Senin, 06 Februari 2012

Cinta dan Benci


Rabu, 8 Februari 2012
Bacaan Alkitab: 2 Samuel 13:11-17
Kemudian timbullah kebencian yang sangat besar pada Amnon terhadap gadis itu, bahkan lebih besar benci yang dirasanya kepada gadis itu dari pada cinta yang dirasanya sebelumnya ...” (2 Sam 13:15)


Cinta dan Benci


Dalam kehidupan saat ini, banyak anak muda yang mudah mengatakan cinta kepada orang lain. Sayangnya, apa yang mereka ucapkan kebanyakan bukan berasal dari hati mereka. Banyak anak muda yang mengatakan cinta, tapi sesungguhnya yang mereka maksud bukanlah cinta, melainkan hanya persahabatan, atau justru sebaliknya, yang mereka maksud hanya nafsu belaka. Apa akibatnya? Banyak pasangan muda-mudi yang awalnya jatuh cinta, kemudian ketika akhirnya terjadi hal-hal yang tidak mengenakkan, akhirnya cinta tersebut berubah menjadi rasa benci. Bahkan, di beberapa kasus, rasa benci yang dialami itu justru menjadi luar biasa besar dibandingkan rasa cinta yang semula ada dalam hati mereka.

Alkitab juga memberi contoh bagaimana rasa cinta itu dapat berubah menjadi rasa benci dalam waktu yang sangat cepat. Dalam kitab 2 Samuel yang kita baca hari ini, dikatakan bahwa Amnon jatuh cinta kepada Tamar, yang tak lain adalah saudaranya sendiri karena mereka berdua adalah anak Daud, walaupun berbeda ibu (2 Sam 13:1). Dengan rencana yang jahat dari Yonadab, sahabat Amnon, akhirnya Amnon berhasil membuat Tamar masuk ke dalam kamar tidurnya, dan akhirnya Amnon berusaha untuk meniduri Tamar (ay. 11).

Apa yang terjadi selanjutnya? Di saat-saat itu Tamar pun masih berusaha untuk menyadarkan Amnon, dan berkata bahwa seandainya saja Amnon mau memiliki dirinya, Tamar menyarankan Amnon agar memintakan hal tersebut kepada Raja Daud, yang merupakan ayah mereka berdua (ay. 12-13). Ucapan Tamar tersebut juga dapat bermakna bahwa Tamar sama sekali tidak keberatan untuk dijadikan isteri oleh Amnon, asalkan dengan cara yang benar. Namun ternyata Amnon sudah tidak dapat lagi mengendalikan nafsunya dan sama sekali tidak mendengar apa yang disarankan Tamar. Karena Amnon jauh lebih kuat daripada Tamar, akhirnya Amnon pun berhasil memperkosa dan meniduri Tamar.

Secara logis, seharusnya Amnon senang dan bahagia karena ia telah berhasil tidur dengan Tamar, seorang wanita yang diidam-idamkannya selama ini. Tetapi Alkitab mengatakan bahwa setelah itu, timbul kebencian yang luar biasa dalam diri Amnon terhadap Tamar. Bahkan rasa benci itu jauh lebih besar daripada cinta yang sebelumnya ia rasakan (ay. 15). Bahkan, Amnon akhirnya menyuruh Tamar keluar, dan saat Tamar tidak mau keluar, Amnon memerintahkan orang untuk mengeluarkan Tamar dari kamarnya dan menguncinya di luar (ay. 16-17).

Apa yang terjadi pada Amnon sangat mungkin kita alami, terlebih pada orang-orang yang masih muda. Seseorang pernah berkata bahwa jatuh cinta itu adalah hal yang mudah, tetapi membangun cinta adalah hal yang sangat sulit. Cinta bisa datang tiba-tiba, namun jika itu tidak dibangun dengan dasar yang benar, sangat mudah bagi kebencian untuk datang menggantikan cinta itu. Cinta yang dimaksud bukan hanya cinta antara sepasang kekasih, tetapi juga cinta kita kepada Tuhan. Jika cinta atau kasih dari Tuhan adalah cinta dan kasih yang sesungguhnya, seringkali cinta kita kepada Tuhan hanyalah cinta yang semu. Itulah mengapa seseorang yang telah menjadi orang Kristen selama bertahun-tahun juga dapat meninggalkan imannya hanya karena posisi di kantor, atau karena pasangan hidup yang tidak seiman. Cinta harus memiliki dasar yang kuat dan juga dasar yang benar, sehingga cinta itu dapat tahan uji. Oleh sebab itu, saya mengajak kita semua hari ini merenungkan, apakah kita telah memberikan cinta yang tepat kepada orang-orang yang memang seharusnya kita cintai dan kasihi? Apakah cinta itu sudah kita bangun di atas dasar yang benar? Jika tidak, maka mungkin saja cinta tersebut dapat berubah menjadi benci ketika ada hal yang tidak sesuai dengan keinginan kita.


Bacaan Alkitab: 2 Samuel 13:11-17
13:11 Ketika gadis itu menghidangkannya kepadanya supaya ia makan, dipegangnyalah gadis itu dan berkata kepadanya: "Marilah tidur dengan aku, adikku."
13:12 Tetapi gadis itu berkata kepadanya: "Tidak kakakku, jangan perkosa aku, sebab orang tidak berlaku seperti itu di Israel. Janganlah berbuat noda seperti itu.
13:13 Dan aku, ke manakah kubawa kecemaranku? Dan engkau ini, engkau akan dianggap sebagai orang yang bebal di Israel. Oleh sebab itu, berbicaralah dengan raja, sebab ia tidak akan menolak memberikan aku kepadamu."
13:14 Tetapi Amnon tidak mau mendengarkan perkataannya, dan sebab ia lebih kuat dari padanya, diperkosanyalah dia, lalu tidur dengan dia.
13:15 Kemudian timbullah kebencian yang sangat besar pada Amnon terhadap gadis itu, bahkan lebih besar benci yang dirasanya kepada gadis itu dari pada cinta yang dirasanya sebelumnya. Lalu Amnon berkata kepadanya: "Bangunlah, enyahlah!"
13:16 Lalu berkatalah gadis itu kepadanya: "Tidak kakakku, sebab menyuruh aku pergi adalah lebih jahat dari pada apa yang telah kaulakukan kepadaku tadi." Tetapi Amnon tidak mau mendengarkan dia.
13:17 Dipanggilnya orang muda yang melayani dia, katanya: "Suruhlah perempuan ini pergi dari padaku dan kuncilah pintu di belakangnya."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.