Rabu, 29 Februari 2012

Bahayanya jika Tidak Ada Pemimpin


Jumat, 2 Maret 2012
Bacaan Alkitab: Hakim-Hakim 21:24-25
Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel; setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri.” (Hak 21:25)


Bahayanya jika Tidak Ada Pemimpin


Setelah bangsa Israel keluar dari Mesir di bawah pimpinan Musa dan masuk ke tanah Kanaan di bawah pimpinan Yosua, bangsa Israel mengalami keadaan yang memprihatinkan, terlebih ketika Yosua telah tiada. Bangsa Israel tidak memiliki pemimpin yang sanggup memimpin seperti Musa dan Yosua, sehingga mereka cenderung untuk bertindak sendiri-sendiri. Yang lebih memprihatinkan lagi adalah tidak adanya sosok yang mampu mengingatkan bangsa Israel untuk tetap setia beribadah kepada Tuhan, yang telah membawa mereka keluar dari tanah Mesir dan memberikan tanah Kanaan kepada mereka.

Namun, permasalahan utama bangsa Israel saat itu adalah bahwa masih ada bangsa-bangsa asli Kanaan yang tidak ditumpas seluruhnya oleh suku-suku Israel. Kita dapat melihat nama-nama bangsa asli Kanaan yang tidak ditumpas oleh suku-suku Israel dalam Hak 1:16-36. Bangsa-bangsa asli Kanaan itulah yang menjadi “duri dalam daging” bagi bangsa Israel, dan menyebabkan mereka mulai jatuh dalam penyembahan berhala, yaitu kepada dewa-dewa yang disembah bangsa-bangsa sekitarnya, termasuk bangsa-bangsa asli Kanaan yang tidak dihalau tersebut. Jika kita mau membaca seluruh kitab Hakim-Hakim, maka kita dapat menemukan begitu sering bangsa Israel jatuh dalam penyembahan berhala, bangsa lain menindas mereka, kemudian mereka berseru-seru kepada Tuhan, Tuhan mengutus hakim-hakim untuk memimpin bangsa Israel mengalahkan bangsa lain itu, namun setelah sang hakim mati, bangsa Israel kembali jatuh ke dalam penyembahan berhala. Begitu seterusnya hingga zaman hakim-hakim berakhir. Saya pun berpikir, apa sebab bangsa Israel begitu mudah jatuh ke dalam kesalahan yang sama?

Saya berpikir, jawabannya ada pada dua ayat terakhir dari kitab ini. Ternyata suku-suku Israel lebih mementingkan daerah kekuasaannya dan tidak mau bertindak sebagai satu kesatuan yaitu bangsa Israel (ay. 24). Kita dapat melihat bahwa setelah Yosua membagi-bagikan tanah Kanaan kepada suku-suku Israel, kedua belas suku Israel cenderung lebih mengutamakan kepentingan suku-suku mereka sendiri dan bersikap acuh kepada suku lainnya. Tidak adanya figur seperti Musa dan Yosua yang mampu menyatukan suku-suku Israel. Jika kita perhatikan dalam seluruh kitab Hakim-hakim, hampir semua hakim yang bangkit, hanya mampu menyatukan beberapa suku Israel saja. Bahkan sempat terjadi peperangan antara suku Benyamin dengan suku-suku lainnya yang mengakibatkan suku Benyamin nyaris punah (Hak 19:1-21:23).

Hal tersebut secara lebih jelas dinyatakan dalam ayat selanjutnya. Dikatakan bahwa pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel (ay. 25a). Sebetulnya yang bangsa Israel butuhkan bukan sosok raja secara kedudukan, tetapi sosok orang yang mampu bertindak seperti raja, yaitu orang yang memiliki kemampuan untuk menyatukan seluruh bangsa Israel. Inilah yang hilang di antara bangsa Israel sejak kematian Yosua. Apa yang terjadi, Alkitab dengan jelas menyatakan setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri (ay. 25b).

Apa yang dapat kita pelajari hari ini adalah bagaimana sekumpulan orang membutuhkan pemimpin yang dapat menyatukan orang-orang yang berada dalam kumpulan tersebut. Hal ini berlaku baik di pekerjaan, komunitas tempat tinggal kita, pemerintahan, maupun juga dalam pekerjaan Tuhan. Bagaimana dengan komunitas orang-orang percaya tempat kita beribadah, baik di Gereja maupun di persekutuan? Sudahkah kita bersyukur dan mendukung pemimpin-pemimpin kita di sana? Ataukah saat ini tidak ada sosok pemimpin yang mampu menyatukan komunitas orang-orang percaya kita? Bagian kita adalah mendukung pemimpin, dan jika memang Tuhan memberikan karunia kepada kita, barangkali Tuhan pun memilih kita untuk menjadi salah seorang pemimpin di komunitas kita itu. Yang penting adalah, seorang pemimpin yang benar haruslah memiliki visi yang dari Tuhan untuk dapat memimpin dengan baik. Oleh karena itu, marilah kita berdoa agar pemimpin-pemimpin kita benar-benar takut akan Tuhan dan bertindak sesuai dengan visi atau kehendak Tuhan, karena jika tidak ada visi dari Tuhan, maka rakyat akan bertindak sendiri-sendiri dan menjadi liar atau susah diatur (Ams 29:18).


Bacaan Alkitab: Hakim-Hakim 21:24-25
21:24 Pada waktu itu pergilah orang Israel dari sana, masing-masing menurut suku dan kaumnya; mereka masing-masing berangkat dari sana ke milik pusakanya.
21:25 Pada zaman itu tidak ada raja di antara orang Israel; setiap orang berbuat apa yang benar menurut pandangannya sendiri.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.