Rabu, 19 April 2017

Baptisan dalam Perjanjian Baru (Bagian 16): Simon, Tukang Sihir yang Dibaptis



Rabu, 19 April 2017
Bacaan Alkitab: Kisah Para Rasul 8:9-13
Simon sendiri juga menjadi percaya, dan sesudah dibaptis, ia senantiasa bersama-sama dengan Filipus, dan takjub ketika ia melihat tanda-tanda dan mujizat-mujizat besar yang terjadi. (Kis 8:13)


Baptisan dalam Perjanjian Baru (Bagian 16): Simon, Tukang Sihir yang Dibaptis


Kitab Kisah Para Rasul mencatat bahwa setelah terjadinya “baptisan massal” pada hari Pentakosta, kemudian terdapat beberapa orang yang tercatat dibaptis dalam Alkitab. Menariknya, salah satu orang yang dibaptis adalah Simon, seorang tukang sihir. Sejak lama, Simon telah melakukan sihir di suatu kota di Samaria, dan mentakjubkan rakyat Samaria (ay. 9a). Dalam hal ini, sudah sejak lama Simon melakukan sihirnya dan menjadikan dirinya sebagai orang yang penting (atau dianggap penting) di kota-kota Samaria (ay. 9b).

Kata sihir di ayat 9 dalam bahasa aslinya menggunakan kata mageuó (μαγεύω) yang berarti mempraktikkan ilmu sihir. Kata mageuó sendiri berasal dari kata dasar magos (μάγος) yang juga dapat diartikan sebagai ahli sihir/penyihir namun juga dapat berarti orang bijaksana, karena kata magos tersebut juga digunakan dalam frasa “orang majus” yaitu orang-orang bijaksana yang berasal dari daerah Babilonia atau Persia. Namun demikian, dari konteks ayat-ayat sebelumnya dan setelahnya, kita lebih melihat bahwa Simon adalah orang-orang yang memiliki “kelebihan” dalam hal supranatural.

Oleh karena itu hampir semua orang di daerah Samaria mengikuti Simon dan menganggap bahwa Simon adalah kuasa Allah yang  terkenal sebagai Kuasa Besar (ay. 10). Kuasa Besar ini menunjukkan bahwa Simon dianggap sebagai perwakilan kuasa Allah yang Maha Besar, atau mungkin juga perwakilan Dewa yang Terbesar. Orang Samaria mengikuti Simon karena ia mentakjubkan mereka dengan perbuatan sihirnya (ay.  11). Namun setelah hari Pentakosta, murid-murid Tuhan Yesus memberitakan Injil tentang Kerajaan Allah dan tentang nama Yesus Kristus, antara lain seperti yang dilakukan oleh Filipus (ay. 12a). Setelah rakyat Samaria mendengar pemberitaan Injil yang dilakukan oleh murid-murid, maka mereka pun bertobat dan mengaku percaya kepada Tuhan Yesus Kristus, dan mereka pun memberi diri mereka dibaptis (ay. 12b).

Simon sendiri, walaupun ia masih melakukan perbuatan-perbuatan sihir, ia pun juga menjadi percaya dan dibaptis (ay. 13a). Alkitab bahkan menulis bahwa Simon senantiasa bersama-sama dengan Filipus dan takjub melihat tanda-tanda dan mujizat-mujizat besar yang terjadi (ay. 13b). Dalam hal ini kita harus mengerti  bahwa perbuatan sihir ini tidak bicara tentang “penyembahan terhadap iblis atau setan”. Bisa jadi memang Simon memiliki “karunia khusus” yang diberikan Allah kepada-Nya, namun Simon tidak mengenal Jalan Kebenaran yang diajarkan oleh Yesus Kristus. Sehingga ia melakukan tanda-tanda heran di hadapan orang Samaria lebih kepada untuk membuat dirinya dianggap sebagai orang yang penting.

Dalam hal ini setelah mendengar pemberitaan Injil oleh Filipus, maka Simon pun menjadi percaya dan dibaptis. Namun di sini Alkitab tidak menulis bahwa Simon bertobat. Setelah dibaptis, Simon senantiasa mengikuti Filipus. Jika kita cukup cerdas untuk membaca pikiran Simon, sangat mungkin Simon ingin melihat bagaimana Filipus membuat tanda-tanda heran dan mujizat di dalam nama Yesus Kristus, dan sangat mungkin Simon ingin juga “menaikkan ilmunya” supaya semakin dipandang penting oleh orang Samaria.

Ini menunjukkan bahwa Simon sebenarnya tidak sungguh-sungguh percaya dan bertobat ketika ia dibaptis. Simon dibaptis hanya sebagai “syarat” belaka tanpa pemahaman yang benar mengenai arti baptisan. Jika kita mau jujur, cukup banyak orang Kristen yang dibaptis tanpa mereka sungguh-sungguh mengerti arti baptisan, seperti apa yang dilakukan oleh Simon. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk menguji diri kita sendiri, apakah kita sudah sungguh-sungguh bertobat dan percaya dengan benar kepada Allah melalui Tuhan Yesus Kristus? Ataukah selama ini kita hanya “bersembunyi” di balik baptisan padahal baptisan yang kita lakukan hanyalah rekayasa supaya kita terlihat sudah benar di hadapan manusia? Jika demikian, mari kita bertobat. Jangan hanya membuat diri kita terlihat benar di hadapan manusia, tetapi berjuanglah untuk membuat diri kita benar di hadapan Tuhan.



Bacaan Alkitab: Kisah Para Rasul 8:9-13
8:9 Seorang yang bernama Simon telah sejak dahulu melakukan sihir di kota itu dan mentakjubkan rakyat Samaria, serta berlagak seolah-olah ia seorang yang sangat penting.
8:10 Semua orang, besar kecil, mengikuti dia dan berkata: "Orang ini adalah kuasa Allah yang terkenal sebagai Kuasa Besar."
8:11 Dan mereka mengikutinya, karena sudah lama ia mentakjubkan mereka oleh perbuatan sihirnya.
8:12 Tetapi sekarang mereka percaya kepada Filipus yang memberitakan Injil tentang Kerajaan Allah dan tentang nama Yesus Kristus, dan mereka memberi diri mereka dibaptis, baik laki-laki maupun perempuan.
8:13 Simon sendiri juga menjadi percaya, dan sesudah dibaptis, ia senantiasa bersama-sama dengan Filipus, dan takjub ketika ia melihat tanda-tanda dan mujizat-mujizat besar yang terjadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.