-benar tidak mendapatkan keistimewaan
dari Allah Bapa: Ia harus bertumbuh secara normal seperti manusia pada umumnya,
(dalam hal ini bertumbuh secara normal dari bayi, kanak-kanak, remaja, hingga
dewasa); Ia harus melalui tahapan seperti manusia lainnya yaitu belajar
(termasuk belajar agama Yahudi (Luk 2:46)) dan bekerja sebagai tukang kayu (Mrk
6:3). Jika Tuhan Yesus tidak turun ke dunia menjadi manusia dan benar-benar
menjadi manusia, maka Allah kita adalah Allah yang curang, karena Tuhan Yesus
pasti menang melewati pergumulan. Akan tetapi karena Tuhan Yesus benar-benar
menjadi 100% manusia, maka kemenangan Tuhan Yesus adalah sah. Ia telah mencapai
kesempurnaan-Nya dan menjadi pokok/penggubah keselamatan bagi semua orang yang
taat kepada-Nya (Ibr 5:9).
Dari penjelasan di atas nampak bahwa Yesus
memang harus dibaptis oleh Yohanes. Ketika Yesus dibaptis (walaupun Ia
sebenarnya tidak berdosa dan tidak perlu bertobat dari dosa), tetapi itu
menunjukkan ketaatan kepada Allah Bapa terkait dengan proses yang harus ia
jalani selama berinkarnasi menjadi manusia. Ketika Tuhan Yesus taat melakukan
baptisan tersebut, maka langit terbuka dan Roh Allah seperti burung merpati
turun ke atas-Nya, dan terdengar suara dari surga yang mengatakan: “Inilah
Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan” (ay. 16-17).
Alkitab menulis bahwa sejak saat itu,
Tuhan Yesus masuk ke dalam level “berkenan kepada Allah”. Selama 30 tahun
sebelumnya, Tuhan Yesus masih berjuang untuk hidup berkenan. Ia tumbuh secara
natural dari bayi, kanak-kanak, hingga remaja. Ia pun bergumul dalam
pencobaan-pencobaan hidup, dan apakah Ia bisa sungguh-sungguh berkenan kepada
Allah. Ketika akhirnya Ia memutuskan untuk dibaptis, seluruh hidupnya bisa
dikatakan berkenan di hadapan Allah. Level berkenan itu sebenarnya masih harus
diperjuangkan karena Ia harus mencapai kesempurnaan supaya menjadi Juruselamat
dan pokok keselamatan (Ibr 5:9). Tuhan Yesus harus bertobat artinya berubah
dari level baik, berkenan, dan sempurna (Rm 12:2). Di sini Tuhan Yesus memberi
teladan bahwa Tuhan Yesus juga berjuang untuk hidup berkenan kepada Allah
hingga sempurna melalui kematian-Nya di atas kayu salib.
Tanggung jawab kita sebagai orang
Kristen adalah untuk bisa meneladani Kristus (Yoh 13:15, 1 Ptr 2:21). Dalam hal
ini, orang Kristen juga harus dibaptis dengan air sama seperti Tuhan Yesus juga
telah dibaptis dengan air. Namun, kita tidak boleh berhenti sampai di sini.
Kita harus berjuang untuk bisa hidup berkenan di hadapan Allah, bahkan hingga
level sempurna. Apakah ini mustahil? Alkitab mengatakan bahwa bagi manusia
memang mustahil, tetapi bagi Allah tidak ada yang mustahil. Di sini Tuhan Yesus
memberi teladan yang lengkap bagi manusia untuk dapat sempurna seperti
diri-Nya. Jadi, marilah kita bertobat dan memberi diri dibaptis sebagai tanda
atau lambang pertobatan kita, supaya dari hal-hal kecil kita juga meneladani Yesus
Kristus, Tuhan kita.
Bacaan
Alkitab: Matius 3:13-17
3:13 Maka datanglah Yesus dari Galilea ke Yordan kepada Yohanes untuk
dibaptis olehnya.
3:14 Tetapi Yohanes mencegah Dia, katanya: "Akulah yang perlu dibaptis
oleh-Mu, dan Engkau yang datang kepadaku?"
3:15 Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: "Biarlah hal itu
terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak
Allah." Dan Yohanes pun menuruti-Nya.
3:16 Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga
langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke
atas-Nya,
3:17 lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah
Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.