Jumat, 07 April 2017

Baptisan dalam Perjanjian Baru (Bagian 6): Yesus pun Juga Dibaptis



Minggu, 9 April 2017
Bacaan Alkitab: Matius 3:13-17
Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya. (Mat 3:16)


Baptisan dalam Perjanjian Baru (Bagian 6): Yesus pun Juga Dibaptis


Kita perlu ingat bahwa baptisan yang dilakukan oleh Yohanes Pembaptis adalah baptisan pertama yang merujuk pada pertobatan. Baptisan sebelumnya (yaitu baptisan proselit) adalah baptisan yang dilakukan orang non Yahudi yang ingin mengikuti adat istiadat Yahudi. Oleh karena itu, semua orang yang mau bertobat harus bersedia dibaptis. Bisa dibilang bahwa baptisan merupakan “jembatan” dari Perjanjian Lama ke Perjanjian Baru. Oleh karena itu, semua orang yang mau terhisap dalam Perjanjian Baru juga harus menjalani prosesi baptisan.

Dalam hal ini, kita dapat mengerti mengapa Tuhan Yesus datang dari Galilea (daerah Nazaret) ke sungai Yordan dekat Betania kepada Yohanes Pembaptis untuk dibaptis olehnya (ay. 13). Pemikiran kita sebagai orang yang mengetahui bahwa Yesus adalah Mesias, pasti sama dengan apa yang ada di pikiran Yohanes: “Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu, dan Engkau yang datang kepadaku?” (ay. 14). Ini adalah pemikiran yang wajar bagi mereka yang sudah tahu bahwa Yesus adalah Tuhan dan Mesias. Tetapi ingat bahwa pada waktu itu hanya sedikit orang yang tahu bahwa Yesus adalah Mesias, antara lain Maria ibu Yesus dan Yohanes Pembaptis. Orang lain belum tahu bahwa Yesus adalah Mesias karena memang Tuhan Yesus belum menyatakan diri-Nya.

Dalam hal ini, Tuhan Yesus menjawab Yohanes dengan sabar, karena memang itulah yang harus terjadi, karena adalah kehendak Allah bagi Yesus untuk juga dibaptis sama seperti manusia lain yang menunjukkan pertobatan (ay. 15). Kita harus paham bahwa Tuhan Yesus datang di dunia ini dengan mengosongkan diri-Nya sendiri sekosong-kosongnya (Flp 2:7-8). Alkitab juga mengatakan bahwa dalam segala hal (ya, benar, dalam segala hal), Tuhan Yesus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, yaitu manusia pada umumnya (Ibr 2:17). Artinya sebagai manusia, Yesus benar-benar tidak mendapatkan keistimewaan dari Allah Bapa: Ia harus bertumbuh secara normal seperti manusia pada umumnya, (dalam hal ini bertumbuh secara normal dari bayi, kanak-kanak, remaja, hingga dewasa); Ia harus melalui tahapan seperti manusia lainnya yaitu belajar (termasuk belajar agama Yahudi (Luk 2:46)) dan bekerja sebagai tukang kayu (Mrk 6:3). Jika Tuhan Yesus tidak turun ke dunia menjadi manusia dan benar-benar menjadi manusia, maka Allah kita adalah Allah yang curang, karena Tuhan Yesus pasti menang melewati pergumulan. Akan tetapi karena Tuhan Yesus benar-benar menjadi 100% manusia, maka kemenangan Tuhan Yesus adalah sah. Ia telah mencapai kesempurnaan-Nya dan menjadi pokok/penggubah keselamatan bagi semua orang yang taat kepada-Nya (Ibr 5:9).

Dari penjelasan di atas nampak bahwa Yesus memang harus dibaptis oleh Yohanes. Ketika Yesus dibaptis (walaupun Ia sebenarnya tidak berdosa dan tidak perlu bertobat dari dosa), tetapi itu menunjukkan ketaatan kepada Allah Bapa terkait dengan proses yang harus ia jalani selama berinkarnasi menjadi manusia. Ketika Tuhan Yesus taat melakukan baptisan tersebut, maka langit terbuka dan Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, dan terdengar suara dari surga yang mengatakan: “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan” (ay. 16-17).

Alkitab menulis bahwa sejak saat itu, Tuhan Yesus masuk ke dalam level “berkenan kepada Allah”. Selama 30 tahun sebelumnya, Tuhan Yesus masih berjuang untuk hidup berkenan. Ia tumbuh secara natural dari bayi, kanak-kanak, hingga remaja. Ia pun bergumul dalam pencobaan-pencobaan hidup, dan apakah Ia bisa sungguh-sungguh berkenan kepada Allah. Ketika akhirnya Ia memutuskan untuk dibaptis, seluruh hidupnya bisa dikatakan berkenan di hadapan Allah. Level berkenan itu sebenarnya masih harus diperjuangkan karena Ia harus mencapai kesempurnaan supaya menjadi Juruselamat dan pokok keselamatan (Ibr 5:9). Tuhan Yesus harus bertobat artinya berubah dari level baik, berkenan, dan sempurna (Rm 12:2). Di sini Tuhan Yesus memberi teladan bahwa Tuhan Yesus juga berjuang untuk hidup berkenan kepada Allah hingga sempurna melalui kematian-Nya di atas kayu salib.

Tanggung jawab kita sebagai orang Kristen adalah untuk bisa meneladani Kristus (Yoh 13:15, 1 Ptr 2:21). Dalam hal ini, orang Kristen juga harus dibaptis dengan air sama seperti Tuhan Yesus juga telah dibaptis dengan air. Namun, kita tidak boleh berhenti sampai di sini. Kita harus berjuang untuk bisa hidup berkenan di hadapan Allah, bahkan hingga level sempurna. Apakah ini mustahil? Alkitab mengatakan bahwa bagi manusia memang mustahil, tetapi bagi Allah tidak ada yang mustahil. Di sini Tuhan Yesus memberi teladan yang lengkap bagi manusia untuk dapat sempurna seperti diri-Nya. Jadi, marilah kita bertobat dan memberi diri dibaptis sebagai tanda atau lambang pertobatan kita, supaya dari hal-hal kecil kita juga meneladani Yesus Kristus, Tuhan kita.



Bacaan Alkitab: Matius 3:13-17
3:13 Maka datanglah Yesus dari Galilea ke Yordan kepada Yohanes untuk dibaptis olehnya.
3:14 Tetapi Yohanes mencegah Dia, katanya: "Akulah yang perlu dibaptis oleh-Mu, dan Engkau yang datang kepadaku?"
3:15 Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: "Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah." Dan Yohanes pun menuruti-Nya.
3:16 Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya,
3:17 lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.